Liputan6.com, Makkah - Sekolah Indonesia Makkah (SIM) menggelar upacara HUT ke-74 Repulik Indonesia di basemen gedung sekolah tersebut, Minggu (25/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pelaksanaan upacara diundur ke 25 Agutus karena 17 Agustus bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji dan musim libur nasional Arab Saudi.
Mewakili Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Pelaksana Fungsi Konsuler-2 merangkap Kepala Kanselerai Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Dr Ahmad Syofian, dan Pelaksana Fungsi Pensosbud-2, Tubagus Nafia, menghadiri upacara yang diikuti sekitar sekitar 300 peserta lainya.
Â
Selanjutnya
Selain diikuti oleh para siswa, guru dan perwakilan dari komite sekolah, turut hadir pula sejumlah tokoh masyarakat Indonesia di Mekkah, antara lain Dr. Ahmad Fahmi, mantan guru Madrasah Salatiyah Makkah dan Ahmad Musyaddad, penerjemah Masjidil Haram seksi bahasa Indonesia.
Upacara diawali dengan pengibaran bendara Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) diiringi dengan lagu kebangsaan "Indonesia Raya", mengheningkan cipta, pembacaan teks Pancasila, pembacaan teks Pembukaan UUD'45, pembacaan teks Proklamasi, penyampaian amanah inspektur upacara, menyanyikan lagu nasional Hari Merdeka dan diakhiri dengan pembacaan doa.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Mengawali penyampaian amanah upacara, Dr. Ahmad Syofian yang bertindak sebagai inspektur upacara mengucapkan selamat kepada seluruh peserta karena masih bisa menyaksikan bangsa Indonesia tetap ada hingga saat ini.
"Esensi proklamasi 17 Agustus adalah bagaimana kita tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengisi kemerdekaan ini," ucap Syofian.
Â
Selanjutnya
Syofian juga mengingatkan peserta agar tidak sekedar memperingat HUT Kemerdekaan dengan upacara, melainkan mengambil nilai sejarah dengan merenungi pengorbanan para pahlawan dalam membebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah.
"Banyak negara yang sampai sekarang belum merdeka, seperti Palestina. Ada negara yang bubar seperti Yugoslavia dan Uni Soviet. Ada juga yang hancur porak-poranda seperti Suriah," sambung Syofian.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Meski tidak dilaksanakan seperti lazimnya di lapangan atau halaman sekolah, peringatan HUT RI ke-74 yang digelar SIM berlangsung cukup khidmat dengan segala keterbatasan.
Mengakhiri penyampaian amanahnya, Syofian mengingatkan agar SIM tidak sekedar menjadi media transfer of knowledge, melainkan juga transfer of character melalui keteladanan.
"Jadikan sekolah sebagai wahana pembentukan akhlak mulia," ucap Syofian.
Â
Selanjutnya
Suasana upacara kian hangat dengan kehadiran Eliyarni, seorang penulis buku yang turut menyemangati para siswa dan guru. Guru SMP asal Padang ini tengah berada di Makkah dalam rangka menunaikan ibadah haji.
Guru yang telah menulis beberapa buku ini menuturkan, sejak keberangkatannya ke Tanah Suci, dia sudah berniat menyumbangkan beberapa buah buku yang ia tulis ke SIM. Tujuan, kata dia, untuk menginspirasi para murid dan guru SIM dan memantik semangat mereka untuk menulis.
Advertisement