Dampak Crypto Winter, CEO Coinbase Bakal Kurangi Biaya Pengeluaran Perusahaan

CEO mengungkapkan, perusahaan mencermati cara bagaimana dapat memotong pengeluaran biaya.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Agu 2022, 12:16 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2022, 12:16 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran kripto Coinbase tengah menghadapi tantangan industri dan hambatan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, CEO Coinbase, Brian Armstrong mengungkapkan, perusahaan mencermati cara bagaimana dapat memotong pengeluaran biaya.

Saham Coinbase telah kehilangan lebih dari 70 persen nilainya tahun ini karena perusahaan telah berhadapan dengan "musim dingin kripto" yang terkait dengan jatuhnya harga pasar kripto seperti bitcoin dan ethereum. 

Armstrong mengatakan penurunan itu tidak biasa, karena Coinbase telah melalui empat siklus turun dalam 10 tahun sejak ia memulai perusahaan. Sebelumnya, Coinbase sempat menghadapi tekanan inflasi dan potensi resesi.

"Saya pikir salah satu alasan Coinbase begitu sukses dalam 10 tahun terakhir adalah kami hanya mencoba untuk tidak fokus pada pasang surut jangka pendek,” ujar Armstrong dikutip dari CNBC, Sabtu, 27 Agustus 2022.

Coinbase memangkas 18 persen tenaga kerjanya pada Juni, dan Armstrong sebelumnya mengaitkan PHK dengan kemungkinan resesi dan kebutuhan untuk mengelola tingkat pengeluaran biaya perusahaan dan meningkatkan efisiensi.

Armstrong mengatakan PHK dimaksudkan untuk menjadi peristiwa satu kali, tetapi menurutnya apapun bisa saja terjadi saat ini. 

"Saya tidak bisa memberi tahu Anda seperti apa dunia setahun dari sekarang," ujarnya. 

Armstrong mengatakan Coinbase sedang mengamati dengan cermat pengurangan biaya yang terkait dengan pemasaran, vendor eksternal, dan Amazon Web Services. Dia menambahkan perusahaan juga sedang mencari cara untuk mengubah sebanyak mungkin biaya tetap menjadi biaya variabel.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Akibat Crypto Winter, Coinbase Rugi Rp 14,8 Triliun pada Kuartal II 2022

(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli
(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli

Sebelumnya, saham Coinbase turun dalam perdagangan yang diperpanjang pada Selasa setelah pertukaran kripto itu melaporkan kerugian lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun pada kuartal kedua dan meleset dari perkiraan analis soal pendapatan.

Pendapatan Coinbase turun hampir 64 persen karena investor keluar dari pasar kripto setelah penurunan dramatis tahun lalu. Pendapatan transaksi ritel mencapai USD 616,2 juta, turun 66 persen dan di bawah konsensus USD 667,1 juta di antara analis yang disurvei oleh StreetAccount. 

Coinbase melaporkan kerugian bersih USD 1,1 miliar, dibandingkan dengan laba bersih USD 1,59 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu, menurut surat kepada pemegang saham.

Salah satu faktornya adalah biaya penurunan nilai terkait cryptocurrency non tunai senilai USD 377 juta. Aset cryptocurrency Coinbase sendiri pada akhir Juni bernilai USD 428 juta, turun dari sekitar USD 1 miliar pada akhir Maret. Lebih dari 40 persen aset cryptocurrency Coinbase berada di bitcoin.

Seperti diketahui bulan-bulan terakhir menjadi waktu yang berat untuk pasar kripto yang mengalami penurunan besar. Penurunan ini sering disebut sebagai siklus crypto winter. Siklus ini telah membuat perusahaan kripto besar alami masalah, salah satunya Coinbase.

"Kuartal II adalah ujian daya tahan untuk perusahaan kripto dan kuartal yang kompleks secara keseluruhan. Pergerakan pasar yang dramatis mengubah perilaku pengguna dan volume perdagangan, yang memengaruhi pendapatan transaksi, tetapi juga menyoroti kekuatan program manajemen risiko kami,” ujar pihak perusahaan dalam surat pengumuman, dikutip dari CNBC, Rabu, 10 Agustus 2022.

 

Pergerakan Harga Kripto Tekan Coinbase

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Perusahaan mengatakan memiliki 9 juta pengguna transaksi bulanan selama periode tersebut, turun dari 9,2 juta pada kuartal pertama tetapi lebih dari 8,7 juta konsensus StreetAccount. Kredit makroekonomi dan cryptocurrency menghasilkan volume perdagangan yang lebih rendah selama kuartal tersebut.

Saham Coinbase anjlok 75 persen selama kuartal kedua 2022, sejalan dengan apa yang disebut musim dingin kripto. Sementara harga bitcoin anjlok sekitar 59 persen. Coinbase mengatakan akan memperpanjang waktu untuk memberhentikan perekrutan dan memotong 18 persen dari jumlah karyawan. 

Aset pada platform turun dari kuartal ke kuartal menjadi USD 96 miliar dari USD 256 miliar, sebagian besar karena tekanan pada harga cryptocurrency. 

Bitcoin menyumbang 31 persen dari pendapatan transaksi pada kuartal tersebut, level tertinggi sejak kuartal pertama 2021, sementara 22 persen dari pendapatan transaksi dikaitkan dengan Ethereum.

 

 

Mantan Manajer Coinbase Ditetapkan Tak Bersalah atas Kasus Insider Trading

Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Sebelumnya, mantan manajer produk Coinbase Global Inc dan saudaranya yang sebelumnya didakwa dengan tuduhan kasus perdagangan orang dalam (insider trading) mengaku tidak bersalah pada Rabu, 4 Agustus 2022.

Mantan manajer produk Coinbase, Ishan Wahi (32), ditangkap bulan lalu di Seattle dengan tuduhan dia berbagi informasi rahasia dengan saudaranya Nikhil dan teman mereka Sameer Ramani tentang pengumuman yang akan datang soal kripto baru yang akan diperdagangkan di Coinbase.

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 5 Agustus 2022 Nikhil Wahi juga mengaku tidak bersalah selama dakwaan pada Rabu di pengadilan federal Manhattan di hadapan Hakim Distrik AS Loretta Preska. Ramani, yang juga didakwa, masih menjadi buron sampai sekarang.

Jaksa mengatakan Nikhil Wahi dan Ramani menggunakan dompet blockchain ethereum untuk memperoleh aset dan berdagang setidaknya 14 kali sebelum pengumuman Coinbase pada Juni 2021 dan April 2022. 

Pengumuman tersebut biasanya menyebabkan aset meningkat nilainya dan menghasilkan setidaknya USD 1,5 juta atau sekitar Rp 22,3 miliar keuntungan ilegal, kata jaksa.

David Miller, pengacara Ishan Wahi, mengatakan tuduhan itu harus dibatalkan karena perdagangan orang dalam perlu melibatkan sekuritas atau komoditas dan kasus ini tidak. Miller juga mengatakan Coinbase menguji token baru sebelum mendaftarkannya secara publik, yang berarti informasi yang dituduhkan kliennya dibagikan tidak rahasia. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya