Liputan6.com, Jakarta Hujan adalah salah satu fenomena alam yang sering kita rasakan. Hujan yang sering kita alami adalah hujan air, walaupun di beberapa tempat di dunia pernah mengalami hujan es. Fenomena ala mini tentu memberikan manfaat bagi setiap mahkluk hidup yang tinggal di bumi.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Hujan merupakan salah satu anugerah dari Tuhan untuk mahkluk ciptaan-Nya. Seperti diketahui bahwa air adalah sumber dari kehidupan. Hujan membutuhkan adanya lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es di atas permukaan bumi.
Hujan yang turun di bumi ialah sebuah proses kondensasai uap air di atmosfer yang berubah menjadi butiran air yang berat kemudian jatuh ke tanah. Hujan yang sering kita alami setelah bergantinya musim panas, tenyata memiliki beragam jenis-jenis hujan.
Jenis-jenis Hujan
Walaupun yang turun dari langit mendung berupa air, namun fenomena alam ini memiliki jenis-jenis hujan yang berbeda-beda. Dilansir Liputan6.com, Rabu (20/3/2019) hujan dikelompokkan menjadi 6 jenis-jenis hujan berdasarkan prosesnya yang bisa kamu kenali. Ke-6 jenis-jenis hujan berdasarkan proses terjadinya ialah sebagai berikut:
1. Hujan Siklonal
Jenis-jenis hujan yang pertama adalah hujan siklonal. Hujan ini biasanya terjadi di daerah yang dilewati garis khatulistiwa atau garis ekuator. Hujan siklonal terjadi akibat adanya udara yang panas, suhu lingkungan yang tinggi disertai dengan adanya angin yang berputar-putar.
Pertemuan antara angin pasat timur dan angin pasat tenggara yang treus naik, akan menggumpal di atas awan yang berada di garis khatulistiwa. Sampai pada titik jenuh, akan membentuk gumpalan awan mendung yang gelap lalu hujan turun dengan lebat.
2. Hujan Zenithal
Jenis-jenis hujan kedua adalah hujan Zenithal atau Senithal. Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan antara angin pasat tenggara dengan angin pasat timur. Hujan Zenithal umumnya terjadi di kawasan sekitar garis khatulistiwa. Pertemuan antara udara panas yang naik ke atmosfer lalu menyebabkan suhu pada sekitar awan akan turun secara perlahan.
Suhu udara yang terus turun ini menyebabkan terjadinya kondensasi secara berangsur-angsur lalu menciptakan awan yang mencapai titik jenuhnya, lalu hujan akan turun.
Advertisement
Jenis-jenis Hujan: Hujan Frontal dan Hujan Orografis
3. Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi akibat adanya dua massa udara yang berbeda yaitu massa udara panas dan massa udara dingin. Ketika dua massa udara ini bertemu, massa udara yang dingin lebih berat daripada massa udara yang panas. Sehingga menciptakan uap yang dibawa oleh massa udara dingin jatuh dengan deras.
Biasanya hujan frontal terjadi di kawasan yang berada pada letak astronomi lintang sedang. Jika hujan frontal terjadi di kawasan yang memiliki iklim tropis, tak heran jika kerap sampai hujan yang turun berupa es.
4. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah salah satu jenis-jenis hujan yang perjalanannya melewati pegunungan. Hujan ini terjadi akibat adanya angin yang mengandung uap air yang bergerak secara horizontal. Angin yang melewati pegunungan akan menyebabkan suhu angin menjadi dingin akibat adanya proses kondensasi.
Proses itu akan menciptakan bulir-bulir air yang mengendap dan akan menjadi hujan pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin tersebut. Sehingga pada sisi belakang belakang gunung tidak akan terjadi hujan.
Jenis-jenis Hujan: Hujan Muson dan Hujan Buatan
5. Hujan Muson (Hujan Musiman)
Hujan ini adalah hujan yang terjadi akibat adanya pergerakan semu tahunan matahari dengan garis balik utara dan garis balik selatan. Hujan ini bisa turun pada waktu-waktu tertentu. Di Indonesia, hujan muson dikenal pada saat musim penghujan sekita bulan Oktober sampai bulan April.
6. Hujan Buatan
Jenis-jenis hujan yaitu hujan buatan pasti sudah tidak asing lagi kamu dengar. Hujan buatan merupakan hujan yang terjadi adanya campur tangan manusia. Hujan buatan adalah hujan yang dimanipulasi. Manusia memanipulasi keadaan fisik pada atmosfer di suatu daerah. Lebih tepatnya, manusia memanfaatkan proses tumbukan dan penggabungan awan atau ice nucleation. Hujan yang turun biasanya lebih sedikit daripda hujan yang terjadi secara alami.
Advertisement
Jenis-jenis Hujan Berdasarkan Partikelnya
Selain jenis-jenis hujan diatas, hujan juga bisa dibedakan jenisnya berdasarkan ukuran partikelnya. Jenis-jenis hujan berdasarkan partikelnya ini dibedakan menjadi 5 macam, antara lain:
1. Hujan gerimis
Hujan ini memiliki ukuran dengan diameter sekitar kurang dari 0,5 mm.
2. Hujan Deras
Hujan yang menjatuhkan butiran airnya dengan ukuran partikelnya berdiameter kurang dari 7,0 mm.
3. Hujan Salju
Hujan ini menjatuhkan Kristal-kristal esnya pada suhu di bawah 0 derajat celcius.
4. Hujan Es
Hujan in memiliki partikel air dengan tingkat keasaman tinggi yang mengandung senyawa NO3 ataui H2S.
Demikian berbagai jenis-jenis hujan berdasarkan proses terjadinya dan jenis-jenis hujan yang berdasarkan ukuran partikelnya. Ternyata hujan yang turun di bumi bukanlah jenis hujan yang sama. Walaupun hujan turus dengan lebat dengan awan mendung yang gelap, hujan tetaplah anugerah dari Tuhan yang harus selalu disyukuri.