UMM Ciptakan Teknologi Pakan Kambing

Kuliah Kerja Nyata 54 Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan penyuluhan tentang Teknologi Fermentasi dan Prebiotik untuk Pakan kambing.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Jul 2013, 13:44 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2013, 13:44 WIB
130724bpakan.jpg
Citizen6, Malang: Kuliah Kerja Nyata (KKN) 54 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan penyuluhan tentang Teknologi Fermentasi dan Prebiotik untuk Pakan Kambing di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Selain terkenal dengan potensi daerahnya yang kaya akan pertambangan pasir golongan C, desa ini juga memiliki potensi yang bagus dari segi pertanian dan peternakan yang bisa dikembangkan.

"Ternak dan pertanian itu tidak dapat dipisahkan. Limbah dari peternakan bisa dimanfaatkan sebagai kompos untuk menyuburkan pertanian yang ada di desa. Begitu juga sebaliknya, limbah pertanian bisa dimanfaatkan untuk memberi pakan hewan. Salah satu contohnya teknologi fermentasi dan probiotik untuk pakan hewan, khususnya kambing," kata Ir Tedjo Budiwiyono dalam penyuluhannya di Balai Desa Patokpicis, Wajak, Kabupaten Malang, Selasa 23 Juli 2013.

Tedjo juga mengungkapkan manfaat dari teknologi fermentasi dan probiotik untuk pakan kambing, salah satunya bisa menggemukkan kambing semakin cepat, mengoptimalkan sistem pencernaan, lebih kebal terhadap penyakit, bisa meningkatkan produksi susu pada kambing etawah, kotoran kambing lebih sedikit karena pakan tercerna dengan baik, juga mengurangi bau pada kambing sehingga meningkatkan nafsu makan.

Tedjo juga menambahkan, limbah pertanian juga dapat dijadikan sebagai pakan kambing, seperti halnya tongkol jagung, kulit kopi, kulit coklat, jerami jagung, dan lain-lain. Limbah tersebut dapat difermentasi sehingga melapukkan serat kasar pada limbah pertanian dan meningkatkan protein kasar 2-3 % sehingga limbah pertanian mudah dicerna oleh kambing.

"Dengan adanya teknologi fermentasi limbah pertanian ini, rumput hijau-hijauan tetap bisa terpakai sampai tiga bulan lebih, asalkan tidak terjadi kebocoran pada plastik bakterinya," tutur dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Isa Anshori, selaku Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kecamatan Wajak mengaku sangat tertarik dengan penemuan teknologi baru ini. Hingga di akhir penyuluhan, Isa meminta kerjasama dengan UMM dalam pemanfaatan teknologi baru untuk memberdayakan masyarakat Wajak khusunya Desa Patokpicis. Isa berharap dengan ilmu tersebut masyarakat bisa memanfaatkan potensi desa yang ada untuk memperbaiki taraf ekonomi masyarakat desa. (Heny Maslukhah/Mar)

Heny Maslukhah adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya