Kehilangan Indra Penciuman Jadi Gejala Baru Virus Corona, Begini Penjelasannya

Tanda ini bahkan dikatakan sebagai gejala awal jauh sebelum demam dan bantuk muncul.

oleh Camelia diperbarui 31 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi hidung (iStock)
Ilustrasi hidung (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Jika kamu secara mendadak merasa indra penciuman mulai berkurang, ada baiknya waspada. Kondisi ini diklaim bisa menjadi gejala awal seseorang terinfeksi Virus Corona atau COVID-19.

Tanda ini bahkan diklaim sebagai gejala awal bahkan jauh sebelum demam dan bantuk muncul.

Melansir dari Science Alert, Selasa (31/3/2020), diketahui bahwa sekiranya sepertiga pasien di Korea Selatan, China, dan Italia yang terinfeksi COVID-19 dikabarkan kehilangan penciumannya. Rupanya gejala ini dikenal juga sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengetesan telah lebih meluas, 30 persen pasien yang positif mengalami anosmia sebagai gejala utama pada kasus ringan," ujar Clare Hopkins presiden dari the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, serta professor Nirmal Kumar, presiden dari British Association of Otorhinolaryngology.

 

Tak tunjukkan gejala lain

Berhenti Menyalahkan Sinus, Coba Cek Hidung Anda!
Berhenti Menyalahkan Sinus, Coba Cek Hidung Anda!

Keduanya menerangkan lebih lanjut bahwa rupanya banyak pasien yang positif COVID-19 hanya menunjukkan gejala hilangnya penciuman serta perasa tanpa menunjukkan gejala lain yang lebih umum seperti demam tinggi dan batuk.

"Terdapat peningkatan jumlah laporan yang pesat terkait peningkatan signifikan jumlah pasien yang mengalami anosmia tanpa gejala lain," terangnya.

Tak terdeteksinya gejala umum lain seperti demam dan batuk. Pada kasus ini mungkin menyebabkan mereka tidak dites dan diisolasi. Secara langsung, hal ini membuat mereka menjadi penyebab COVID-19 yang membahayakan.

Usia muda

Tidur Nyenyak Saat Hidung Tersumbat
Hidung Tersumbat / Sumber: iStockphoto

Umumnya gejala ini pun terjadi pada pasien usia muda. Kumar mengungkap bahwa mereka mungkin hanya merasa kehilangan penciuman atau perasa dan tak menampilkan gejala yang lebih umum seperti demam tinggi atau batuk terus-menerus.

"Pada pasien usia muda, mereka tak mengalami gejala signifikan seperti batuk dan demam, namun mereka mungkin kehilangan penciuman dan perasa yang berarti virus ini bersarang di hidung," terang Professor Kumar.

Oleh karena itu, Kumar menyarakan seseorang yang mengalami hilangnya penciuman dan perasa ini untuk mengisolasi diri selama tujuh hari. Cara ini penting dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 secara lebih lanjut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya