Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin menjadi salah satu cryptocurrency atau aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar yang diperdagangkan dengan harga USD 46.170.43 atau sekitar Rp 660,89 juta (asumsi kurs Rp 14.314 per dolar AS) pada Senin malam, pukul 20.00, 3 Januari 2021. Data bitcoin itu berdasarkan data dari Coin Metrics.
Menurut Antoni Trenchev dari perusahaan pemberi pinjaman cryptocurrency Nexo, bitcoin dapat mengalami kenaikan lebih lanjut dan melonjak hingga USD 100.000 atau sekitar Rp 1,43 miliar (asumsi kurs Rp 14.315 per dolar AS) pada pertengahan 2022.
Baca Juga
"Saya pikir bitcoin akan mencapai USD 100.000 tahun ini, mungkin di pertengahan tahun,” kata Trenchev seperti dikutip dari CNBC, Selasa (4/1/2022).
Advertisement
Trenchev mengatakan, ada dua alasan sederhana mengapa melihat keuntungan besar pada masa depan untuk bitcoin. Salah satunya adalah perusahaan seperti MicroStrategy dan Square sebagai salah satu contoh perusahaan yang diketahui telah membeli bitcoin dalam jumlah besar.
Alasan lain adalah kebijakan "uang murah". akan tetap ada yang menjadi keuntungan bagi cryptocurrency. Walaupun begitu, ada ekspektasi the Federal Reserve atau bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga beberapa kali tahun ini untuk pertama kalinya di era pandemi karena bank sentral AS berupaya memerangi inflasi.
Mengomentari hal tersebut, Trenchev mengatakan, kebanyakan orang kemungkinan "salah" dalam memahami ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.
"Sejujurnya saya berpikir bahwa segera setelah kita melihat kenaikan suku bunga, itu akan menjadi penurunan ke ekuitas dan pasar obligasi. Terus terang, beberapa tahun terakhir, kita belum melihat banyak kemauan politik untuk semacam koreksi di pasar keuangan tradisional,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pandangan Lain
Bitcoin telah menjadi pemenang di era pandemi, yang berhasil naik lebih dari 60 persen pada 2021, walaupun jauh dari rekor tertinggi sekitar USD 69.000 atau sekitar Rp 987,58 juta pada awal tahun itu.
Sebagai perbandingannya, indeks S&P 500 naik hampir 27 persen pada periode yang sama, sementara indeks Dow dan Nasdaq masing-masing naik 18,73 persen dan 21,39 persen pada 2021.
Meskipun begitu, tidak semua orang memiliki pandangan bullish seperti Trenchev. Salah satunya profesor keuangan di Universitas Sussex, Carol Alexander. Ia menilai, bitcoin akan turun ke posisi USD 10.000 atau sekitar Rp 143,08 juta pada 2022, yang hampir menghapus semua keuntungannya dalam 1,5 tahun terakhir.
Selain itu, pengawasan peraturan yang lama pada sektor ini serta perubahan harga yang tak terkendali juga dapat membebani prospek dari bitcoin.
Advertisement