FIFA Gandeng Calm, Dukung Kesehatan Mental Pemain yang Ikuti Piala Dunia 2022

Selain menjalani pemeriksaan kesehatan fisik, pemain sepak bola turut mendapatkan pemeriksaan kesehatan mental sebelum bertanding di Piala Dunia 2022.

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 08 Des 2022, 18:15 WIB
Diterbitkan 08 Des 2022, 18:15 WIB
Lucas Fernandes Akhiri Piala Dunia 2022 Qatar Lebih Cepat
Bek timnas Prancis, Lucas Hernandez meninggalkan lapangan setelah cedera pada penyisihan Grup D Piala Dunia 2022 kontra Australia di Al Janoub Stadium, Rabu (23/11/2022) dini hari WIB. Lucas Hernandez jadi tumbal kemenangan Prancis saat melawan Australia. (AP Photo/Thanassis Stavrakis)

Liputan6.com, Jakarta - Selain menjalani pemeriksaan kesehatan secara fisik, para pemain sepak bola turut mendapatkan pemeriksaan kesehatan mental sebelum bertanding dalam turnamen Piala Dunia 2022 ini.

Pada awal November lalu, FIFA mengumumkan mereka melakukan kolaborasi bersama Calm, sebuah aplikasi kesehatan yang menjadi produk dari Piala Dunia 2022, Piala Dunia Wanita 2023, dan FIFAe Nations Cup 2023.

Calm merupakan sebuah aplikasi kesehatan untuk membantu tidur, meditasi, dan relaksasi. Bersama FIFA, aplikasi ini menjadi produk dengan nama Official Mindfulness and Meditation Product, khususnya untuk pertandingan Piala Dunia 2022.

Keduanya menghadirkan tool yang dapat mendukung kesehatan mental kepada komunitas sepak bola global menjelang pertandingan Piala Dunia. Sebagai salah satu bentuk dari kolaborasi, setiap pemain, pelatih, dan staf pelatihan yang berpartisipasi dalam pertandingan akan menerima langganan gratis dari aplikasi tersebut.

Langganan gratis dari aplikasi ini ditujukan untuk membantu mereka mempersiapkan diri untuk pertandingan. Akses ini juga didapatkan oleh para tenaga kerja FIFA dan sukarelawan yang mendukung dan memfasilitasi acara sepak bola internasional ini.

Tidak hanya itu, para penonton Piala Dunia Qatar 2022 juga bisa menikmati diskon 50 persen dari aplikasi Calm yang disediakan oleh FIFA.

Mengutip situs FIFA (8/12/2022), Direktur Medis FIFA Andrew Massey, mengungkapkan bahwa kesehatan mental dan fisik hal yang sama-sama penting dalam kesejahteraan seseorang. Perawatan untuk keduanya pun wajib menjadi bagian integral dalam perawatan keluarga sepak bola.

"Sebagai komunitas olahraga, kami perlu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk kesehatan mental. Kesehatan mental pesepak bola di semua level permainan akan selalu menjadi prioritas utama FIFA, seperti yang bisa dilihat dengan kolaborasi ini," Andrew Massey menambahkan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aplikasi Calm

FIFA x Calm
FIFA x Calm (FIFA.com)

Secara global, Calm telah membantu banyak member-nya untuk meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Termasuk memperbaiki kualitas tidur hingga meringankan stres yang mereka alami.

Studi mengenai para pengguna aplikasi ini membuktikan keefektifan konten dari Calm. Sekitar 84 persen memiliki kondisi mental yang lebih baik, 81 persen pengguna menjadi lebih sedikit stres. Selain itu, sekitar 73 persen pengguna memiliki kualitas tidur yang lebih baik.

Selain memberikan penawaran berlangganan, Calm dan FIFA juga berkolaborasi dalam menciptakan konten mindfulness untuk membantu anggota komunitas sepak bola menemukan ketenangan mereka.

Calm akan menampilkan serangkaian webinar edukatif dan sesi pembelajaran online yang ditujukan untuk komunitas sepak bola. Aplikasi ini juga mengundang setiap profesional yang sudah pernah memperjuangkan kesehatan mental mereka untuk menjadi bagian kolaborasi.

 


Survei Sebut Kesehatan Mental Pesepak Bola Mengkhawatirkan

Foto: 5 Center Bek Liga Inggris yang Lagi Tumbang Akibat Cedera
Terdapat sejumlah pemain penting di klub Liga Inggris harus menepi karena cedera. Beberapa pemain di antaranya berposisi sebagai bek tengah. Salah satunya bek anyar Chelsea yaitu Wesley Fofana. (AP Photo/Ian Walton)

Salah satu hal yang menjadi perhatian utama organisasi perwakilan pesepak bola profesional dunia atau FIFPRO, adalah untuk meningkatkan kesadaran akan memperjuangkan kesehatan mental yang dihadapi oleh para pesepak bola dalam permainan saat ini.

Sangat penting untuk mendiagnosis masalah kesehatan mental lalu menanganinya dengan benar dengan komitmen dan perawatan yang sama seperti cedera fisik.

Karier sebagai pemain sepak bola termasuk sebagai karier yang memiliki tekanan tinggi dan menjadi sasaran pengawasan publik dan media secara konstan. Hal ini pun kemudian menyebabkan pemain mengalami berbagai gejala kesehatan yang buruk.

Dilansir situs FIFPRO, studi yang mereka jalankan di 2015 mengungkapkan sekitar 38 persen pemain sepak bola aktif pernah mengalami gejala depresi. Salah satunya karena kurangnya dukungan yang dirasakan di dalam industri tersebut.


Faktor Gangguan Kesehatan Mental di Industri Sepak Bola

Neymar Alami Cedera saat Lawan Serbia
Penyerang Brasil, Neymar memegang pergelangan kakinya setelah cedera saat melawan Serbia pada matchday 1 Grup G Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail Iconic, Jumat (25/11/2022) dini hari WIB. Dilansir dari Mirror, bintang PSG itu dilanggar sebanyak sembilan kali sepanjang laga dan membuatnya tumbang. (Laurent Gillieron/Keystone via AP)

Setiap masalah kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor yang berbeda tergantung dari bidang industrinya. Secara umum, ada banyak penyebab yang memberi tekanan pada kesehatan mental seseorang, seperti trauma psikologis atau keadaan hidup yang tidak memuaskan.

Berdasarkan situs FIFPRO, terdapat beberapa faktor yang memicu masalah kesehatan mental di dalam industri sepak bola. 

Pertama adalah cedera parah. Pesepak bola profesional yang mengalami kondisi cedera parah selama kariernya akan lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental. Cedera parah juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental setelah pemain pensiun dari kariernya.

Selanjutnya, hubungan pemain dengan pelatih dan rekan satu tim. Pemain sepak bola yang memiliki hubungan yang buruk dengan pelatih dan pemain satu tim lainnya, dilaporkan lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan mental.

Pemain juga dapat mengalami depresi saat mereka merasa tidak puas dengan kariernya. Selain itu, tidak jarang pekerjaan dan jam kerja yang dimiliki pemain juga dapat memicu gangguan tersebut.

Hal ini menjadi keluhan mereka setelah menyelesaikan kariernya sebagai pesepak bola, bahwa pemain yang lebih sering menderita cedera fisik lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental.

Infografis Jadwal 8 Besar Piala Dunia 2022 Qatar, Babak Perempat Final
Infografis Jadwal 8 Besar Piala Dunia 2022 Qatar, Babak Perempat Final (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya