Â
Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi trauma masa lalu yang belum terselesaikan memang bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan. Hal ini tidak hanya dapat merusak kondisi mental dan emosional kita, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari dan hubungan yang kita jalani.
Baca Juga
Trauma yang belum sembuh dapat memengaruhi cara kita melihat dunia, orang-orang di sekitar kita, bahkan cara kita membentuk pendapat tentang situasi-situasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita tidak menghadapinya dengan cara yang sehat, hal itu bisa terus menghantui kita dan menghambat perkembangan pribadi.
Advertisement
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda bahwa trauma tersebut masih memengaruhi kita hingga saat ini. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan bisa membantu kita untuk lebih memahami apakah ada masalah yang belum terselesaikan dari masa lalu yang masih berpengaruh pada hidup kita sekarang.
Dikutip dari Times of India, berikut adalah tanda-tanda trauma masa lalu yang bisa memengaruhi kehidupan kita saat ini.
1. Disregulasi emosional
Individu dengan trauma yang belum terselesaikan sering mengalami kesulitan dalam mengatur emosinya. Mereka mungkin memiliki reaksi emosional yang kuat, seperti sering marah, cemas, sedih, atau takut, yang tampaknya tidak proposional dengan situasi saat ini.
Mereka juga bergumul dengan mati rasa emosional atau merasa terputus dari emosi mereka.
2. Kenangan yang mengganggu
Trauma yang belum terselesaikan bisa bermanifestasi sebagai ingatan yang mengganggu atau kilas balik dari peristiwa traumatis.
Ini bisa dipicu oleh pengingat atau situasi serupa, yang menyebabkan individu menghidupkan kembali pengalaman traumatis.
Hal ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari mereka dan menyebabkan perasaan tertekan, panik, atau disorientasi.Â
3. Perilaku menghindari dan mati rasa
Individu dengan trauma yang belum terselesaikan seringkali mengembangkan perilaku menghindari sebagai cara untuk mengatasi.
Mereka mungkin menghindari situasi, tempat, atau orang yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis tersebut.Â
Mereka mungkin menghindari situasi, tempat, atau individu yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis tersebut. Selain itu, orang-orang seperti itu mungkin ingin terlibat dalam penyalahgunaan zat, kerja berlebihan, atau perilaku kompulsif.
Â
4. Kesulitan dalam hubungan
Trauma yang belum terselesaikan bisa berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat.Â
Mereka mungkin bergumul dengan kepercayaan, keintiman dan kerentanan, karena trauma masa lalu bisa menciptakan penghalang bagi hubungan emosional.Â
Individu juga bisa menunjukkan pola kodependensi penarikan diri secara emosional, atau ketakutan akan pengabaian.
5. Gejala fisik yang kronis
Trauma yang tidak terselesaikan bisa bermanifestasi sebagai gejala fisik tanpa penyebab medis yang jelas. Ini bisa termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, nyeri kronis, atau kelelahan yang tidak bisa dijelaskan.Â
Tubuh dan pikiran saling terhubung dengan rumit. Trauma yang tidak terselesaikan bisa memengaruhi kesehatan fisik seseorang.
Advertisement
Tidak Selalu Berdampak Buruk, Trauma Ternyata Ada Efek Positifnya
Tidak ada orang yang ingin mengalami trauma. Mengalami peristiwa seperti penganiayaan, menyaksikan orang lain disakiti, sampai kehilangan orang yang disayang bisa sangat menghancurkan seseorang secara emosional. Hal-hal ini bisa menjadi traumatis. Namun, tidak semuanya hanya akan memberikan konsekuensi negatif.
Kita berharap agar dihindarikan dari kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam hidup. Akan tetapi, hanya sedikit orang yang bisa melewati hidup tanpa terluka. Melansir situs Times (29/11/2022), berdasarkan penelitian PTSD belum lama ini, sekitar 75 persen orang akan mengalami peristiwa traumatis dalam hidup mereka.
Peristiwa traumatis tak ayal menjadi berita buruk dan dapat menyebabkan luka emosional. Meskipun begitu, tidak semua hal ini akan selalu buruk sebab trauma juga bisa menjadi sumber kekuatan yang membawa perubahan positif terhadap orang yang menghadapinya.
Mungkin beberapa orang telah mendengar istilah Post-Traumatic Stress (PTS). Ini merupakan respons normal manusia terhadap pengalaman yang mengerikan, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa perjuangan menghadapi trauma juga dapat menjadi peluang mereka untuk tumbuh.
Dari sinilah muncul istilah Post-Traumatic Growth (PTG). PTG merupakan perubahan positif yang akan dialami manusia sebagai hasil perjuangannya menghadapi peristiwa terburuk dan paling menantang dalam hidupnya. Hal ini pun sama umumnya saat seseorang mengalami PTS.
Ketika seseorang berhasil menghadapi traumanya, mereka bisa merasakan manfaat-manfaat dari pertumbuhan pasca-trauma. Manfaat tersebut di antaranya adalah hubungan yang lebih kuat, kesadaran yang lebih besar akan kemungkinan-kemungkinan baru, meningkatnya kekuatan pribadi, hingga meningkatnya daya spiritual.
Menurut situs Human Performance Resources Selasa (29/11/2022), post-traumatic growth adalah ketika seseorang mungkin tidak menginginkan apa yang mereka alami dengan menghadapi musuh terbesarnya. Namun, mereka tetap menghargai bagaimana hal tersebut mengubah diri mereka sehingga menjadi lebih kuat secara mental, emosional, dan juga spiritual.