Patut Dicoba, 8 Tips Mudah Mengatasi Marah Saat Puasa

Jangan biarkan rasa emosi ini mengurangi pahala puasamu.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 10 Mei 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2019, 14:00 WIB
marah
Gaya marah seseorang juga bisa dilihat dari zodiaknya/copyright: pixabay.com/composito

Liputan6.com, Jakarta - Rasa marah memang lumrah dialami setiap individu ketika tengah mengalami berbagai kondisi. Rasa marah bahkan memiliki beberapa tujuan positif, seperti dapat membantumu untuk membela diri sendiri, mengurangi keadaan emosi negatif, dan membuatmu aman dari kejahatan.

Namun, bentuk emosi ini juga memiliki banyak dampak negatif juga. Contohnya bisa berpotensi merusak suatu hubungan sosial, hingga menimbulkan konflik.

Sangat sulit rasanya untuk menahan rasa marah, apalagi di bulan Ramadan ini. Selain mengurangi pahala puasa, rasa marah yang berlebihan bahkan bisa membatalkan puasamu. Bagi sebagian orang, menahan marah memang menjadi tantangan tersendiri.

Menahan rasa marah bahkan dirasa lebih sulit daripada menahan lapar dan haus. Merangkum dari WikiHow, Jumat (10/5/2019), berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk membantumu meredam rasa marah.

1. Perhatikan Sumber Emosi yang Sebenarnya

Akar dari rasa marahmu bisa berasal dari faktor internal atau eksternal. Faktor internal ini bisa berupa kegagalan yang dirasakan, perasaan ketidakadilan, dan rasa frustrasi.

Sedang, faktor eksternal bisa berupa perasaan kehilangan, ejekan, atau penghinaan. Secara tidak sadar, akan sangat mudah bagimu untuk marah pada orang lain sebagai bentuk penyaluran emosi.

Namun, hal tersebut bukanlah cara yang baik untuk mengekspresikan emosimu. Sebagai alternatif, cobalah beberapa hal berikut.

  • Tanyakan pada diri sendiri apa yang belakangan ini sering mengganggu pikiranmu dan apa dampak negatif yang ditimbulkan pada kehidupan sehari-hari.
  • Pikirkan mengapa kamu merasa perlu untuk menyalurkan amarahmu pada orang lain yang tidak ada hubungannya dengan masalahmu.
  • Tuliskan berbagai hal yang membuatmu marah ataau stres.
  • Cobalah untuk mengatasi berbagai hal pemicu stres tersebut secara terpisah, agar tidak menimbulkan masalah nantinya.
  • Minta maaflah pada seseorang yang terkena dampak dari emosimu, apalagi jika ia tidak ada sangkut pautnya pada masalahmu.

 

2. Lepaskan Rasa Dendam

1. Jangan Mengikuti Ego
Tetap sabar saat pasanganmu marah karena cemburu (Sumber foto: taurusmansecrets.com)

Menyimpan rasa dendam pada berbagai hal yang terjadi di masa lalu adalah alasan utama yang bisa menimbulkan emosi pada seseorang. Menyimpan rasa dendam itu sangat tidak sehat, dengan melepaskan rasa dendam kamu akan lebih mudah dalam menjalani hidup.

Untuk mengalihkan diri dari perasaan dendam, cobalah beberapa hal berikut.

  • Mengakui bahwa perasaan dendam tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang produktif.
  • Menyadari bahwa rasa dendam tersebut tidak akan bisa mengubah masa lalu.
  • Menerima kenyataan bahwa kamu tidak selalu bisa mengendalikan tindakan ataupun perasaan orang lain.
  • Maafkan tindakan orang yang telah menyakitimu, jika tidak bisa, maka lupakan kejadiannya. Jangan lupa juga untuk memaafkan dirimu sendiri.

3. Kembangkan Rasa Empati

Salah satu cara terbaik untuk menghindari rasa marah pada seseorang adalah dengan memahami latar belakang orang tersebut. Melalui pengenalan latar belakang tersebut kamu akan lebih bisa memahaminya.

Kamu juga akan mengetahui alasan mengapa ia bisa melakukan tindakan tertentu, dengan begitu kamu akan bisa berempati kepadanya. Untuk mengesampingkan perasaan marah atau jengkel, perbanyaklah rasa belas kasih.

4. Ingatlah LMKL Sebelum Kamu Berbicara

LMKL adalah singkatan dari "Lapar, Marah, Kesepian, dan Lelah." Hal ini adalah rekomendasi umum pada program 12 langkah untuk mengatakan pada diri sendiri untuk berhenti.

Sebelum kamu menyerang orang lain, ada baiknya kamu mengevaluasi diri sendiri terlebih dahulu apakah kamu merasakan berbagai hal tersebut. Sebagai contoh, jika rekanmu datang terlambat datang pada suatu acara, pikirkan dulu apa yang sedang kamu rasakan pada saat itu.

Sadari apakah kamu sedang merasa lapar, marah, kesepian, atau lelah. Setelah itu, pikirkan apakah faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi perasaanmu terhadap rekanmu itu. Cobalah untuk memakan sesuatu terlebih dahulu, tenangkan diri, barulah tanyakan padanya mengapa ia bisa datang terlambat.

5. Beristirahat Sejenak

Jika kamu merasa marah pada seseorang, berikan waktu istirahat pada dirimu sendiri. Hal tersebut dilakukan untuk menenangkan diri dan menghindarkanmu dari luapan emosi yang meledak-ledak.

Jika kamu sudah bisa mengendalikan diri dan mengatur perasaanmu terhadap orang yang membuatmu marah, maka kamu akan cenderung terhindar dari konflik.

 

6. Ambil Napas Dalam-dalam

Ilustrasi bernapas
Ilustrasi bernapas (sumber: Pixabay)

Mengambil napas dalam-dalam dapat membantumu menenangkan diri dan menghindari rasa marah berlebihan pada seseorang. Untuk mendapatkan manfaat dan potensi relaksasi, kamu bisa mengambil napas dari bagian perut.

Letakkan tanganmu pada bagian diafragma (diantara perut dan dada) dan tarik napas dalam-dalam hingga tanganmu ikut bergerak saat perutmu mulai mengembang. Lalu bernapaslah dengan perlahan-lahan.

Pertahankan fokusmu hingga kamu merasa sudah bisa mengendalikan emosi.

7. Arahkan Kemarahanmu Pada Hal Produktif

Alih-alih mengalihkan kemarahanmu pada orang lain dan bisa berdampak buruk, kamu bisa mengarahkan rasa marahmu pada aktivitas lain.

Kamu bisa menjadi produktif dengan membersihkan rumah, berolahraga, atau melakukan tugas yang sempat tertunda. Dengan begitu, kamu bisa menyalurkan emosimu sambil melakukan sesuatu yang produktif.

8. Bersabar dan Fokus Pada Ibadah

Jika saat berpuasa kamu berada dalam posisi sulit yang pada akhirnya membuatmu marah, cobalah untuk bersabar. Munculkan berbagai pikiran positif yang bisa membantumu meredakan sedikit rasa marah.

Yakinkan dirimu sendiri bahwa masalah ini akan segera berlalu dan kamu cukup kuat untuk bisa mengatasinya sendiri. Selain itu, kamu juga harus memahami bahwa rasa marah tersebut tidak akan berlangsung selamanya dan hanya perasaan sementara saja.

Pikirkan berbagai dampak buruk yang bisa saja terjadi jika kamu menuruti emosimu. Setelah kamu merasa tenang, kamu bisa memfokuskan diri pada ibadah dan berbagai amalan lain yang bisa kamu kerjakan.

Selain bisa mendapatkan ketenangan, kamu juga menjadi lebih bisa menahan diri saat beribadah. Jadikan peristiwa tersebut sebagai ujian yang bisa membuatmu lebih bersabar dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Niscaya, kamu akan bisa menemukan banyak hikmah di balik setiap cobaan.

Reporter:

Rahma Wulan Mei Anjaeni

Universitas Pendidikan Indonesia

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya