Kisah Happy Salma, Artis Multitalenta yang Menikah dengan Keturunan Bangsawan Bali

Liputan6.com, Jakarta Setelah menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, seorang pria dari keluarga bangsawan Bali pada Oktober 2010, kehadiran Happy Salma di dunia hiburan perlahan berkurang. Sebelumnya, ia dikenal sebagai aktris yang aktif membintangi film, sinetron dan FTV. Namun, kini Happy Salma memilih menetap di Bali, menjalani kehidupan sebagai istri, ibu, dan perempuan yang menyatu dengan budaya Bali.

Lewat unggahan di akun Instagramnya, Happy kerap berbagi kisah tentang kesehariannya, termasuk momen berharga bersama anak-anaknya. Kehidupannya setelah menikah tampak lebih fokus pada keluarga dan perannya dalam menghidupi nilai-nilai tradisional Bali. Hal ini menggambarkan bagaimana Happy Salma menemukan keseimbangan baru setelah menikah dengan seorang bangsawan Bali. 

Berikut informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (24/1/2025).

Nama Lengkap: Happy Salma

Asal: Kota Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

Tanggal Lahir: 4 Januari 1980 

Umur: 42

Agama: Hindu

Suku: Sunda

Pekerjaan: Aktris, presenter, penulis

Pasangan: Tjokorda Bagus Dwi Santana Max Kerthyasa

Anak : Tjokorda Sri Kinandari Kerthyasa, Tjokorda Ngurah Rayidaru Kerthyasa

Instagram: @happysalma

Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, seorang pria keturunan bangsawan dari Ubud, Bali, dan memiliki darah campuran Bali-Australia, menikahi Happy Salma pada 3 Oktober 2010 di Puri Sareh, Kabupaten Gianyar, Bali. Pasca pernikahan, Happy Salma memilih tinggal di Bali.

Sebagai istri seorang bangsawan Bali, Happy Salma diakui sebagai Jero dan namanya diubah menjadi Jero Happy Salma Wanasari.

Dari pernikahan mereka, lahir dua anak, yakni Tjokorda Sri Kinandari Kerthyasa dan Tjokorda Ngurah Rayidaru Kerthyasa.

Meskipun tak pernah secara terang-terangan mengumumkan kepercayaannya, Happy Salma diyakini telah berpindah keyakinan dari Islam ke Hindu setelah menikah. Hal ini diketahui dari partisipasinya dalam prosesi Sudhi Wadani pada bulan September 2010.

Sudhi Wadani dikenal sebagai upacara untuk memeluk agama Hindu. Seseorang yang bukan penganut Hindu harus melewati upacara tersebut, termasuk sumpah dan penyucian, untuk mengonfirmasi statusnya sebagai pengikut agama Hindu.

Pada tahun 1998, Happy Salma memulai karir aktingnya. Mulai dari sinetron, dia kemudian beralih ke layar lebar pada tahun 2006.

Keterlibatannya dalam seni tidak hanya terbatas pada sinetron, FTV, dan film. Selain itu, dia juga terlibat dalam berbagai pertunjukan teater. Misalnya, pertunjukan Nyai Ontosoroh di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada tahun 2007.

Pada tahun 2009, dia membintangi pementasan monolog Ronggeng Dukuh Paruk di Bern-Swiss, Belanda, dan Taman Ismail Marzuki. Selain itu, dia juga memiliki minat dalam karya sastra.

Minat ini mendorongnya untuk merilis beberapa buku, seperti Pulang (2006), Telaga Fatamorgana (2008), Hanya Salju dan Pisau Batu (2010), serta Biografi Kreatif Desak Nyoman Suarti: "The Warrior Daughter" (2015).

Selain peran sebagai ibu dan seniman, Happy Salma juga merambah dunia bisnis. Dia terlibat dalam bisnis perhiasan bernama Tulola, yang didirikan bersama Sri Luce Rusna dan Franka Makarim.

Salah satu selebriti yang memutuskan beralih ke agama Hindu setelah sebelumnya beragama Islam adalah Happy Salma.

Pernikahan Happy Salma dan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa dilangsungkan pada tanggal 3 Oktober 2010. Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa adalah seorang pria dari keturunan bangsawan Ubud, Bali, dengan latar belakang darah campuran Bali-Australia.

Selepas pernikahan dengan keturunan bangsawan, Happy Salma meraih gelar bangsawan. Nama yang dianutnya saat ini ialah Jero Happy Salma Wanasari, dengan Jero menjadi bukti bahwa dirinya merupakan bagian dari kerajaan. Selain sebagai keturunan kerajaan, Tjok Gus juga dikenal sebagai fotografer dan model asal Pulau Dewata.