Susui Bayi Penumpang yang Lapar, Aksi Pramugari Banjir Pujian

Seorang pramugari yang menyusui bayi penumpang yang lapar telah menyentuh hati warganet di media sosial.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Nov 2018, 15:04 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 15:04 WIB
Susui Bayi Penumpang yang Lapar, Aksi Pramugari Banjir Pujian
Doc: Facebook.com/shamille.santos

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pramugari dari Filipina yang menyusui bayi penumpang yang lapar telah menyentuh hati warganet di media sosial. Parisha Organo telah bekerja sebagai pramugari untuk Philippine Airlines selama 4 tahun.

Baru-baru ini ia berbagi kisah di akun Facebook-nya bagaimana ia memberikan susunya ke bayi penumpang yang lapar dalam penerbangan domestik. Ia berinisiatif melakukan hal tersebut karena ibu si bayi kehabisan susu formula.

Menurut foto yang ia unggah, peristiwa tersebut terjadi pada 7 November lalu. Saat itu, ia mendengar tangisan bayi yang membuatnya tergerak untuk membantu.

"Aku mendekati ibu si bayi dan bertanya apa semua baik-baik saja. Saya mencoba memberitahunya untuk memberi makan anaknya yang seperti lapar. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengatakan pada saya bahwa dia kehabisan susu formula," tulis wanita berusia 24 tahun yang juga ibu dari bayi berusia 9 bulan.

 

Organo tahu pasti bahwa tak ada susu formula di atas pesawat. Ia pun mencoba menawarkan memberikan ASI-nya. Setelah meminta izin dari administrator jalur penerbangan, ia menyampaikan hal tersebut pada ibu si bayi yang disetujui. Mereka kemudian menuju ke area pribadi di mana Organo dapat memberi makan bayi itu.

Melansir dari Nextshark, dalam posnya, Organo menunjukkan foto dirinya menyusui bayi penumpang. Ia juga mengedit foto untuk melindungi privasi dirinya dan si bayi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 

Respons Warganet

Ilustrasi Produksi Air Susu Ibu (ASI) (iStockphoto)
Ilustrasi Produksi Air Susu Ibu (ASI) (iStockphoto)

Fotonya itu telah dibagikan lebih dari 30 ribu kali. Banyak netizen memuji Organo atas kesediaannya untuk melampaui kewajibannya. Namun, ada juga segelintir netizen yang mengkritisi keputusan Organo karena terdapat risiko kesehatan terhadap bayi yang diberikan ASI dari perempuan lain.

Meski berbagi ASI telah menjadi praktik yang diterima di beberapa budaya, kebanyakan ahli memperingatkan dampak buruk praktik tersebut.

"Bahkan jika Anda memiliki teman baik yang ingin menyumbangkan ASI, Anda tak dapat menjamin bahwa itu bebas dari infeksi seperti HIV, karena ASI adalah cairan tubuh, sama seperti darah," ujar Ari Brown MD yang merupakan juru bicara untuk American Academy of Pediatrics.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya