Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang yang bisa menyenangkan orang-orang di sekitarnya memang baik. Anda mungkin akan menganggap orang-orang yang mengatakan "ya" pada apapun, seperti menawarkan bantuan sebagai orang yang ramah, baik hati, dan peduli. Mungkin memang benar, tapi hati-hati jika kondisi ini berdampak pada Anda menjadi seorang people pleaser.
Apalagi jika sebenarnya Anda ingin mengatakan "tidak," tapi yang terucap justru "iya" sehingga teman-teman Anda sendiri tidak mengetahui apa yang dirasakan sesungguhnya.
Baca Juga
Seorang people pleaser adalah individu yang cenderung memprioritaskan keinginan dan kebutuhan orang lain di atas keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Sayangnya, seiring dengan ketidakmampuan untuk mengatakan "tidak," ada bahaya yang mungkin akan dirasakan.
Advertisement
Termasuk kesehatan mental diri sendiri, seperti perasaan tidak cukup baik, ketidakmampuan untuk membentuk hubungan dengan orang lain, rendah diri, stres, dan kecemasan. Selain itu, juga dapat meningkatkan kemungkinan dimanfaatkan oleh orang lain, ketakutan akan penolakan atau kegagalan, hingga kehilangan identitas.
Apakah Anda sering bertemu dengan orang-orang people pleaser atau Anda sendiri mungkin menjadi salah satunya? Jika iya, penting sekali untuk menyadari dampak merugikan yang bisa saja terjadi. Seperti misalnya dapat merusak kepercayaan orang-orang di sekitar mereka.
Dihimpun dari YourTango, Sabtu (1/7/2023), terlepas dari sikap baik seseorang pada orang lain, tapi ketidakkonsistenan antara niat dan aksi yang mereka lakukan pada akhirnya dapat merusak kepercayaan hingga hubungan Anda.
Oleh karenanya, terkadang Anda jangan langsung memercayai pertemanan dan ucapan orang-orang people pleaser dengan beberapa alasan berikut ini. Meskipun begitu, bukan berarti Anda harus membenci mereka, ya.
1. Setuju terhadap sesuatu padahal sebenarnya tidak
Salah satu kekurangan dari people pleaser adalah mereka tidak bisa mengatakan "tidak" saat berhadapan dengan pertemanan.
Nah, sayangnya hal ini tidak pernah diketahui secara pasti karena mereka pandai menutupi pikiran, perasaan, dan pendapat mereka yang sebenarnya. Namun, seringnya mereka sering memotong komunikasi dan percakapan dua arah.
Tidak hanya itu, Anda mungkin juga menemukan bahwa people pleaser suka tidak menindaklanjuti atau mengingkari persetujuan Anda. Hal inilah yang menyebabkan mereka sukar dipercaya.
2. Suka memberi bantuan, tetapi tidak punya cukup waktu
Namanya sebuah hubungan pertemanan jadi sangat wajar jika Anda meminta bantuan orang lain. Termasuk meminta salah satu bantuan teman yang seorang people pleaser. Namun sayangnya, karena suka mengiyakan bantuan orang lain, tanpa sadar mereka sendiri ternyata memiliki waktu yang tidak banyak.
Alhasil, janjinya bisa tiba-tiba dibatalkan atau bantuan yang diberikannya kurang maksimal. Tentu Anda akan sulit memercayainya kembali, kan?
Advertisement
3. Berusaha menyenangkan dan menjadi sekutu semua orang
Seorang people pleaser sangat membutuhkan validasi dari orang lain. Inilah yang membuat mereka selalu ingin terlihat baik dan terlibat dalam apapun, sehingga mereka juga ingin dapat menjadi sekutu bagi semua orang.
Namun sayangnya, akibat dari pandangan dan perilaku ini sebenarnya bisa membuat mereka tidak mungkin bertindak sebagai sekutu sejati dan tepercaya oleh siapa pun.
4. Menolak untuk mengakui kesulitan mereka sendiri
Walaupun sering membantu orang-orang, tapi kondisi ini bisa berbanding terbalik saat mereka sedang kesulitan atau terlibat masalah tertentu. Seperti misalnya, mereka amat kesulitan untuk meminta tolong atau mengakui keinginannya dalam membutuhkan bantuan orang lain.
Jadi, Anda sendiri tidak mengetahui kesulitan mereka. Akibatnya, mereka bisa jadi akan merasa atau bahkan menuduh Anda tidak memedulikan atau menghargai mereka.
5. Sering merasa bertanggungjawab atas perasaan Anda
Salah satu ciri dari people pleaser adalah mereka sering meminta maaf dan merasa bertanggungjawab terhadap atas suasana hati atau perasaan Anda. Khususnya perasaan negatif yang Anda rasakan, walaupun itu sebenarnya bukan salah mereka. Untuk apa pun yang salah, ini hanya membuat wacana dan diskusi yang bermakna menjadi semakin tidak jelas akhirnya.
6. Mengacaukan kepekaan dan empati
Para people pleaser percaya bahwa mereka memiliki kapasitas simpati bahkan empati yang cukup tinggi. Namun sayangnya, kepekaan ini justru berkaitan dengan kebutuhan yang kuat akan pengakuan, penghargaan, dan perhatian.
Akibatnya, Anda sulit mengetahui apakah mereka betul-betul merasakan simpati dan jujur, atau malah sebaliknya. Kondisi ini bisa mengacaukan komunikasi kalian berdua.
7. Mereka memiliki "topeng" yang tersembunyi
People pleaser selalu berjuang dengan niat untuk memberikan kesan dan feedback yang jujur. Sementara secara kompulsif, mereka justru memerlihatkan kebutuhan mereka agar terlihat menyenangkan, padahal justru sebaliknya. Akibatnya, sifat mereka yang asli tidak terlihat.
Alih-alih mendapatkan kejelasan dan kejujuran, Anda mungkin merasakan keragu-raguan atau ketidakjujuran pada people pleaser. Ini pasti akan mengikis kepercayaan dan memutuskan komunikasi dan koneksi.
Advertisement