Liputan6.com, Jakarta - Rupiah ditutup melemah 10 poin pada perdagangan Selasa sore, 29 Maret 2022 meski sebelumnya sempat melemah 15 poin di Rp 14.370. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi 14.3460.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah masih berpotensi melemah pada perdagangan Rabu, 30 Maret 2022.
"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.360 hingga Rp 14.390,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan, dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, hal tersebut karena adanya harapan pembicaraan damai yang akan dimulai Selasa malam di Turki dapat mengakhiri perang Rusia-Ukraina, yang sekarang memasuki bulan kedua.
Ukraina mengatakan tujuan utamanya pada pembicaraan itu adalah untuk mengamankan gencatan senjata pertempuran yang dipicu oleh invasi Rusia sejak 24 Februari.
Bank sentral Jepang membeli sedikit lebih dari USD 500 juta dalam bentuk obligasi pada Senin dan USD 2 miliar pada Selasa, setelah berjanji untuk melakukan pembelian tak terbatas di pasar hingga Kamis untuk mempertahankan target imbal hasil 10-tahun sebesar 0,25 persen.
Ini sangat kontras dengan sebagian besar bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve AS, yang menaikkan suku bunga, mendorong imbal hasil masing-masing lebih tinggi.
Pusat keuangan Shanghai juga melaporkan rekor 4.381 kasus COVID-19 tanpa gejala dan 96 kasus bergejala untuk 28 Maret. Kota ini juga tetap berada di bawah penguncian dua tahap, sembilan hari.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen Internal
Adapun sentimen internal Ibrahim mengatakan, pasar terus memantau data ekonomi Indonesia yang positif, setelah pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pendapatan negara per Februari 2022 naik 37,7 persen (YoY) dari Rp.219,6 triliun pada Februari tahun lalu menjadi Rp.302,4 triliun.
Penerimaan perpajakan ini terdiri dari penerimaan pajak Rp 199,4 triliun yang naik 36,5 persen dari periode sama tahun lalu Rp 146,1 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp 56,7 triliun yang juga naik 59,3 persen dari Rp 35,6 triliun.
Kemudian PBB dan pajak lainnya Rp.1,5 triliun atau 5,1 persen dari target serta PPh Migas Rp.13,4 triliun atau 28,6 persen dari target. Sedangkan PBB dan Pajak lainnya tercapai Rp1,5 triliun atau 5,1 persen.
Penerimaan pada 2022 dan selanjutnya juga akan didukung oleh implementasi UU HPP yang mendorong peningkatan kepatuhan dan keadilan serta perluasan basis penerimaan pajak yang lebih sustainable.
Selain itu, baru-baru ini Sri Mulyani juga menyampaikan mulai April 2022 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dinaikkan sebesar 11 persen. Kenaikan PPN tersebut sudah tertuang pada Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan atau UU HPP.
Advertisement