Liputan6.com, Jakarta - Ketika seseorang sedang jauh dari kampung halaman dan pergi untuk waktu yang lama, tentu rasa rindu seringkali datang menyergap.
Perasaan ini kerap juga dikenal sebagai homesick, yakni 'kangen rumah'. Homesick ini tidak hanya ditujukan kepada rumah yang ditempati, tetapi juga kepada orang-orang dan suasana yang menyertainya.
Homesick kerap membuat seseorang berpikiran bahwa dirinya lemah dan cengeng karena dianggap tidak bisa jauh dari orang tua atau keluarga akibat harus merantau.
Advertisement
Tetapi dibalik anggapan ini, homesick memiliki penjelasan ilmiah yang berkaitan dengan mekanisme bertahan hidup manusia.
Melansir dari Metropole, Senin (24/10/2022), homesick merupakan rasa sakit karena menjalin ikatan dengan rumah yang menjadi kepastian dari kelangsungan hidup.
Perasaan itu berakar dari awal evolusi spesies manusia ketika nenek moyang kita tidak memiliki pertahanan alami. Dengan demikian, untuk mempertahankan dirinya, dibentuklah kelompok soisal yang berkesinambungan untuk saling berguna dan bertahan hidup.
Meskipun ancaman kehidupan manusia masa kini tidak seekstrim seperti apa yang dulu dihadapi oleh para nenek moyang, hal-hal praktis yang mengintimidasi dan mengancam rasa aman menjadi pemicu dari reaksi stres manusia.
Masalah umum seperti dihadapkannya norma-norma dan budaya baru menyebabkan gejala psikologis dan fisiologis. Pikiran ini menyergap dengan rasa rindu rumah yang sudah familiar dan diliputi perasaan aman.
Tetapi tidak perlu khawatir, berikut cara menghadapi rasa homesick bagi kamu yang sedang merantau dan jauh dari rumah:
1. Lakukan Panggilan Via Telepon dengan Orang Rumah
Teknologi canggih saat ini yang memungkinkan untuk melakukan video call dapat membantu mengobati rasa rindu kepada orang rumah.
Secara rutin mengobrol dan berbincang dapat membantu seseorang untuk tetap keep in touch dan mengurangi perasaan homesick yang melanda.
Dengan menyeimbangkan kesibukan diri dan menjaga hubungan, pelan tapi pasti seseorang dapat mengurangi perasaan homesick dan memiliki hubungan baik dengan perasaan tersebut.
Dengan keseimbangan, relasi dengan orang lain juga tetap dapat terjalin tanpa harus terlalu terikat dengan rumah dan perasaan ingin pulang.
Advertisement
2. Cari Dukungan dari Orang Lain
Ketahui bahwa ketika perasaan homesick juga dirasakan oleh orang lain baik di kantor, sekolah, maupun tempat umum.
Bagi mahasiswa, mencari teman yang juga merasakan hal serupa dapat mengobati rasa sendirian. Mahasiswa lain juga mungkin merasakan ketakutan dan ketidakpastian yang sama.
Berbicara dengan orang lain yang mengalami hal serupa dapat membuat koneksi emosional terjalin dan mendorong penyesuaian diri dengan rutinitas baru, lingkungan baru, dan orang-orang baru.
Mencari dukungan dari orang lain akan mengalihkan perasaan rindu yang berat dan menjalin pertemanan dengan orang-orang yang memiliki kesamaan.
3. Menyibukkan Diri
Perasaan rindu dapat datang ketika seseorang sedang berdiam diri dan tidak terdapat aktivitas yang mendistraksi perasaan homesick.
Melakukan banyak kegiatan dapat mengalihkan perasaan homesick yang datang karena tidak ada waktu untuk memikirkan seseuatu yang tidak berkaitan dengan kesibukannya.
Banyak cara untuk tetap membuat diri sibuk. Bagi mahasiswa, tentu belajar dan berorganisasi seringkali menjadi cara untuk mengalihkan pikiran sembari meningkatkan produktivitas.
Begitu pula dengan mereka yang sudah memiliki pekerjaan, mencari kesibukan lain seperti volunteer atau mencoba hobi baru kerap dapat dilakukan.
Advertisement
4. Menjangkau Teman di Lingkungan Baru
Baik bekerja maupun kuliah menawarkan banyak kesempatan untuk terlibat, bertemu orang-orang, dan menjalin pertemanan.
Menjalin pertemanan dapat membantu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan membuat seseorang mengurangi rasa rindu dengan rumah.
Berteman mengharuskan seseorang untuk mengambil inisiatif dan menempatkan diri di luar sana. Tetap berpikiran terbuka, menjadi diri sendiri, dan ajukan pertanyaan yang tulus untuk memulai percakapan dapat menjadi salah satu cara mudah untuk memulai pertemanan.
5. Kenali Jika Perasaan Rindu Wajar
Rindu dengan rumah dapat terjadi karena berada di lokasi baru, beradaptasi dengan budaya baru, atau memulai rutinitas baru. Hal ini bisa termasuk merindukan keluarga, teman, dan bahkan hewan peliharaan.
Mengutip dari Prospect, perubahan-perubahan baru dapat membuat seseorang merasa cemas. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan tidur atau merasa kesepian. Perasaan sedih juga kerap muncul dan sulit untuk merasa bahagia ketika jauh dari rumah.
Tetapi, ketahui bahwa perasaan ini wajar dan setiap orang mengalami homesick yang berbeda-beda.
Tidak perlu membandingkan diri dan memaksakan diri untuk menghilangkan perasaan rindu karena hal tersebut akan menjadi pemicu homesick yang datang terus menerus.
Advertisement
6. Olahraga
Ketika seseorang memiliki banyak waktu luang dan tidak memiliki kesibukan untuk menjauhi homesick, maka olahraga dapat menjadi pilihan menarik. Dengan berolahraga, pikiran akan lebih positif dan tubuh akan menjadi lebih bugar.
Mengutip Healthline, berolahraga dapat meningkatkan kadar serotonin, dopamin, dan norepinefrin di otak yang membantu meningkat neurotransmitter dan pada akhirnya membuat pikiran sehat secara mental.
Olahraga juga dapat dilakukan bersama dengan teman untuk mengurangi perasaan kesepian sekaligus menjalin koneksi. Dengan berolahraga, distraksi dapat dilakukan secara sehat tanpa perlu memaksa perasaan homesick untuk hilang.
7. Berikan Waktu pada Diri Sendiri untuk Terbiasa
Mengikuti serangkain kegiatan aktif kerap membantu meringankan homesick.
Tidak perlu terburu-buru untuk menghilangkan homesick, pahami bahwa menetap dalam runitisan baru dan merasa nyaman di lingkungan baru membutuhkan beberapa waktu. Hal ini akan membuat pikiran dan perasaan lebih tenang dan aman.
Mengutip dari Best Colleges, rasa homesick bisa berlangsung mulai dari tiga minggu hingga lebih dari satu tahun. Karena itu, tidak ada solusi cepat untuk mengatasi kerinduan akan rumah. Dibutuhkan beberapa waktu dan kesabaran untuk terbiasa dan hal tersebut adalah wajar.
Periode transisi, seperti kembali ke sekolah setelah istirahat atau liburan, dapat menyebabkan perasaan itu kembali. Tetapi, seiring berjalannya waktu, memahami dan memberikan waktu dapat menyesuaikan diri sendiri untuk semakin terbiasa.Â
Advertisement