Mengenal Apa Itu Bipolar Beserta Penyebab dan Gejalanya

Bipolar terdiri dari tiga jenis yaitu gangguan bipolar I, bipolar II dan cyclothymia.

oleh Camelia diperbarui 30 Mar 2022, 19:32 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 18:29 WIB
Ilustrasi bipolar
Ilustrasi Bipolar (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 30 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bipolar Sedunia. Peringatan Hari Bipolar Sedunia seolah menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia tentang gangguan kesehatan mental. 

Dilansir dari Mayoclinic, Rabu (30/3/2022), gangguan bipolar atau bipolar disorder sendiri adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim yang mencakup emosi tertinggi (mania atau hipomania) hingga terendah (depresi).

Ketika Anda depresi, Anda mungkin merasa sedih atau putus asa dan kehilangan minat serta kesenangan dalam sebagian besar aktivitas. Ketika suasana hati Anda berubah menjadi mania atau hipomania (tidak terlalu ekstrem dibandingkan mania), Anda mungkin merasa euforia, penuh energi, atau sangat mudah tersinggung.

Perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan Anda untuk berpikir jernih.

Meskipun gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup, Anda dapat mengelola perubahan suasana hati dan gejala lainnya dengan mengikuti perawatan. Dalam kebanyakan kasus, gangguan bipolar diobati dengan obat-obatan dan konseling psikologis (psikoterapi).

Bipolar terdiri dari tiga jenis yaitu gangguan bipolar I, bipolar II dan cyclothymia. Dilansir dari Healthline, berikut penjelasan lengkap dengan gejalanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bipolar I

Ilustrasi Bipolar
Ilustrasi bipolar (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Bipolar I didefinisikan oleh munculnya setidaknya satu episode manik. Anda mungkin mengalami episode hipomanik, yang lebih ringan daripada episode manik, atau episode depresi berat sebelum dan sesudah episode manik. Jenis gangguan bipolar ini mempengaruhi orang-orang dari semua jenis kelamin secara setara.

Gejalanya Anda mengalami gejala yang mempengaruhi aktivitas  sehari-hari, gejala yang tidak berhubungan dengan kondisi medis atau kesehatan mental lain, Anda juga bisa mengalami gejala psikosis, atau mania dan depresi. Gejala-gejala ini dapat lebih berdampak pada hidup Anda. Jika Anda memilikinya, sebaiknya hubungi dukungan profesional sesegera mungkin.

Bipolar II

Ilustrasi Bipolar
Ilustrasi bipolar (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Orang dengan bipolar II mengalami satu episode depresi mayor yang berlangsung setidaknya 2 minggu. Mereka juga memiliki setidaknya 1 episode hipomanik yang berlangsung sekitar 4 hari. Menurut studi di tahun 2017, jenis gangguan bipolar ini mungkin lebih sering terjadi pada wanita.

Cyclothymia

Bipolar (Image by Ryan McGuire from Pixabay)
Bipolar (Image by Ryan McGuire from Pixabay)

Orang dengan cyclothymia memiliki episode hipomania dan depresi. Episode ini melibatkan gejala yang lebih pendek dan kurang parah daripada mania dan depresi yang disebabkan oleh gangguan bipolar I atau bipolar II. Kebanyakan orang dengan kondisi ini hanya tidak mengalami gejala mood selama 1 atau 2 bulan pada suatu waktu.

Cara Mengatasi Bipolar

Obat Bipolar (Image by Reggi Tirtakusumah from Pixabay)
Obat Bipolar (Image by Reggi Tirtakusumah from Pixabay)

Dilansir dari Mayoclinic, jika Anda didiagnosis memiliki gangguan bipolar, ada beberapa strategi yang dapat membantu mencegah gejala kecil menjadi parah. Hal pertama ialah perhatikan tanda-tandanya. Semakin cepat diketahui akan semakin baik, pasalnya mengatasi gejala sejak dini dapat mencegah periode bipolar Anda menjadi lebih buruk.

Hubungi dokter jika Anda merasa sedang mengalami gejala-gejala depresi atau mania. Anda juga bisa melibatkan atau meminta bantuan anggota keluarga atau teman dalam mengawasi tanda-tanda kemunculannya.

Selanjutnya hindari obat-obatan dan alkohol. Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan dapat memperburuk gejala Anda dan membuatnya lebih mungkin untuk kembali.

Kemudian Anda dapat mengonsumsi obat yang telah diberikan dokter dan usahakan agar tak melewatkannya. Menghentikan pengobatan atau mengurangi dosis dapat menyebabkan efek atau gejala Anda dapat memburuk atau dapat kambuh kembali.

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya