Gejala dan Penyebab Dependent Personality Disorder, Gangguan Kepribadian yang Mengancam Generasi Muda

Seseorang yang mengalami Dependent Personality Disorder, sering kesulitan dalam membuat keputusan sehari-hari jika tidak ada nasihat dan saran dari orang lain.

oleh Gilar Ramdhani pada 06 Okt 2022, 11:50 WIB
Diperbarui 06 Okt 2022, 11:30 WIB
Dependent Personality Disorder, Gangguan Kepribadian yang Patut Diwaspadai Milenial
Seorang wanita sedang depresi dan duduk di dekat jendela. (Shutterstock/StockUnit)

Liputan6.com, Jakarta Pada dasarnya, manusia membutuhkan orang lain untuk dapat melanjutkan hidup. Hal-hal seperti berkomunikasi dengan teman, belajar dengan guru, sampai menyalurkan hobi diri sendiri masih membutuhkan bantuan dari orang lain, dan beragam hal lainnya. 

Namun, jika kebutuhan bergantung dengan orang lain itu sudah berlebihan, bahkan sampai membuat munculnya rasa panik dan cemas saat tidak lagi mendapatkan tolong dengan orang lain, maka tandanya kamu mengalami Dependant Personality Disorder (DPD) atau gangguan kepribadian dependen.

Apa itu gangguan kepribadian dependen? 

Dikutip dari verywellmind.com, ini merupakan jenis gangguan kepribadian yang membuat seseorang menjadi mudah cemas. Dimana tidak stabilnya kondisi kesehatan mental, yang membuat seseorang terlalu bergantung pada orang lain. Baik untuk kebutuhan fisik dan maupun emosional.  

Orang yang mengalami DPD, sering mengalami kesulitan dalam membuat keputusan sehari-hari jika tidak ada nasihat dan saran dari orang lain. Mereka cenderung lebih pasif dan membiarkan orang lain yang mengambil inisiatif untuk memikul tanggung jawab dalam kehidupan mereka.

The American Psychiatric Association mencatat bahwa kondisi ini ditandai dengan pola perilaku yang membutuhkan, melekat, dan tunduk ke orang lain. Dimana kondisi tersebut membuat mereka tidak terbiasa untuk mandiri. 

Dalam artikel ini akan dijelaskan apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana cara mengatasi gangguan kepribadian dependen. Buat kamu yang penasaran apakah termasuk yang sedang mengalami gejala ini dan ingin mengatasinya, simak ulasan berikut ini.

Gejala Dependant Personality Disorder

Berikut beberapa gejalanya menurut seorang psikolog, Aimee Daramus, PsyD, seperti dilansir dari verywellmind.com: 

  • Menjadi tidak nyaman saat sendirian
  • Memiliki ketakutan besar akan ditinggalkan
  • Merasa tidak mampu menangani tanggung jawab
  • Membutuhkan banyak nasihat, jaminan, dan dukungan emosional
  • Mengalami kesulitan dalam membuat keputusan secara mandiri, seperti memilih menu makanan dan pakaian yang dipakai
  • Menjadi lebih nyaman ketika orang lain yang bertanggung jawab dan membuat keputusan
  • Menjadi terlalu sensitif terhadap kritik atau ketidaksetujuan orang lain
  • Tidak dapat berselisih dengan siapa pun karena takut kehilangan persetujuan mereka
  • Merasa tidak berdaya dan putus asa ketika hubungan berakhir
  • Enggan untuk mencoba sesuatu yang baru atau menantang
  • Kurang percaya diri dan memiliki pandangan pesimis 

Gejala-gejala gangguan kepribadian dependen biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau memasuki usia awal dewasa, seringkali sebelum usia 30 tahun.

Penyebab Dependant Personality Disorder

Faktor yang menjadi penyebab pasti terjadinya gangguan ini memang belum diketahui. Dengan alasan, tergantung latar masalah seseorang yang sedang atau yang pernah mengalaminya. Namun secara umum, gangguan tersebut disebabkan karena beberapa hal, yaitu: 

1. Hubungan yang kasar

Orang-orang yang pernah berada dalam hubungan yang kasar mungkin memiliki risiko lebih besar terkena gangguan kepribadian dependen. Terdapat sebuah studi tahun 2017 yang mencatat bahwa orang dengan kondisi ini mungkin lebih cenderung berada dalam hubungan tidak sehat yang melibatkan kekerasan fisik dan perselingkuhan. 

2. Pengalaman menyakitkan masa kanak-kanak 

Mengalami pengalaman menyakitkan yang mengancam jiwa saat masa anak-anak, seperti diabaikan sebagai seorang anak, pelecehan anak baik fisik, seksual, atau mental dapat berkontribusi pada risiko munculnya gangguan kepribadian dependen. 

3. Bawaan atau genetik

Faktor genetik juga dapat berperan dalam mengembangkan gangguan ini. Memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian dependen atau gangguan kecemasan yang lain dapat meningkatkan peluang untuk mengalami kondisi ini. 

Ciri-ciri kepribadian gangguan yang sering diturunkan dari faktor genetik berupa rendahnya keramahan dan toleransi akan suatu hal. 

4. Praktik Budaya 

Praktik sosial, agama, dan budaya tertentu ada yang menekankan kepatuhan dan ketergantungan pada otoritas tertentu. 

Namun perlu diingat, rasa terlalu ketergantungan dengan seseorang tidak dapat disamakan dengan kesopanan dan kepasifan seseorang, itu merupakan dua hal yang berbeda. 

Setelah membaca gejala dan penyebab dari gangguan kepribadian dependen lalu ternyata ada hal yang ternyata juga kamu alami, dr. Daramus juga membagikan beberapa strategi untuk mengatasi gangguan tersebut, berikut langkah yang dapat kamu coba.

Langkah untuk Mengatasinya

1. Mulai melakukan sesuatu sendiri

Cobalah secara perlahan mulai melakukan sesuatu dengan sendiri. Tidak usah yang berat, mulai dari hal yang mudah saja, seperti berbelanja dan makan di restoran sendiri. 

2. Lakukan beberapa aktivitas fisik

Ini akan sangat membantu saat mulai mendorong diri agar lebih banyak melakukan aktivitas olahraga sendiri akan membuat kamu belajar untuk melewati batas kemampuan fisik dan mental. Yang membuat kamu akan merasa lebih kuat dan lebih mampu. 

3. Belajar untuk mempercayai diri sendiri

Walaupun berat, tentu hal ini harus mulai dilakukan demi kebaikan kesehatan mental kalian. Coba untuk mulai mendengarkan pikiran, perasaan, dan naluri dari diri sendiri. 

Sebelum menanyakan pendapat ke orang lain mengenai suatu keputusan, coba untuk belajar membuat keputusan sendiri terlebih dahulu. Dengan mempercayai naluri dan kemampuan yang dimiliki. 

 

Penulis: Akbar Gilang Muhammad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya