Rupiah Bergerak Stabil, Potensi Penguatan Masih Lebar

Rupiah berpotensi menguat ke arah 14.320 per dolar AS sampai 14.330 per dolar AS hari ini, dengan potensi pelemahan ke kisaran 14.380 per dolar AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mar 2022, 10:35 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2022, 10:35 WIB
Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa pagi bergerak stabil alias stagnan. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat di hari ini seiring membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.

Pada Selasa (29/3/2022), nilai tukar rupiah tak bergerak atau stagnan dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya, yakni 14.360 per dolar AS.

"Penurunan harga minyak mentah memperbaiki sentimen pasar menjadi lebih positif terhadap aset berisiko," kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara. 

Adapun penurunan harga minyak meredakan kekhawatiran terhadap inflasi yang tidak terkendali.

Ariston menilai lockdown kota Shanghai, China karena Covid-19 membantu penurunan harga minyak mentah karena potensi penurunan permintaan komoditas tersebut.

Selain itu, pasar juga menantikan perundingan perdamaian antara Ukraina dan Rusia di Istanbul, Turki, hari Selasa ini.

"Ukraina sudah menyiapkan proposal perdamaian. Pasar menunggu penawaran dari Rusia," katanya.

Bila hasil perundingan mendekati ke arah perdamaian, ia memperkirakan harga aset berisiko bisa menguat lagi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tekanan The Fed

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menunjukkan uang rupiah di penukaran uang, Jakarta, Senin (9/11/2020). ). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar

Di sisi lain, nilai tukar rupiah dan emerging markets masih dalam tekanan dari prospek kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yang agresif, sehingga bisa menahan penguatan mata uang Garuda terhadap dolar AS hari ini.

Hal tersebut didukung dengan belum adanya sentimen baru dari dalam negeri dan pelonggaran aktivitas ekonomi serta prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mendukung penguatan rupiah.

Dengan demikian, Ariston memprediksikan rupiah berpotensi menguat ke arah 14.320 per dolar AS sampai 14.330 per dolar AS hari ini, dengan potensi pelemahan ke kisaran 14.380 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya