Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun terakhir teknologi telah merambah banyak sektor. Mau tidak mau, orang-orang pun mulai mengikuti zaman dengan mulai memperhatikan berbagai jenis teknologi di sekitar.
Salah satu teknologi terpenting saat ini tentunya adalah gawai, seperti smartphone/ponsel pintar, laptop, dan tablet. Gawai sudah dikenal tidak hanya oleh orang-orang dewasa, tetapi juga oleh lansia dan anak-anak.
Sebenarnya, gawai memiliki banyak sekali manfaat. Namun kerap kali fungsinya digunakan secara asal dan berlebihan. Misalnya oleh anak-anak kecil.
Advertisement
Saat ini, banyak anak kecil yang lebih mengutamakan bermain gawai dibanding aktifitas-aktifitas lain. Termasuk melupakan belajar atau bersosial secara langsung dengan teman-tema sebaya. Anak-anak kini lebih memilih bermain gim atau menonton YouTube dan TikTok di gawai mereka.
Gawai memang memiliki sifat yang adiktif untuk semua kalangan. Ini karena gawai sendiri sangat mudah dan nyaman digunakan. Sudah tidak aneh bila melihat ada anak kecil, bahkan balita, yang sudah bisa menggunakan gawai.
Dilansir dari Klikdokter, Senin (15/10/2020), padahal waktu terbaik untuk baru membiarkan gawai kepada anak adalah sat sudah berumur 14 tahun ke atas. Hal ini disampaikan oleh Dr. Kathleen Clarke-Pearson, dokter spesialis anak yang juga anggota American Academy of Pediatrics (APP).
Disebutkan juga bahwa pemberian ponsel untuk anak di bawah usia 12 tahun terbukti berdampak buruk.Â
Lalu apa saja sih hal-hal buruk yang bisa menimpa anak saat bebas bermain gawai? Apa ada cara-cara untuk menghentikan ketergantungan itu? Berikut Liputan6 telah rangkum untuk para orangtua di rumah.
Baca Juga
Â
Dampak Buruk
1. Tidak Mengerti Kehidupan Sosial
Bermain gawai sejak kecil membuat anak kurang mampu bersosialisasi. Namun yang perlu diketahui adalah kurangya sosialisasi dapat membuat anak menjadi tidak peka. Penilaian emosional anak berkurang sehingga menjadi tidak peka.
Lalu, anak juga akan tumbuh menjadi orang yang memiliki masalah kepercayaan diri.
2. Merusak Otak
Dilansir dari National Center for Health Research, Senin (17/10/2022), sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018, mengungkapkan bahwa otak anak menyerap radiasi 2-3 kali lebih banyak dibanding otak orang dewasa. Hal itu karena otak mereka masih kecil, serta memiliki kulit dan jaringan yang lebih tipis. Hal ini tentu dapat merusak otak anak-anak.Â
Lalu dari Health Matters, bahkan ada sebuah studi dari National Institutes of Health (NIH) pada tahun 2018, yang menyatakan bahwa anak yang bermain gawai selama lebih dari 2 jam sehari mendapat skor rendah pada tes berpikir dan bahasa.
3. Lebih Lambat
Lalu, dengan mengenal gawai anak-anak akan merasa asing dengan mainan non-elektronik. Daya imajinasi dan kreativitas anak pun akan lambat.
Â
Advertisement
4. Tumor
Dilansir dari National Center for Health Research, sebuah artikel yang dipublikasikan pada tahun 2014, yang mengulas studi tentang anak-anak dan penggunaan ponsel, menemukan bahwa semakin muda anak mengenal ponsel, semakin besar risiko kanker otak dan tumor otak.
5. Merusak Tubuh
Dilansir dari AA, Deniz Unay, seorang ahli Turki, berpendapat bahwa teknologi berkaitan dengan risiko obesitas pada anak-anak. Hal ini karena kurangnya pergerakan dan tumbuhnya kebiasaan melakukan hal sambil duduk tersu-menerus.Â
"Kebiasaan bermain game anak-anak di tablet dan komputer berdampak negatif pada tingkat aktivitas fisik mereka. Anak-anak menyimpan energi mereka di dalam daripada menghabiskannya di luar," jelasnya.
Lalu, dilansir CBC, gawai juga dapat mempengaruhi postur tubuh anak.
Anak-anak dan orang dewasa cenderung dalam posisi 'maju' saat di depan gawai. Bagi anak-anak, hal ini membuat otot-otot mereka menopang beban yang lebih besar dibanding berat seharusnya, sehingga dapat menyebabkan ketegangan pada leher.
6. Merusak Mata
Ini adalah dampak yang paling diketahui masyarakat umum. Dr. Fiona Soong, seorang dokter mata yang telah berpengalaman klinis hampir dua dekade di Eyes on Sheppard Optometric Clinic di Toronto mengatakan bahwa “Orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan memiliki penglihatan yang lebih baik"
Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk mencegah anak memiliki ketergantungan kepada gawai sejak dini.Â
1. Pembatasan Waktu
Batasi waktu pengunaan anak memakai gawai. Jangan sampai sang buah hati merasa bebas dalam memegang gawai di kehidupan sehari-hari.
2. Kreatf
Seringkali, anak-anak akan mengamuk saat gawai diambil dari tangan mereka. Maka dari itu, setia orangtua harus berpikir kreatif. Ajak anak ke luar ruangan, seperti mengajak mereka bermain permainan tradisional, berkebun, atau berolahraga.
Ingat, jangan jadikan gawai sebagai alat "pengontrol" kemarahan anak.
3. Contoh
Hal terakhir yang bisa dilakukan orangtua adalah menjadi contoh untuk anak itu sendiri. Bila anak kesulitan diminta beraktifitas seperti berolahaga atau membaca buku, maka orangtua harus mau memulainya terlebih dulu.Â
Seperti yang kita ketahui, anak-anak sering mengikuti kelakuan-kelakuan yang mereka lihat.Â
Advertisement