Liputan6.com, Jakarta Waralaba video game Tomb Raider yang ikonik sedang dijual oleh penerbit Jepang Square Enix sebagai bagian dari kesepakatan USD 300 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.386 per dolar AS).
Square Enix mengatakan mereka akan melepas tiga studio pengembangan gamenya yaitu Eidos Interactive, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal ke perusahaan Swedia Embracer Group.
Baca Juga
Embracer juga akan memperoleh kekayaan intelektual untuk Tomb Raider dan tiga seri game lainnya, termasuk Deux Ex, Thief dan Legacy of Kain.
Advertisement
Square Enix mengatakan menjual aset untuk mengurangi biaya di tengah lingkungan bisnis global yang menantang, sementara juga berinvestasi dalam teknologi baru seperti blockchain.
“Kesepakatan itu memungkinkan peluncuran bisnis baru dengan bergerak maju dengan investasi di bidang-bidang termasuk blockchain, AI, dan cloud,” kata Square Enix dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNBC, Jumat (17/3/2023).
Komitmen perusahaan untuk meningkatkan pengeluaran di blockchain teknologi di balik banyak cryptocurrency dan NFT menyebabkan beberapa reaksi di media sosial.
"Seperti menjual rumah Anda untuk kacang ajaib,” tulis seorang gamer di media sosial.
Kerumunan gamer lebih banyak berpandangan skeptis tentang NFT atau aset digital yang dirancang untuk mewakili kepemilikan barang koleksi yang unik.
Sementara para pendukung teknologi mengatakan itu bisa membuka jenis baru pengalaman bermain game. Namun banyak gamer tidak yakin dengan hal itu, melihat NFT sebagai perebutan uang yang berbahaya bagi lingkungan.
Tomb Raider adalah salah satu waralaba video game paling terkenal sepanjang masa. Game ini memberikan pengalaman bermain gamer untuk menavigasi arkeolog Inggris Lara Croft melalui serangkaian makam kuno dan reruntuhan berbahaya. Sampai saat ini, waralaba Tomb Raider telah terjual sekitar 88 juta kopi.
Square Enix, yang terkenal dengan game Final Fantasy, Dragon Quest, dan Kingdom Hearts yang populer, memperoleh kepemilikan atas seri Tomb Raider setelah membeli Eidos Interactive pada 2009.
Kepala penelitian game di Ampere Analysis, Piers Harding-Rolls mengatakan harga kesepakatan untuk Tomb Raider Square Enix sangat rendah, tetapi perusahaan itu telah lama mencari pembeli.
“Ini telah berjuang untuk mendapatkan kesuksesan komersial yang konsisten dari studio-studio itu, dan ingin membangun organisasi yang lebih ramping dengan kisah pertumbuhan dan keuntungan yang lebih menarik bagi para pemegang sahamnya,” pungkas Harding-Rolls.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.