Liputan6.com, Jakarta Saat ini siswa-siswi baru pada tingkat, SMP, SMA, dan SMK sedang menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau yang disebut MPLS. Kegiatan MPLS tentunya berupa pengenalan lingkungan sekolah serta program-program, metode belajar, sarana prasarana, konsep pengenalan diri serta pembinaan awal terhadap kultur sekolah.
Baca Juga
Advertisement
MPLS diisi dengan berbagai kegiatan salah satunya ialah membuat yel-yel kelompok. Yel-yel sendiri adalah sorakan para pelajar untuk memberikan dorongan semangat. Membuat yel-yel bisa menjadi hal yang gampang-gampang susah. Berikut ini adalah deretan ide atau inspirasi yel-yel MPLS dirangkum dari berbagai sumber:
Yel-Yel Lagu Anak GembalaÂ
Kami adalah kelompok, selalu semangat tidak kenal lelah
Karena kami kelompok terbaik, tak pernah lelah dan pantang menyerah
La la la, la la la la. La la la, la la la la la la
Kami selalu siap dan kuat hadapi semua tantangan berat
Karena kami kelompok satu, punya tim solid dan juga hebat
La la la, la la la la. La la la, la la la la la la
Â
Yel-Yel Lagu Balonku
Kelompokku paling hebat
Pintar-pintar anaknya
Kelompokku nomor satu
Kelompok satu namanya
Â
Yel-Yel Lagu Anak Kambing Saya
Mana dimana kelompok paling keren
Kelompok paling keren adalah kelompok kami
Mana dimana kelompok paling kompak
Kelompok paling kompak adalah kelompok kami
Â
Yel-Yel Lagu Garuda di Dadaku
Kelompok satu, di dadaku
Kelompok satu, kebanggaanku
Ku yakin kelompok satu paling keren
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Itu MPLS di Dunia Sekolah Serta Tujuan Pelaksanaannya
Sebagian besar dari kita tentu sudah tak asing dengan istilah MOS atau Masa Orientasi Sekolah. MOS merupakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah serta peraturan-peraturannya kepada siswa baru.Â
Namun sejak tahun ajaran 2018/2019 istilah MOS sudah diganti dengan istilah baru yaitu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau yang disebut MPLS. Sebenarnya apa itu MPLS? MPLS adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
Kegiatan MPLS tentunya berupa pengenalan lingkungan sekolah serta program-program, metode belajar, sarana prasarana, konsep pengenalan diri serta pembinaan awal terhadap kultur sekolah.
Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS telah disesuaikan dengan Permendikbud nomor 18 tahun 2016. Dikutip dari laman wikipedia, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) juga menjadi sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para peserta didik baru.
Masa orientasi memang lazim dijumpai di tingkat SMP dan SMA. Hampir seluruh sekolah negeri maupun swasta menggunakan cara itu untuk mengenalkan seluk beluk sekolah pada peserta didik baru. Sementara pada perguruan tinggi, kegiatan serupa dikenal dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (disingkat Ospek).
MPLS dijadikan sebagai ajang untuk melatih ketahanan mental, disiplin, dan mempererat tali persaudaraan. MPLS juga sering dipakai sebagai sarana perkenalan siswa terhadap lingkungan baru di sekolah tersebut.
Baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, senior, guru, hingga karyawan lainnya di sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan yang ada dan rutin dilaksanakan di lingkungan sekolah.
Pada kebanyakan sekolah, biasanya MPLS sepenuhnya dilaksanakan oleh kelompok siswa yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan guru sebagai pihak pengawas, asisten dan pemantau kegiatan selama MPLS berlangsung. Namun di sekolah tertentu, terkadang MPLS hanya dilaksanakan oleh pihak guru dan kepala sekolah saja, baik dengan atau tanpa bantuan keterlibatan kelompok OSIS.
Advertisement
Pelaksanaan MPLS
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mengeluarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 yang berisi tentang tata cara pelaksanaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
Aturan tersebut dikeluarkan untuk menghilangkan stigma negatif tentang pelaksanaan masa orientasi siswa yang terjadi saat ini. Di dalam Permendikbud tersebut, tidak boleh lagi diadakan kegiatan yang berisi atau menjurus kepada perploncoan atau kegiatan lain yang merugikan peserta didik baru. Selanjutnya, yang bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan ini adalah Kepala Sekolah.
Apabila ditemukan pelanggaran-pelanggaran, maka sanksi yang diberikan mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan pada Satuan Pendidikan dan peraturan perundang-undangan lainnya. Bahkan, apabila pelanggaran sangatlah berat, Kepala Sekolah terancam dicopot dan siswa yang melakukan di-drop out dari sekolah.