Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang mengasosiakan pneumonia dengan lanjut usia, namun sebenarnya pneumonia adalah penyakit menular pembunuh anak-anak terbesar di dunia.
Mengutip dari Unicef, Selasa (28/11/2023), setiap tahunnya, penyakit pneumonia merenggut nyawa lebih dari 725.000 anak di bawah usia 5 tahun, termasuk sekitar 190.000 bayi baru lahir, yang sangat rentan terhadap infeksi.
Baca Juga
Setiap hari, setidaknya satu anak meninggal setiap 43 detik karena pneumonia. Hampir seluruh kematian tersebut bisa dicegah.
Advertisement
Apa itu pneumonia?
Melansir dari Health, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebar melalui batuk, bersin, sentuhan, atau menghirup udara yang mengandung kuman atau menghirup benda asing ke dalam paru-paru. Ada berbagai jenis pneumonia, namun tiga jenis utama adalah bakteri, virus dan jamur.
Sulit untuk mengetahui seperti apa rasanya pneumonia karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, seperti batuk, kesulitan bernapas dan demam.
Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum matang (misalnya bayi baru lahir) atau lemah--- misalnya kekurangan gizi, atau penyakit seperti HIV-- lebih rentan terhadap pneumonia.
Ada banyak jenis pneumonia, dan beberapa gejala bisa berbeda-beda berdasarkan usia seseorang. Namun, gejala pneumonia pada dasarnya sama pada berbagai tipe.
Gejala umum pneumonia
- Nyeri dada
- Panas dingin
- Batuk
- Sulit bernapas
- Demam
- Mual atau muntah
- Berkeringat
Gejala pneumonia dini
Selain itu, gejala pneumonia juga bisa muncul secara tiba-tiba atau bertahap (dalam beberapa hari). Tanda-tanda awal pneumonia meliputi:
- Batuk kering
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Lemas
- Ketidaknyamanan atau nyeri dada
- Panas dingin
- Sesak napas
- Berkeringat berlebihan
Ada pula gejala pneumonia pada bayi, balita dan anak kecil, berikut ini.
Gejala pneumonia pada anak
Sama seperti orang dewasa, pneumonia pada bayi, balita dan anak kecil juga disertai demam, menggigil, atau sesak napas. Tanda-tanda gangguan pernapasan pada bayi secara khusus antara lain:
- Kulit dan bibir kebiruan
- Dengkur
- Otot bagian dalam menarik sela-sela tulang rusuk saat bernapas
- Lubang hidung melebar setiap kali bernapas
- Nafas cepat
Meskipun gejala-gejala yang disebutkan di atas pada anak-anak harus diwaspadai, ada beberapa gejala yang kurang spesifik yang perlu diketahui, termasuk:
- Sakit perut
- Kekurangan energi
- Kehilangan selera makan
- Pemberian makan yang buruk pada bayi yang kemudian bisa mengalami dehidrasi
- Muntah
Advertisement
Cara penanganan pneumonia
Pengobatan pneumonia tergantung pada jenis pneumonianya. Di negara-negara berkembang, sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri dan bisa diobati dengan antibiotik.
Namun, banyak anak-anak pengidap pneumonia tidak menerima antibiotik yang mereka perlukan karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Penyebab lain dari pneumonia adalah virus atau mikrobakteri (misalnya penyebab TBC) yang memerlukan pengobatan lain. Khususnya tuberkulosis seringkali tidak terdiagnosis.
Cara mendiagnosis pneumonia pada anak
Petugas kesehatan bisa mendiagnosis pneumoniamelalui pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa pola pernapasan tidak normal dan mendengarkan paru-paru anak. Terkadang tim medis menggunakan rontgen dada atau tes darah untuk diagnosis.