Top 3: Mengenal Kepribadian Berdasarkan Zodiak Cina

Liputan6.com, Jakarta - Zodiak Cina, yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, tidak hanya merupakan bagian dari astrologi, tetapi juga menjadi budaya dan penuh filosofi.

Berdasarkan legenda kuno, setiap tahun dalam siklus 12 tahun diberi tanda oleh satu dari dua belas hewan, yang masing-masing melambangkan karakteristik tertentu. Zodiak ini sangat populer di banyak negara Asia, seperti Cina, Jepang, Korea, dan Vietnam, serta semakin dikenal di dunia Barat.

Setiap hewan di dalam zodiak dipercaya memengaruhi kepribadian seseorang, takdir, serta hubungan antarindividu, dan bahkan keberuntungan yang mereka dapatkan.

Oleh karena itu, ketahui sifat kepribadian dari dua belas hewan dalam zodiak Cina, seperti dilansir dari Times of India, Senin (3/2/2025).

• Kuda (1930, 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014, 2026)

Kuda dikenal penuh energi, kebebasan dan optimisme. Selain itu, shio ini sangat dinamis, penuh semangat, dan tidak suka terikat oleh aturan atau pembatasan.

Kuda suka berpetualang dan selalu mencari kebebasan dalam hidup. Mereka juga sangat optimis dan memiliki daya tarik yang kuat di mata orang lain. Namun, mereka seringkali impulsif dan bisa menjadi tidak sabar, terutama jika mereka merasa terhambat.

Artikel tentang mengenal kepribadian berdasarkan 12 zodiak Cina, part 2 menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang 4 makanan pemicu kanker mulut yang perlu diwaspadai.

Sementara itu artikel terpopuler ketiga tentang manfaat air rebusan angco si kurma merah untuk kesehatan jantung.

Berikut Top 3 Citizen6:

1. Mengenal Kepribadian Berdasarkan 12 Zodiak Cina, Part 2

• Kambing (1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015, 2027)

Shio ini memiliki simbol kelembutan, kreativitas dan kedamaian. Mereka sangat peka terhadap perasaan orang lain dan seringkali menunjukkan empati yang besar. Kambing sangat menikmati seni dan hal-hal indah dalam hidup.

Mereka cenderung memilih kehidupan yang damai dan penuh ketenangan. Namun, karena sifatnya yang sensitif, mereka bisa merasa tertekan atau cemas di lingkungan yang kurang harmonis.

Selengkapnya...

Makanan ultra-olahan (UPF) seringkali menjadi pilihan banyak individu karena kepraktisannya. Rasanya yang lezat, harga yang terjangkau, dan kemudahan dalam mendapatkannya menjadikan makanan-makanan ini pilihan utama untuk sarapan atau camilan sehari-hari.

Namun, meskipun enak dan praktis, konsumsi makanan ultra-olahan dalam jumlah yang berlebihan bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius, salah satunya adalah kanker mulut.

Melansir dari Times of India, Selasa (4/2/2025), menurut sebuah penelitian di Inggris, ada hubungan yang signifikan antara konsumsi UPF dengan risiko peningkatan beberapa jenis kanker, termasuk kanker kepala, leher, dan saluran pencernaan bagian atas, seperti kerongkongan.

Penelitian ini adalah bagian dari studi European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC), yang melibatkan hampir setengah juta orang selama lebih dari satu dekade.

Peneliti dari Universitas Bristol dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) melakukan analisis mendalam terhadap konsumsi makanan ultra-olahan pada kelompok EPIC dan mengaitkannya dengan kanker.

Mereka menemukan fakta yang mengejutkan, semakin banyak seseorang mengonsumsi makanan ultra-olahan, semakin tinggi pula risiko terkena kanker kepala dan leher, serta kanker kerongkongan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi UPF sebesar 10 persen berhubungan dengan peningkatan risiko 23 persen untuk kanker kepala dan leher, serta peningkatan risiko 24 persen untuk kanker kerongkongan.

Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan mengurangi konsumsi makanan olahan yang tidak alami.

Makanan Ultra-Olahan yang Perlu Diperhatikan

Makanan ultra-olahan mengandung bahan tambahan kimia yang mungkin tidak tampak langsung berbahaya, tetapi berpotensi meningkatkan risiko berbagai penyakit serius dalam jangka panjang, termasuk kanker mulut.

Berikut beberapa jenis makanan yang berpotensi meningkatkan risiko kanker mulut, menurut penelitian yang dilansir dari British Heart Foundation:

Selengkapnya...

Angco, yang juga dikenal sebagai kurma merah atau jujube kering, telah lama menjadi bagian dari tradisi pengobatan herbal di berbagai budaya Asia, terutama di Tiongkok. Dalam bahasa Latin, buah ini dikenal sebagai Ziziphus jujuba, sedangkan masyarakat Indonesia sering menyebutnya sebagai kurma merah.

Angco memiliki rasa manis alami dan tekstur yang kenyal, menjadikannya bahan yang sering digunakan dalam masakan dan ramuan herbal.

 Sejak dahulu kala, angco telah dimanfaatkan untuk meningkatkan energi, menjaga kesehatan tubuh, dan meredakan stres. Buah kecil ini kerap menjadi komponen penting dalam teh herbal dan sup tradisional, terutama dalam pengobatan Tiongkok.

Manfaatnya dipercaya mampu memberikan keseimbangan tubuh, membuatnya populer di kalangan masyarakat yang menjalani gaya hidup sehat.

Namun, tidak banyak yang tahu bahwa air rebusan angco ternyata memiliki manfaat spesifik untuk kesehatan jantung. Kandungan aktif dalam angco diyakini dapat membantu meningkatkan fungsi jantung, menjaga kestabilan tekanan darah, dan mencegah berbagai penyakit kardiovaskular. Ketika angco direbus, senyawa aktifnya larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh tubuh.

Bukan hanya sekadar ramuan tradisional, manfaat air rebusan angco untuk jantung juga telah mendapatkan perhatian dalam penelitian modern. Beberapa studi menunjukkan bahwa buah ini kaya akan antioksidan dan mineral yang mendukung kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko penyumbatan arteri. Dengan konsumsi rutin, air rebusan angco dapat menjadi salah satu cara alami untuk menjaga kesehatan jantung.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan herbal, angco kini semakin diminati, terutama bagi mereka yang mencari solusi alami untuk menjaga fungsi jantung. Tidak hanya aman, ramuan ini juga mudah dibuat di rumah, menjadikannya pilihan yang praktis sekaligus menyehatkan.

Selengkapnya...