Kenali Penyebab Ketindihan Saat Tidur dan Cara Mengatasinya

Hampir semua orang pernah merasakan ketindihan ketika sedang tidur. Nah, kondisi tersebut bahaya atau tidak ya?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 18:00 WIB
Tidur
Ilustrasi tidur (iStockphoto/g-stockstudio)

Liputan6.com, Jakarta - Sleep paralysis atau ketindihan saat tidur adalah keadaan di mana Anda ingin bangun dari tidur tapi tidak dapat bergerak dan berbicara. Hal itu bisa terjadi selama satu hingga dua menit.

Ada yang mengira keadaan tersebut hanyalah bagian dari mimpi buruk. Namun di saat seperti itu, Anda berada dalam keadaan sadar. Bagi orang Indonesia, keadaan tersebut biasa dikenal dengan istilah 'ketindihan'.

Melansir dari Bright Side, Senin (11/1/2021), sebanyak 7,6% individu pernah mengalami kondisi ketindihan saat tidur. Kondisi ini biasanya sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan tidur atau narkolepsi. Namun, bisa saja kondisi tersebut dialami individu yang tidak mempunyai masalah gangguan tidur.

Jika sering mengalami kondisi tersebut, hal yang paling utama yakni memperbaiki pola tidur, seperti tidur di jam yang sama tiap malam, hindari kafein sebelum tidur dan lingkungan tidur yang nyaman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kehilangan Kendali pada Tubuh

Gambar Ilustrasi Wanita yang Mengalami Insomnia / Kesulitan Tidur di Malam Hari
Sumber: Freepik

Seseorang yang mengalami ketindihan saat tidur akan merasakan seperti ada sesuatu yang sangat berat menimpa tubuhnya. Sehingga tubuh kesulitan untuk bergerak, bahkan berbicara.

Kondisi tersebut kadang juga disertai halusinasi yang membuat keadaan menjadi buruk dan menakutkan.

Sekeras apapun Anda berusaha untuk bangun, namun usaha tersebut tetap gagal. Akan tetapi, setelah satu atau dua menit berlalu, tubuh Anda akan kembali bergerak. Kondisi tersebut juga bisa berlangsung selama beberapa detik. Setiap orang yang mengalaminya memiliki rentang waktu yang berbeda.

 

Mengalami Halusinasi dan Mimpi Buruk

Ilustrasi Tidur
Ternyata, jam bangun seseorang bisa mengungkapkan kepribadiannya. (Foto: Unsplash)

Pada sebagian individu, gejala utama terjadinya ketindihan saat tidur adalah mimpi buruk dan halusinasi. Mimpi tersebut berbeda dengan mimpi yang dirasakan ketika tidur. Saat tubuh mengalami sleep paralysis, biasanya orang akan halusinasi dengan melihat sosok bayangan atau suara-suara yang menyeramkan.

Keadaan tersebut membuat seseorang menjadi panik dan hilang kendali. Hal itu membuat Anda akan mengalami perasaan cemas karena tubuh yang tidak bisa bergerak atau berteriak.

Menurut legenda dari seluruh dunia, sleep paralysis digambarkan sebagai kondisi ketika tubuh mengalami kerasukan atau ada sosok gaib yang 'menduduki' tubuh seseorang.

Ternyata fenomena tersebut sudah ada sejak zaman Renaisans. Seniman asal Swiss bernama Henry Fuseli membuat sebuah lukisan yang menggambarkan fenomena sleep paralysis. Dalam lukisan tersebut, ia menampilkan sosok setan yang sedang menduduki dada seorang wanita.

Kondisi Terjadinya Ketindihan Saat Tidur

ilustrasi tidur cepat menaikkanberat badan/pexels
ilustrasi tidur cepat menaikkanberat badan/pexels

Saat seseorang tertidur, tubuhnya akan mengalami rapid eye movement. Otak akan mengirimkan perintah ke otot untuk membuat tubuh menjadi rileks dan kita akan memasuki keadaan atonia. Atonia merupakan keadaan untuk mencegah otot menimbulkan gerakan yang berlebihan. 

Ketindihan saat tidur terjadi ketika tubuh mengalami masalah, saat kita sudah bangun tapi otot dalam tubuh gagal keluar dari atonia.

Ada beberapa kemungkinan saat terjadinya halusinasi ketika mengalami sleep paralysis. Salah satunya yaitu bagian otak yang bertanggung jawab pada rasa takut dan emosi sangat aktif. Jadi, otak tersebut membuat bayangan dan suara yang menyeramkan.

Faktor Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi Tidur
Ilustrasi tidur. (Bola.com/Pixabay)

Para ilmuwan mengidentifikasi beberapa keadaan yang dapat meningkatkan risiko sleep paralysis, antara lain:

  1. Memiliki pola tidur yang buruk dan gangguan tidur, seperti insomnia, kurang tidur, dan narkolepsi. Sleep paralysis biasanya sering terjadi pada para pekerja shift.
  2. Tidur dalam posisi telentang ternyata menjadi faktor utama terjadinya sleep paralysis. Hal itu terjadi karena adanya tekanan pada paru-paru.
  3. Adanya faktor genetika yang mewarisi gangguan sleep paralysis.
  4. Kondisi mental yang sedang buruk dan memiliki gangguan kesehatan mental, seperti PTSD, trauma, dan gangguan kecemasan lainnya.

Kondisi sleep paralysis tidak memiliki pengobatan khusus. Tetapi para dokter menyarankan untuk menerapkan kebiasaan tidur yang lebih sehat, seperti:

  1. Mengatur waktu tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya.
  2. Hindari mengonsumsi kafein atau zat lain sebelum tidur.
  3. Hindari posisi tidur telentang atau tengkurap.
  4. Simpan barang elektronik jauh dari tempat tidur.

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya