Liputan6.com, Jakarta - Makan di luar rumah memang lumrah dilakukan setiap individu. Namun, di tengah pandemi Corona Covid-19, aktivitas tersebut sangat dihindari karena berisiko terinfeksi virus Corona.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan sebuah studi mengatakan bahwa seseorang yang makan di luar rumah berisiko tinggi terinfeksi virus Corona dibandingkan naik transportasi umum, atau potong rambut di salon.
Hal itu menjadi sorotan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), seperti dilansir dari laman Antara, Rabu, 16 September 2020.
Sejumlah peneliti menganalisis informasi dari 314 orang dewasa yang dites Covid-19 untuk keperluan studi tersebut. Ternyata, sekitar setengah dari peserta positif Covid-19, sisanya negatif.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasil Tes
Hasil tes tersebut terungkap bahwa mereka yang dites positif Covid-19 melaporkan dua kali lebih sering makan di restoran dalam 14 hari sebelum jatuh sakit. Berbeda dari mereka yang dites negatif.
Para peneliti mengecualikan orang yang memiliki kontak dengan pasien Covid-19. Mereka menemukan, partisipan yang positif hampir tiga kali lebih sering makan di restoran, dan hampir empat kali lebih sering pergi ke bar atau kopi.
Advertisement
Pakai Masker
Untuk mengurangi risiko tertular Covid-19, para pakar kesehatan merekomendasikan mengenakan masker saat tidak makan dan menjaga jarak 1,8 meter dari orang yang tidak tinggal bersama Anda.
Selain itu, mereka merekomendasikan duduk di luar jika memungkinkan, dan menelepon terlebih dahulu untuk menanyakan apakah semua staf di restoran mengenakan masker saat bekerja.
Sebelumnya juga sempat adanya anjuran untuk orang yang berusia 50 tahun agar tak makan di luar rumah. Utamanya mereka yang memiliki riwayat seperti penyakit jantung, diabetes, dan paru-paru, karena rentan tertular Covid-19.
"Saya menyarankan mereka yang berusia di atas 50 dan/atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya untuk menghindari makan keluar," kata mantan direktur klinis operasi untuk berbagai rumah sakit dan sistem kesehatan termasuk Rumah Sakit Presbyterian New York, Amit Malik, dilansir dari Insider.