Liputan6.com, Jakarta - Makanan ultra-olahan (UPF) seringkali menjadi pilihan banyak individu karena kepraktisannya. Rasanya yang lezat, harga yang terjangkau, dan kemudahan dalam mendapatkannya menjadikan makanan-makanan ini pilihan utama untuk sarapan atau camilan sehari-hari.
Namun, meskipun enak dan praktis, konsumsi makanan ultra-olahan dalam jumlah yang berlebihan bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius, salah satunya adalah kanker mulut.
Baca Juga
Melansir dari Times of India, Selasa (4/2/2025), menurut sebuah penelitian di Inggris, ada hubungan yang signifikan antara konsumsi UPF dengan risiko peningkatan beberapa jenis kanker, termasuk kanker kepala, leher, dan saluran pencernaan bagian atas, seperti kerongkongan.
Advertisement
Penelitian ini adalah bagian dari studi European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC), yang melibatkan hampir setengah juta orang selama lebih dari satu dekade.
Peneliti dari Universitas Bristol dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) melakukan analisis mendalam terhadap konsumsi makanan ultra-olahan pada kelompok EPIC dan mengaitkannya dengan kanker.
Mereka menemukan fakta yang mengejutkan, semakin banyak seseorang mengonsumsi makanan ultra-olahan, semakin tinggi pula risiko terkena kanker kepala dan leher, serta kanker kerongkongan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi UPF sebesar 10 persen berhubungan dengan peningkatan risiko 23 persen untuk kanker kepala dan leher, serta peningkatan risiko 24 persen untuk kanker kerongkongan.
Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan mengurangi konsumsi makanan olahan yang tidak alami.
Makanan Ultra-Olahan yang Perlu Diperhatikan
Makanan ultra-olahan mengandung bahan tambahan kimia yang mungkin tidak tampak langsung berbahaya, tetapi berpotensi meningkatkan risiko berbagai penyakit serius dalam jangka panjang, termasuk kanker mulut.
Berikut beberapa jenis makanan yang berpotensi meningkatkan risiko kanker mulut, menurut penelitian yang dilansir dari British Heart Foundation:
Â
1. Roti yang diproduksi massal
Roti di supermarket seringkali diproduksi secara massal dengan bahan tambahan kimia yang dapat berbahaya bagi tubuh.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pusat Sains dan Lingkungan India menemukan bahwa 84 persen dari 38 merek roti yang populer mengandung bahan kimia yang diketahui dapat menyebabkan kanker, seperti kalium bromat dan kalium iodat.
Kalium bromat adalah bahan pengembang roti yang telah diklasifikasikan sebagai karsinogen kategori 2B, yang berarti dapat meningkatkan risiko kanker jika terpapar dalam jumlah besar.
Sementara itu, kalium iodat diketahui dapat menyebabkan gangguan tiroid dan berpotensi merusak kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sebaiknya pilihlah roti yang lebih alami, seperti roti gandum utuh yang tidak mengandung bahan pengawet atau pemutih buatan.
Â
Advertisement
2. Yogurt Rasa Buah dengan Pemanis Buatan
Yogurt rasa buah seringkali menjadi pilihan untuk sarapan atau camilan sehat. Namun, banyak produk yogurt rasa buah yang mengandung pemanis buatan, salah satunya adalah aspartam.
Meskipun beberapa penelitian masih belum menemukan bukti yang kuat mengenai sifat karsinogenik aspartam pada individu, WHO telah mengklasifikasikan aspartam sebagai bahan yang berpotensi menyebabkan kanker.
Meskipun bukti tentang aspartam masih terbatas, lebih baik untuk berhati-hati dengan konsumsi pemanis buatan. Pilihan yang lebih baik adalah memilih yogurt alami tanpa rasa atau yang menggunakan pemanis alami seperti madu atau stevia.
Â
3. Sereal Kemasan
Sereal sarapan yang banyak dijual di pasaran memang sangat praktis dan sering menjadi pilihan banyak individu di pagi hari. Namun, tahukah Anda bahwa sereal kemasan bisa mengandung bahan kimia berbahaya?
Salah satunya adalah akrilamida, sebuah bahan kimia yang terbentuk saat proses memasak atau pemanggangan pada suhu tinggi.
Akrilamida adalah zat yang telah diklasifikasikan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) sebagai bahan yang mungkin bersifat karsinogenik bagi individu.
Zat ini terutama ditemukan pada makanan kaya karbohidrat yang diproses dengan suhu tinggi, seperti sereal dan kentang goreng. Untuk mengurangi risiko, pilihlah sereal yang lebih alami dan rendah proses, atau coba ganti dengan oatmeal yang lebih sehat.
Â
Advertisement
4. Sosis dan Daging Olahan
Sosis, bacon, dan jenis daging olahan lainnya sering kali menjadi pilihan praktis untuk sarapan. Namun, konsumsi berlebihan daging olahan ternyata bisa berisiko bagi kesehatan tubuh.
Menurut Cancer Council NSW, konsumsi daging merah dan olahan yang berlebihan berhubungan dengan 18 persen kasus kanker usus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan, termasuk sosis, dalam kategori karsinogen Kelas 1. Ini berarti bahan kimia yang terkandung dalam daging olahan, seperti pengawet dan pewarna, berpotensi memicu kanker.
Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi konsumsi daging olahan dan menggantinya dengan sumber protein yang lebih sehat, seperti ikan atau kacang-kacangan.