4 Hal tentang Szymon Marciniak, Orang Polandia Pertama yang Jadi Wasit Final Piala Dunia 2022

Liputan6.com, Jakarta - Wasit asal Polandia, Szymon Marciniak, akan membuat sejarah sebagai orang pertama dari negaranya yang memimpin final Piala Dunia 2022.

Di babak final Piala Dunia 2022, Marciniak akan mengawasi pertandingan Prancis vs Argentina di Stadion Lusail, Qatar pada Minggu malam waktu Indonesia (18/12)

FIFA mengonfirmasi bahwa Szymon Marciniak akan dibantu oleh rekan senegaranya, Paweł Sokolnicki dan Tomasz Listkiewicz, untuk pertandingan yang sangat dinanti-nantikan ini.

Sebelumnya, Marciniak memimpin kemenangan Prancis di babak penyisihan grup atas Denmark dan kekalahan Argentina di babak 16 besar atas Australia.

Pada kedua pertandingan ini, dia memberi total lima kartu kuning, tidak ada kartu merah, dan tidak ada penalti secara total di dua laga pada Piala Dunia Qatar 2022 tersebut.

Memiliki pengalaman luas di Liga Champions UEFA, pria 41 tahun ini juga memimpin kemenangan semifinal leg pertama Liverpool atas Villarreal musim lalu.

Ketua wasit FIFA, Pierluigi Collina, memilih Szymon Marciniak untuk memimpin pertandingan pamungkas.

Sementara itu, ofisial keempat adalah Ismail Elfath dari Amerika Serikat, dan di VAR sendiri pun akan ada Tomasz Kwiatkowski dari Polandia.

Mengutip Sporting News pada Jumat (16/12), wasit ini memiliki cara menarik untuk menenangkan emosinya sebelum pertandingan dilakukan.

Untuk mengelola emosinya, Szymon Marciniak mengaku bahwa dia bermain musik di ruang ganti sebelum pertandingan mulai. Hal ini pun telah dilakukannya selama kariernya menjadi seorang wasit.

Lahir di Kota Plock, Szymon Marciniak memulai jalannya sebagai wasit pada usia 21. Namun, kala itu dia masih bermain sebagai pemain klub Wisla Plock. 

Ironisnya, dia dikenal sebagai pembuat onar karena suka mengeluh dan mengecam wasit setelah mendapatkan kartu merah dalam sebuah pertandingan.

Sejak saat itu, dia pun memutuskan untuk menjadi wasit setelah satu argumen dengan seorang ofisial.

Dalam pengambilan keputusan, dia mengaku bahwa menjadi mantan pemain turut membantunya.

"Menjadi mantan pemain tentu saja membantu. Saya adalah seorang pemimpin, bermain di lini tengah, dan merupakan pemain yang gila, jujur saja. Jika Anda bertanya kepada saya bertahun-tahun yang lalu apakah saya ingin menjadi wasit, saya akan menjawab 'Sama sekali tidak'," katanya.

Szymon Marciniak kemudian menyampaikan bahwa menjadi mantan pembuat onar berguna sebagai penunjang untuk menenangkan pemain di lapangan.

"Ini membantu saya mengetahui apa yang harus saya katakan atau lakukan dalam beberapa situasi --- terkadang saya tidak melakukan apa pun karena saya tahu rasa frustrasi pemain bisa begitu tinggi, lebih baik tidak mengatakan apa pun dan kemudian setelah beberapa saat membuat lelucon atau mengatakan sesuatu yang lucu," ujar Marciniak.

Lahir pada 7 Januari 1981, Marciniak resmi terdaftar sebagai wasit berlisensi FIFA pada tahun 2013. Awalnya, dia memulai kariernya di liga papan atas Polandia pada 2009.

Penggemar liga Eropa mungkin sudah tak asing dengan wujud Marciniak. Marciniak telah memimpin pertandingan di seluruh dunia dan bahkan bertanggung jawab atas kekalahan 1-0 Liverpool dari Atletico Madrid pada tahun 2020.

Namun, para penggemar Liverpool kurang terkesan dengan penampilannya dan turun ke media sosial setelah pertandingan untuk mengkritiknya.  

Mengutip Daily Mail UK, para suporter Liverpool melampiaskan rasa frustrasi mereka atas serangkaian panggilan yang dibuat oleh Marciniak -- termasuk keputusannya untuk memberikan kartu kuning kepada Joe Gomez karena pelanggaran terhadap striker Atletico, Alvaro Morata.

Atas keputusan Marciniak, tak jarang dia mendapatkan cercaan dan makian di media sosial.

Marciniak juga memimpin laga menegangkan 3-3 barcelona vs Inter di Camp Nou dan kekalahan Porto 2-1 dari Atletico Madrid yang membuat Los Rojiblancos tersingkir dari Eropa.

Dalam laga tersebut, Marciniak tak segan mengeluarkan Mehdi Taremi dalam pertandingan karena melakukan diving.

Penampilan Marciniak di Piala Dunia telah menghasilkan tingkat kartu kuning dan merah yang lebih rendah daripada pertandingannya di kompetisi lain.

Di Piala Dunia sebelumnya, pada 2018, Marciniak bahkan tidak memberikan kartu apa pun di pertandingan pertama dari dua pertandingan yang dia wasit, ketika Argentina bermain imbang 1-1 dengan Islandia.

Sementara itu, dalam pertandingan berikutnya, kemenangan 2-1 Jerman atas Swedia, Marciniak memberikan kartu kuning kedua kepada Jerome Boateng setelah tantangan yang terlambat di menit ke-82.

Mengutip Sporting News, di edisi 2018, Marciniak memberikan lima kartu kuning dalam dua pertandinan dan belum memberikan satu pun penalti atau kartu merah.

Di sisi lain, Marciniak rata-rata mendapat sekitar empat kartu kuning dalam satu pertandingan di Liga Champions dan Liga Eropa dan meningkat menjadi sekitar lima kartu kuning dalam kualifikasi Piala Dunia dan pertandingan UEFA Nations League.