Liputan6.com, Jakarta - Cegukan merupakan kontraksi berulang dan tak terkendali dari diafragma, yang terletak tepat di bawah paru-paru kita. Biasanya, diafragma mengatur pernapasan dengan menandai batas antara dada dan perut.
Ketika diafragma berkontraksi, paru-paru mengambil oksigen, dan saat diafragma rileks, paru-paru melepaskan karbon dioksida.
Baca Juga
Cegukan terjadi ketika diafragma berkontraksi di luar ritme atau tidak berfungsi dengan normal. Setiap spasme diafragma membuat laring atau kotak suara menutup secara tiba-tiba, menyebabkan aliran udara masuk ke paru-paru secara mendadak.
Advertisement
Inilah yang menciptakan suara khas cegukan dan kadang-kadang menyebabkan sedikit ketegangan di dada dan tenggorokan.
Kebanyakan kasus cegukan datang dan pergi secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, menyebabkan kejang dan sedikit ketegangan. Kondisi ini dapat membuat frustrasi dan bahkan kelelahan yang akut. Terkadang, cegukan juga dapat menjadi tanda gangguan kesehatan yang lebih serius, tetapi penting untuk tidak panik karena diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya.
Terdapat dua jenis cegukan, penyebabnya, dan cara mengatasi cegukan dengan tepat, seperti melansir dari Healthline, Jumat (7/6/2024).
Cegukan jangka pendek
Cegukan jangka pendek seringkali muncul tanpa alasan yang jelas, namun, beberapa penyebab umum telah diidentifikasi.
Aktivitas sehari-hari seperti makan berlebihan, menikmati makanan pedas, atau mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat memicu timbulnya cegukan. Begitu juga dengan minuman berkarbonasi, seperti soda, atau makanan yang sangat panas atau sangat dingin.
Terkadang, perubahan suhu udara secara tiba-tiba juga dapat menjadi pemicu. Selain itu, ada kondisi medis seperti aerophagia, yaitu menelan terlalu banyak udara, atau menelan udara saat mengunyah permen karet yang juga bisa memicu cegukan.
Secara klinis, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena cegukan. Misalnya, jenis kelamin laki-laki memiliki kecenderungan yang sedikit lebih tinggi untuk mengalami cegukan dibandingkan dengan perempuan.
Selain itu, individu yang rentan terhadap respons mental atau emosional yang intens, mulai dari kecemasan hingga kegembiraan, juga lebih mungkin mengalami cegukan. Pernah menjalani operasi, terutama pada bagian perut, atau pengaruh anestesi umum juga bisa menjadi faktor risiko. Bahkan kesulitan dalam berkonsentrasi pun dapat berkontribusi pada kemungkinan terkena cegukan.
Advertisement
Cegukan jangka panjang
Cegukan yang terus-menerus selama lebih dari 48 jam dianggap sebagai cegukan jangka panjang, dan ketika kondisi ini berlangsung lebih dari dua bulan, dianggap sulit untuk diatasi. Ada beberapa jenis cegukan jangka panjang yang dapat dikategorikan berdasarkan iritasi atau pemicunya.
Pertama, sebagian besar cegukan persisten disebabkan oleh cedera atau iritasi pada saraf vagus atau frenikus, yang mengontrol pergerakan diafragma. Saraf ini dapat terpengaruh oleh berbagai faktor, seperti iritasi pada gendang telinga, nyeri tenggorokan, gondok, GERD (gastroesophageal reflux disease), kista atau tumor di esofagus, atau kerusakan pada sistem saraf pusat (SSP).
Kerusakan SSP bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti trauma kepala, penyakit seperti meningitis atau sklerosis multiple, atau bahkan penggunaan alkohol yang berlebihan.
Kemudian, ada beberapa penyebab umum cegukan jangka panjang, termasuk penyalahgunaan alkohol, penggunaan tembakau, reaksi terhadap obat anestesi, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Ketidakseimbangan elektrolit, diabetes, gagal ginjal, penyakit Parkinson, serta pengobatan kanker dan kemoterapi juga dapat menjadi pemicu.
Terakhir, terdapat juga kemungkinan bahwa prosedur medis tertentu secara tidak sengaja dapat menyebabkan cegukan jangka panjang. Beberapa prosedur ini digunakan untuk mengobati atau mendiagnosis kondisi lain, seperti penggunaan kateter untuk mengakses otot jantung, penempatan stent esofagus untuk membuka kerongkongan, bronkoskopi untuk memeriksa paru-paru dan saluran udara, atau trakeostomi yang melibatkan pembuatan lubang bedah di leher.    Â
Cara mengatasi cegukan
Â
Advertisement
Cara mencegah cegukan
Cegukan jangka panjang memiliki potensi untuk menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan menjadi berbahaya bagi kesehatan. Jika tidak diobati, cegukan yang berkelanjutan dapat mengganggu pola tidur dan makan Anda, yang berpotensi menyebabkan:
- Kelelahan yang berlebihan karena gangguan pola tidur
- Malnutrisi akibat gangguan pola makan yang tidak teratur
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
- Risiko dehidrasi karena mungkin sulit untuk minum dan makan secara normal
- Frustrasi yang meningkat karena ketidaknyamanan yang terus-menerus
- Nyeri otot di dada dan perut karena kontraksi yang berlebihan
Untuk mencegah cegukan, meskipun tidak ada metode yang terbukti secara pasti, Anda bisa mencoba mengurangi paparan terhadap pemicu yang diketahui dapat memicu cegukan. Beberapa saran yang dapat Anda ikuti untuk mengurangi kerentanan terhadap cegukan meliputi:
- Menghindari makan berlebihan atau terlalu cepat.
- Menjauhi minuman berkarbonasi yang dapat merangsang lambung.
- Melindungi diri dari perubahan suhu yang tiba-tiba, misalnya dengan mengenakan pakaian yang sesuai.
- Menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan.
- Tetap tenang dan mencoba untuk menghindari reaksi emosional atau fisik yang berlebihan yang dapat memicu cegukan.
Meskipun tidak ada jaminan bahwa langkah-langkah ini akan sepenuhnya mencegah cegukan, namun mengurangi paparan terhadap pemicu yang diketahui dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya cegukan.