Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap dengan Keutamaannya

Peringatan Maulid Nabi menjadi momen istimewa dalam kalender Islam, yang didedikasikan untuk mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad SAW.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 13 Sep 2024, 12:03 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 12:03 WIB
Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap dengan Keutamaannya
Murid sekolah memainkan rebana keliling saat pawai mengelilingi Kawasan Pejambon dan Gambir di Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Pawai tersebut diikuti ratusan peserta dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah dan perwakilan Majelis Taklim Istiqlal dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Di bulan Rabiul Awal, umat muslim merayakan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (SAW), atau biasa disebut dengan Maulid Nabi. Peringatan Maulid Nabi tahun ini jatuh pada Senin, 16 September 2024, bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1446 Hijriah.

Peringatan ini menjadi momen istimewa dalam kalender Islam, yang didedikasikan untuk mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Melansir dari NU Online, pada Jumat (13/9/2024), perayaan Maulid Nabi telah menjadi tradisi umat Islam sejak tahun kedua Hijriah. Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW mengandung berbagai nilai dan makna mendalam.

Salah satunya adalah nilai spiritual, di mana ungkapan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW mencerminkan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap sosok yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

 

Selanjutnya, perayaan Maulid Nabi juga mengandung nilai moral yang penting. Dengan mempelajari akhlak terpuji dalam kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW, kita diingatkan untuk mempraktikkan sifat-sifat mulia yang beliau ajarkan. 

Terakhir, perayaan Maulid Nabi membawa nilai sosial yang sangat berarti. Salah satu caranya adalah dengan memuliakan dan menyediakan jamuan makanan bagi para tamu, terutama untuk mereka yang kurang mampu, yang hadir dalam majelis maulid. Ini merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Sang Maha Pencipta dan mencerminkan kepedulian sosial kita. 

Perayaan Maulid Nabi memiliki status hukum sunah dalam Islam. Hal ini karena peringatan tersebut bertujuan untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW serta memperbanyak shalawat kepadanya.

Ungkapan syukur ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengadakan majelis taklim untuk mendalami ajaran-ajaran Nabi, membaca Maulid Diba’i yang merupakan bentuk pujian kepada beliau, bersedekah sebagai bentuk kepedulian sosial, serta memperbanyak shalawat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan keberkahan. 

Berikut beberapa keutamaan yang akan umat muslim dapatkan jika merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

1. Dianugerahkan surga oleh Allah SWT

Ilustrasi Sholat, Ibadah
Ilustrasi Sholat, Ibadah (Photo created by rawpixel.com on freepik)

Orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan penuh keikhlasan dan kecintaan yang tulus kepada beliau, diyakini akan dianugerahi surga oleh Allah.

Penjelasan ini disampaikan oleh Sirri al-Saqati, yang menyatakan bahwa mereka yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi dengan niat yang ikhlas dan semata-mata karena cinta kepada Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya telah menuju ke taman surga.

Sirri al-Saqati berkata, “Orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, maka ia telah menuju ke taman surga. Karena ia tidak menuju ke tempat itu kecuali karena cinta kepada Nabi. Dan Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.” 

2. Mendapat ampunan dari siksa kubur

Ilustrasi muslim berdoa
Ilustrasi muslim berdoa. (Photo by Visual Karsa on Unsplash)

Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya membawa kebahagiaan spiritual, tetapi juga diyakini mendatangkan ampunan dan keberkahan dari Allah. Dalam konteks ini, ada sebuah pelajaran penting dari kisah Abu Lahab.

Meskipun Abu Lahab dikenal sebagai salah satu musuh Nabi Muhammad SAW dan dipastikan akan kekal di neraka, ulama sepakat bahwa siksanya diringankan setiap hari Senin sebagai imbalan atas kegembiraannya saat kelahiran Nabi. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari.

Menurut riwayat Urwah bin Zubair, ketika Abu Lahab meninggal dunia, salah seorang keluarganya pernah melihatnya dalam mimpi dan menanyakan tentang keadaannya.

Abu Lahab menjawab, “Aku diringankan siksaku setiap hari Senin karena aku pernah membebaskan budak wanita bernama Tsuwaibah yang telah menyusui Nabi Muhammad SAW."

Ini menunjukkan betapa besar kemuliaan Nabi Muhammad SAW, sehingga bahkan orang yang tidak beriman kepadanya dapat merasakan keringanan siksaan berkat keterkaitannya dengan beliau.

Hafidz Syam Syekh Muhammad bin Nasr berkata, "Jika orang seperti Abu Lahab saja, yang jelas-jelas tercela dan kekal di neraka, setiap hari Senin diringankan siksanya karena ia bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, maka bagaimanakah dengan hamba yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam?”

Kisah ini menggarisbawahi betapa besar kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Bagi seorang muslim, bergembira dan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW serta menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam akan membawa kemuliaan yang jauh lebih besar.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh rasa syukur dan kegembiraan, serta berusaha untuk terus berada dalam keadaan iman hingga akhir hayat kita.

3. Akan dikumpulkan dengan para syuhada dan orang yang shalih di akhirat

Ilustrasi harapan, doa, masa depan
Ilustrasi harapan, doa, masa depan. (Photo by Jeremy Perkins on Unsplash)

Salah satu keutamaan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bahwa orang yang melakukannya akan dikumpulkan dengan para syuhada dan orang-orang shalih di akhirat.

Penjelasan ini disampaikan oleh Imam Yafi’i dalam kitab I‘anatut Thalibin, juz III halaman 365. Imam Yafi’i mengungkapkan bahwa mereka yang merayakan Maulid Nabi tidak hanya mendapatkan pahala besar, tetapi juga dapat mencapai surga.

Imam Yafi'i berkata, “Orang yang mengumpulkan saudara-saudara untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyediakan makanan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan, dan menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat bersama orang-orang yang shalih dan berada di surga.”

Ini menegaskan bahwa merayakan Maulid Nabi bukan hanya tentang upacara atau tradisi, tetapi juga merupakan amalan yang mulia dan sangat dianjurkan dalam Islam, dengan imbalan yang sangat besar di kehidupan setelah meninggal.

Infografis Muslim Cyber Army
Infografis Muslim Cyber Army (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya