Korelasi Bitcoin dan Indeks Nasdaq Sentuh Level Terendah

Kelas aset seperti Bitcoin dan Nasdaq biasanya memiliki dinamika pasar, profil peserta, dan faktor mendasar yang berbeda.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Jan 2024, 16:50 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 16:49 WIB
Korelasi Bitcoin dan Indeks Nasdaq Sentuh Level Terendah
Kelas aset seperti Bitcoin dan Nasdaq biasanya memiliki dinamika pasar, profil peserta, dan faktor mendasar yang berbeda. (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Data terbaru menunjukkan korelasi 40 hari antara bitcoin dan Nasdaq saat ini berada di level nol, menunjukkan tidak ada hubungan antara kelas aset saat ini. Alasan utama penurunan korelasi menjadi nol adalah ekspektasi tinggi terhadap persetujuan SEC untuk ETF spot pertama di AS.

Dilansir dari Coinmarketcap, Rabu (10/1/2024), seperti diketahui, korelasi antara Bitcoin dan Nasdaq secara konsisten positif sejak awal 2020. Selama pasar bearish yang pada 2022, korelasi tersebut mencapai puncaknya hingga level 0,8.

Kelas aset seperti Bitcoin dan Nasdaq biasanya memiliki dinamika pasar, profil peserta, dan faktor mendasar yang berbeda. Namun, korelasi di pasar keuangan dapat berubah seiring berjalannya waktu dan cenderung bergerak serupa selama periode tertentu. 

Korelasi antara Bitcoin dan Nasdaq terkadang menunjukkan kecenderungan tinggi, karena saat ini menunjukkan kecenderungan menurun. Korelasi yang tinggi antara Bitcoin dan Nasdaq dapat menunjukkan pergerakan harga yang serupa atau saling berhubungan antara kedua aset tersebut. 

Situasi ini biasanya dapat timbul dari kesamaan persepsi risiko di pasar, kesamaan perilaku investor, atau faktor ekonomi umum yang mempengaruhi kedua aset dalam arah yang sama. Korelasi positif yang tinggi menunjukkan bahwa Bitcoin dan Nasdaq cenderung bergerak ke arah yang sama.

Di sisi lain, korelasi yang rendah menunjukkan Bitcoin dan Nasdaq cenderung bergerak secara independen atau berlawanan arah. Situasi ini dapat menunjukkan terdapat perbedaan dinamika pasar antara kedua aset tersebut atau investor memiliki persepsi risiko yang berbeda terhadap aset-aset tersebut.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Bitcoin Tersungkur Setelah Beredar Pengumuman Palsu ETF dari SEC

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Sebelumnya diberitakan, harga bitcoin kembali terkoreksi sejak Selasa, 9 Januari 2024 menyusul postingan media sosial palsu dari akun X Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) yang menyatakan lembaga tersebut telah menyetujui ETF Bitcoin Spot.

Dilansir dari CNBC, Rabu (10/1/2024), SEC kemudian menghapus postingan tersebut dan mengatakan akunnya di X telah disusupi dan belum menyetujui ETF. 

Bitcoin awalnya melonjak setinggi USD 47.901 atau setara Rp 744,1 juta (asumsi kurs Rp 15.535 per dolar AS), level tertinggi sejak Maret 2022, sebelum turun ke level USD 44.816 atau setara Rp 696,1 juta. 

Investor mengharapkan informasi terbaru dari SEC secepatnya terkait ETF Bitcoin Spot, dan beberapa berharap keputusan akan diambil lebih awal. Rabu waktu AS menandai batas waktu bagi SEC untuk menyetujui atau menolak aplikasi ETF bitcoin spot Ark 21Shares. Dipercaya secara luas badan tersebut akan menyetujui beberapa hal sekaligus.

Bitcoin telah diperdagangkan di bawah level USD 47.000 atau setara Rp 730,1 juta hampir sepanjang Selasa, setelah melewatinya satu hari sebelumnya untuk pertama kalinya sejak April 2022, karena pengajuan SEC yang diperbarui dari calon penerbit ETF bitcoin memperkuat keyakinan investor persetujuan tidak dapat dihindari.

Beberapa investor mengatakan efek hari pertama dari persetujuan tersebut terlalu dibesar-besarkan dan hal itu bisa menjadi peristiwa yang menarik perhatian. Bitcoin telah naik sekitar 60% dalam tiga bulan terakhir, terutama karena hype ETF. 

Selain itu, investor telah mendapatkan keuntungan tinggi yang belum direalisasi sebuah tren yang secara historis mendahului koreksi harga menurut data dari CryptoQuant.

 

Terungkap, Persetujuan ETF Bitcoin Tak Bakal Genjot Lonjakan Harga

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya diberitakan, Greeks live, sebuah platform untuk memperdagangkan produk opsi kripto memprediksi tidak ada lonjakan harga yang signifikan setelah regulator AS menyetujui ETF Bitcoin spot menurut data dari platformnya.

Menurut cuitan oleh Greeks.Live, data pasar terbaru dari platform perdagangannya menunjukkan meskipun ada spekulasi tentang SEC yang menyetujui aplikasi Bitcoin Spot ETF Selasa depan, terdapat sedikit volatilitas dalam volatilitas tersirat dan harga jangka utama.

“Volatilitas tersirat mengukur ekspektasi pasar terhadap pergerakan harga kontrak opsi di masa depan,” kata Greeks.Live, dikutip dari Cointelegraph, Selasa (2/1/2024).

Menurut laporan Reuters, SEC AS dapat menghubungi pemohon ETF Bitcoin awal minggu depan. Perkembangan ini diperkirakan menjadi sangat penting bagi pasar kripto, memungkinkan investor untuk memperdagangkan ETF yang didukung Bitcoin di bursa yang teregulasi. 

Namun, cuitan dari Greeks menunjukkan aktivitas pasar yang rendah secara tak terduga sebagai reaksi terhadap berita tersebut. Data opsi menunjukkan volatilitas tersirat untuk opsi 12 Januari, yang terkait erat dengan ETF, justru menurun dan bukannya meningkat. Selain itu, volume perdagangan untuk opsi ini sangat rendah.

Berdasarkan data ini, Greeks.live menegaskan pasar telah mempertimbangkan potensi persetujuan dari ETF Bitcoin spot. 

Dalam istilah lain, para pelaku pasar dapat memperkirakan terjadinya hal tersebut dan mengubah posisi mereka sesuai dengan hal tersebut, sehingga persetujuan sebenarnya memiliki dampak yang terbatas terhadap harga dan volatilitas.

 

Perusahaan Manajemen Aset Kirim Pengajuan Terbaru ETF Bitcoin Spot ke SEC

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya diberitakan, beberapa perusahaan manajemen aset yang mengajukan ETF Bitcoin Spot telah memperbarui pengajuan mereka ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Jumat, 29 Desember 2023.

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (1/1/2024), hal ini sesuai dengan permintaan SEC beberapa waktu lalu yang meminta para pengaju ETF Bitcoin untuk memperbarui pengajuan mereka. 

Pada Jumat, BlackRock Asset Management, VanEck, Valkyrie Investments, Bitwise Investment Advisers, Invesco Ltd., Fidelity, dan WisdomTree Investments semuanya telah menyerahkan dokumen baru dengan regulator yang menjelaskan rincian pengaturan masing-masing. 

Orang-orang yang mengetahui proses pengajuan mengatakan perusahaan yang memenuhi tenggat waktu revisi pengajuan akhir tahun kemungkinan dapat meluncurkan ETF Bitcoin Spot pada 10 Januari tanggal di mana SEC diharuskan untuk menyetujui atau menolak ETF milik Ark dan 21Shares.

Saat ini ada total 14 manajer aset yang berharap akhirnya memenangkan persetujuan SEC untuk ETF bitcoin spot. Selama dekade terakhir, regulator sekuritas AS telah menolak berbagai upaya untuk meluncurkan produk-produk ini, dengan alasan kekhawatiran akan manipulasi pasar dan ketidakmampuan calon emiten untuk melindungi investor. 

Hingga saat ini, satu-satunya ETF mata uang kripto yang disetujui telah dikaitkan dengan kontrak berjangka bitcoin dan ethereum, yang diperdagangkan di Chicago Mercantile Exchange.

Sentimen ETF Bitcoin ini mendorong harga Bitcoin meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini.  Bitcoin berhasil menembus di atas USD 45.000 atau setara Rp 629,5 juta (asumsi kurs Rp 15.390 per dolar AS) pada 2023.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya