Fakta-Fakta Puting pada Pria yang Dianggap Tidak Ada Manfaatnya

Puting pria kerap dianggap sebagai hiasan tubuh semata. Pasalnya, ternyata memiliki manfaat yang penting juga dibanding wanita. Simak artikelnya!

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 04 Nov 2022, 17:15 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi Pria Telanjang Dada (sumber: freepik)
Ilustrasi Pria Telanjang Dada (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Bagi wanita mungkin sudah jelas fungsi puting adalah untuk menyalurkan cairan ASI yang akan dikonsumsi oleh bayi. Namun, apakah kalian pernah berpikir fungsi puting bagi pria? Mengapa pria memiliki puting walaupun tidak menyusui?

Menurut Direktur Pusat Anatomi di Sekolah Kedokteran Icahn, Jeffrey Laitman, dilansir Mens Health pada Jumat (4/10/2022), puting sudah berkembang di dalam rahim sebelum embrio menentukan jenis kelaminnya.

Perbedaan fungsional antara puting wanita dan pria tidak dimulai saat pubertas, dimana individu tumbuh setelah melahirkan dan di sanalah hormon mulai berperan.

Pada masa pubertas, jaringan payudara anak perempuan mulai berkembang untuk menyusui. Sedangkan puting anak laki-laki, tidak berkembang dan akan tetap seperti itu.

Walaupun beberapa pria kemungkinan jaringan payudaranya akan berkembang selama masa pubertas, jika mereka menderita ginekomastia, yang mana suatu kondisi di mana jaringan payudara pria berkembang secara berlebihan.

Pada intinya, meskipun puting pria tidak digunakan untuk menyusui, namun sebenarnya ada kegunaanya juga. Salah satunya berfungsi sebagai zona sensitif seksual, yang mana dapat membantu meningkatkan gairah saat berhubungan seks.


Rangsangan Seksual

Ilustrasi hubungan seks
Ilustrasi hubungan seks. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Menurut Dr. Laitman, puting bukanlah struktur yang tidak berguna pada pria. Hal tersebut ada karena sangat sensitif pada kebanyakan individu.

“Zona erotis dalam diri kita sangat penting. Jadi, puting dipertahankan karena merupakan daerah sensitif yang mana penuh dengan saraf-saraf perangsang,” tambahnya.

Hal tersebut juga dibuktikan lewat penelitian pada Journal Sexual of Medicine. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan rangsangan di puting payudara bisa meningkatkan gairah seksual seseorang atau tidak.

Peneliti melakukan survei terhadap 301 partisipan yang terdiri dari 148 pria dan 153 wanita. Rata-rata, mereka berusia 18 hingga 22 tahun dan pernah melakukan aktivitas seksual.

Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 80 persen wanita terangsang ketika area puting mereka distimulasi. Lalu, sebanyak 59,1 persen peserta pria juga mengaku libidonya meningkat ketika ada rangsangan di bagian putingnya.


Ginekomastia

Ilustrasi Pria Obesitas (sumber: freepik)
Ilustrasi Pria Obesitas (sumber: freepik)

Di sela fungsi puting pria sebagai area rangsangan seksual, ternyata pria juga bisa memiliki gangguan yang terjadi pada jaringan payudara.

Melansir dari Cleveland Clinic, ginekomastia atau gynecomastia adalah kondisi umum yang menyebabkan pembesaran jaringan payudara pria karena ketidakseimbangan hormon testosterone dan estrogen.

Tubuh pria biasanya menghasilkan sejumlah kecil estrogen, hormon yang mengontrol pertumbuhan payudara. Lantas, jika tubuh pria memproduksi terlalu banyak estrogen atau memiliki testosteron rendah, maka payudaranya bisa membesar.

Terkadang orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas mengalami pembesaran payudara karena jaringan lemak berlebih. Kondisi ini dikenal sebagai pseudoginekomastia.

Ginekomastia dapat dilihat dari pertumbuhan sebesar kancing di bawah puting atau sebagai benjolan payudara.

Benjolan dapat bergerak dengan mudah di dalam jaringan payudara dan mungkin lembut untuk disentuh. Biasanya benjolan payudara ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara.


Siapa yang Berpotensi Menderita Ginekomastia?

anak laki-laki/unsplash ben white
anak laki-laki/unsplash ben white

Ginekomastia mempengaruhi antara 50 sampai 65 persen anak laki-laki dan pria di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat pada laki-laki dari segala usia, tetapi biasanya terjadi selama periode bayi baru lahir, pubertas, dan dewasa yang lebih tua.

  • Kelahiran

Lebih dari sebagian bayi laki-laki yang baru lahir memiliki payudara yang membesar, atau kuncup payudara. Kondisi ini disebabkan oleh kadar estrogen sang ibu. Payudara yang membesar biasanya akan hilang dalam beberapa minggu.

  • Pubertas

Lebih dari sebagan remaja laki-laki memiliki beberapa tingkat pembesaran payudara. Hormon yang berfluktuasi, termasuk penurunan testosteron dan lonjakan estrogen, menyebabkan jaringan payudara tumbuh.

Kondisi ini akan hilang saat kadar hormon keluar, dimana sebuah proses yang membutuhkan waktu sekitar enam bulan hingga dua tahun untuk menyelesaikannya.

  • Dewasa

Pembesaran payudara lebih sering terjadi pada pria di atas 50 tahun. Seiring bertambahnya usia, tubuh pria memproduksi lebih sedikit testosteron. Mereka mungkin juga memiliki lebih banyak lemak tubuh, yang merangsang produksi estrogen dan pertumbuhan jaringan payudara.

Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya