Cara Mengatasi Balita yang Suka Memukul? Simak Cara Efektifnya

Mengatasi balita yang suka memukul: hindari kekerasan, jauhkan dari situasi, berikan dukungan emosional, ajarkan kekerasan itu buruk, dan berikan konsekuensi.

oleh Abhista diperbarui 05 Nov 2024, 12:24 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 12:24 WIB
Ilustrasi Balita yang Sedang Marah. (foto: Pinterest/Parents).
Ilustrasi Balita yang Sedang Marah. (foto: Pinterest/Parents).

Liputan6.com, Jakarta Ketika melihat si kecil yang masih balita suka memukul orang lain, seperti memukul teman, keluarga, bahkan orangtuanya sendiri, tentunya menimbulkan rasa khawatir. Namun, tidak perlu khawatir, anak balita yang suka memukul bukan berarti orangtua salah mendidiknya. Anak balita yang suka memukul juga belum tentu akan tumbuh sebagai orang yang kasar.

Dilansir dari Healthline, ada beberapa alasan mengapa balita dapat memukul orang lain. Pertama, mereka mungkin mencoba menguji batasan untuk memahami apa yang dapat diterima atau tidak. Kedua, kurangnya pengendalian diri pada usia tersebut membuat mereka bereaksi impulsif terhadap emosi tanpa ragu-ragu. Selain itu, mereka belum sepenuhnya memahami bahwa tindakan memukul itu buruk, karena belum memiliki pemahaman moral yang penuh.

Hindari Penggunaan Kekerasan

Ilustrasi Kesabaran Orangtua. (foto: Pinterest/BABY CHICK).
Ilustrasi Kesabaran Orangtua. (foto: Pinterest/BABY CHICK).

Ketika anak mulai menunjukkan kebiasaan memukul, jangan sekali-kali kita gunakan kekerasan untuk mengatasi perbuatannya. Hindari memukul, menampar, atau mencubit anak karena anak akan meniru perbuatan orangtuanya. Cobalah untuk berbicara dengan tenang kepada anak. Anak balita cenderung akan merespon lebih baik terhadap reaksi yang tenang dan tegas daripada teriakan atau kemarahan.

Meskipun situasinya mungkin membuat frustasi, orangtua bisa mengambil waktu sejenak untuk mengendalikan emosi sendiri sebelum menghadapi anak. Dengan begitu, anak bisa melihat orangtua sebagai figur yang dapat mengontrol diri. Hal tersebut membantu anak memahami konsep pengendalian diri.

Jauhkan Anak dari Situasi

Ilustrasi Menghibur Anak. (foto: Pinterest/Parents).
Ilustrasi Menghibur Anak. (foto: Pinterest/Parents).

Ketika anak memukul orang lain, orangtua perlu menjauhkan anak dari situasi tersebut. Bawa anak ke tempat yang tenang supaya emosi negatifnya dapat teralihkan. Orangtua bisa membawa anak ke dalam mobil, kamar, atau ruangan yang sepi. Setelah itu, orangtua bisa mulai mendiskusikan terkait perbuatan anak tersebut.

Mengalihkan anak dari situasi yang memicu agresi dapat membantu menenangkan mereka. Setelah anak tenang, orangtua dapat berbicara dan menjelaskan mengapa memukul tidak diperbolehkan. Ini juga memberi kesempatan bagi orangtua untuk mendidik anak mengenai cara yang lebih baik untuk mengekspresikan perasaan.

Berikan Dukungan Emosional

Anak memukul orang lain terjadi karena ia belum bisa mengelola dan mengidentifikasi emosinya. Maka dari itu, diperlukan dukungan emosional dari orangtua. Berikan dukungan emosional dengan pelukan dan kata-kata. Dengan begitu, emosi negatif anak bisa mereda dan ia merasa didukung.

Orangtua perlu membantu anak mengenal tentang emosi yang beragam. Bimbing anak untuk mengidentifikasi emosinya melalui kata-kata yang sesuai dengan usianya. Dengan mengenal emosinya, anak akan lebih mudah untuk mengendalikan perasaannya tanpa harus melakukan tindakan agresif.

Ajarkan Bahwa Kekerasan Itu Tidak Baik

Orangtua perlu mengajarkan bahwa kekerasan adalah perbuatan yang tidak baik. Ketika anak sudah merasa tenang, katakan dengan lembut dan tegas bahwa memukul adalah tindakan kekerasan yang tidak seharusnya dilakukan dan dapat menyakiti orang lain. Dengan pendekatan yang lembut, anak akan lebih mudah memahami bahwa tindakannya tidak dapat diterima.

Ajarkan pula kepada anak cara-cara alternatif untuk mengekspresikan kemarahan atau frustasi. Misalnya, dengan berbicara kepada orangtua atau menggunakan kata-kata untuk menggambarkan perasaannya. Ini membantu anak memahami bahwa ada cara yang lebih baik untuk menyampaikan perasaan tanpa menyakiti orang lain.

Berikan Konsekuensi atas Perbuatan Anak

Hal terakhir yang harus dilakukan orangtua dalam mengatasi anak yang punya kebiasaan memukul adalah dengan memberikannya hukuman. Namun, perlu dicatat, hukuman bukan berarti harus kekerasan. Terdapat banyak cara untuk memberikan konsekuensi kepada anak atas perbuatannya. Misalnya, mengurangi waktu bermain anak dengan mainan kesukaannya.

Dengan memberikan konsekuensi yang sesuai, anak akan belajar bahwa tindakan memukul membawa dampak negatif. Konsekuensi ini harus diberikan secara konsisten untuk membantu anak memahami bahwa tindakan agresif tidak dapat diterima. Selain itu, pastikan untuk selalu memberi penjelasan mengapa mereka menerima konsekuensi tersebut.

Mengapa balita suka memukul?

Balita memukul untuk menguji batasan, kurangnya pengendalian diri, dan belum memahami bahwa tindakan memukul itu buruk.

 

Bagaimana cara mengatasi balita yang suka memukul?

Hindari penggunaan kekerasan, jauhkan anak dari situasi, berikan dukungan emosional, ajarkan bahwa kekerasan tidak baik, dan berikan konsekuensi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya