Liputan6.com, Jakarta - Bagi para pekerja kantoran, pasti sudah tidak asing dengan istilah layoff atau PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang baru-baru ini trending kembali di media sosial.
Mendengar kata tersebut rasanya begitu menyeramkan, terutama bagi para karyawan yang bekerja di suatu perusahaan, baik pekerja untuk sementara maupun permanen sekalipun dan bisa terjadi kapan saja.
Baca Juga
Memang tidak bisa dipungkiri kalau PHK akan menjadi peristiwa hidup yang menantang dan memberikan tekanan yang cukup signifikan. Salah satunya akan berdampak pada kesehatan mental seseorang. Hal ini dapat merugikan individu dan keluarga mereka dalam beberapa cara, dan berbagai faktor dapat menyebabkan hal tersebut.
Advertisement
Ketidakpastian dan tekanan finansial yang sering disebabkan oleh PHK dapat membebani pikiran dan tubuh, dan jika tidak ditangani, konsekuensi ini dapat menyebabkan kesulitan lebih lanjut. Namun, ada cara untuk mengelola tekanan mental akibat kehilangan pekerjaan dan terus maju.
Dilansir dari Betterhelp, Kamis (11/1/2024), di sini kami akan membahas kemungkinan dampak yang mungkin dialami seseorang setelah diberhentikan secara sepihak, serta apa yang dapat dilakukan seseorang untuk merawat dirinya sendiri saat mengalami pengalaman ini.
Baik pengalaman tersebut baru bagi Anda, atau Anda sudah familiar dengan kehilangan pekerjaan. Entah Anda pernah mengalami PHK sebelumnya atau tidak, PHK biasanya menimbulkan tekanan mental pada pekerja yang terlibat. Untuk itu, ketahui lebih detail tentang dampaknya seperti di bawah ini.
Bagaimana Layoff Memengaruhi Kesehatan Mental Anda?
Kehilangan pekerjaan dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan emosional seseorang dalam beberapa cara. Berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Perasaan Depresi
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara layoff atau kehilangan pekerjaan dan peningkatan depresi. Di mana hal ini berdampak pada kesehatan mental para pekerja, serta keluarga dan teman-teman mereka.
Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa “kehilangan pekerjaan yang tidak disengaja dikaitkan dengan kesehatan diri yang secara keseluruhan lebih buruk dan gejala depresi yang lebih besar,” bahkan setelah disesuaikan dengan berbagai faktor lainnya.
Tanda-tanda depresi bisa berupa hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya disukai, seperti suasana hati yang buruk dan terus-menerus, penurunan energi atau kelelahan, sifat cepat marah, perasaan tidak berharga, putus asa atau bersalah, perubahan nafsu makan, dan perubahan dalam tidur.
Depresi dapat memengaruhi fokus, motivasi, persepsi diri, dan banyak lagi, yang mungkin menjadikan masa ini semakin menantang. Jika ini adalah sesuatu yang Anda alami, ketahuilah bahwa bantuan tersedia.
Maka dari itu, penting untuk mencari bantuan untuk menjaga kesehatan Anda setelah kehilangan pekerjaan. Pilihan pengobatan umum untuk depresi meliputi terapi, pengobatan, atau kombinasi keduanya.
Advertisement
2. Stres dan Dampak Kesehatan Lainnya
Selain itu, sejumlah reaksi mental, emosional, dan fisik lainnya dapat terjadi akibat layoff. Ini mungkin termasuk perasaan kaget atau tidak percaya, marah, takut, kesulitan dengan harga diri, mudah tersinggung, dan malu.
Ketakutan dan stres yang sering muncul akibat layoff bisa menjadi tantangan yang harus dihadapi. Jika tidak diatasi, stres yang berkepanjangan atau kronis dapat menyebabkan peningkatan risiko kecemasan, depresi, masalah pencernaan, sakit kepala, ketegangan otot, penyakit jantung, dan kesulitan tidur.
Layoff juga dapat menyebabkan perubahan dalam rutinitas sehari-hari seseorang, termasuk perubahan yang berhubungan dengan kebiasaan tidur, seperti tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.
3. Konsumsi Alkohol
Meskipun terdapat berbagai temuan di berbagai penelitian mengenai topik layoff, setengah pengangguran, dan alkohol, ada kemungkinan setengah pengangguran atau kehilangan pekerjaan bisa menyebabkan peningkatan penggunaan alkohol.
Asupan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko berbagai masalah atau kondisi kesehatan mental dan fisik.
Termasuk berbagai jenis kanker, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit hati, dan depresi, dan penelitian menunjukkan bahwa hal ini berkontribusi terhadap sejumlah besar kematian dunia setiap tahunnya.
Tips Mengatasi dan Merawat Diri Setelah Layoff
Mengalami layoff bisa menjadi tantangan dalam beberapa hal, dan penting bagi Anda untuk bersikap baik kepada diri sendiri selama proses tersebut dan memberi diri Anda waktu yang Anda perlukan untuk merasakan emosi dan menyesuaikan diri.
Saat Anda mencoba menjaga diri sendiri setelah layoff, berikut beberapa tips yang perlu dipertimbangkan:
1. Buatlah Rencana yang Nyata
Layoff bisa menjadi peristiwa yang menyusahkan, dan dapat dimengerti bahwa mungkin ada stres dan beban kerja pada tingkat tertentu. Bagi sebagian orang, mengatasi pemicu stres ini secara langsung mungkin bisa dilakukan dengan membuat rencana nyata tentang cara menghadapi periode ini.
Mungkin berguna untuk membuat rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang untuk membantu Anda menentukan bagaimana Anda akan memenuhi kebutuhanmu dan berupaya menuju stabilitas dan bahkan kemakmuran yang lebih besar.
Hal ini dapat mencakup pembuatan jadwal harian untuk mencari pekerjaan atau membuat rencana dalam mencari bantuan keuangan tambahan jika diperlukan.
2. Ambil Langkah Menuju Tujuan yang Diinginkan
Jika Anda sedang mencari pekerjaan baru dan merasa kewalahan, atau jika Anda menghadapi kesulitan dengan motivasi atau pelaksanaan, mungkin ada gunanya jika Anda memecah tujuan besar—seperti mencari pekerjaan—menjadi tujuan yang lebih kecil.
Ini bisa berarti pergi ke acara perekrutan, mengisi lamaran online, menelepon, menghubungi koneksi lama, merevisi resume Anda, dan mempersiapkan wawancara. Anda dapat mencoba memecah tujuan gambaran besar menjadi langkah-langkah kecil dan fokus untuk mengambil satu langkah saja dalam satu waktu.
Advertisement
3. Berbicara dengan Seseorang
Mengalami layoff seringkali terasa terisolasi, tapi hal ini bukanlah sesuatu yang harus Anda tangani sepenuhnya sendirian. Mencari dukungan sosial melalui mekanisme seperti kelompok dukungan dan dukungan profesional melalui terapi dapat membantu.
Kelompok dukungan dapat menjadi cara yang berguna untuk terhubung dengan orang lain yang mengalami kehilangan pekerjaan. Selain itu, terapis mungkin dapat memberi Anda strategi yang dipersonalisasi untuk menggunakan pembicaraan diri sendiri yang positif dan memproses perasaan terkait perubahan atau transisi hidup.
4. Peduli Kesehatan Fisik Anda
Dampak kesehatan fisik akibat stres akibat layoff dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, seperti yang dijelaskan di atas. Selama masa stres, mungkin ada gunanya jika Anda fokus pada perawatan diri yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental Anda.
Misalnya, pertimbangkan untuk menerapkan praktik kebersihan tidur yang lebih baik, mengonsumsi makanan seimbang, minum lebih banyak air, dan menahan diri dari konsumsi alkohol berlebihan. Anda juga bisa mencoba menggunakan berbagai teknik manajemen stres, seperti latihan pernapasan, aktivitas fisik, penjurnalan, dan meditasi.