Analisis Pergerakan Harga Bitcoin: Potensi Lanjutkan Kenaikan

Tercatat pada Jumat (17/5) pukul 12:00 WIB, Bitcoin (BTC) bergerak di angka USD 65.600, bertengger tepat di atas moving average 50-hari (MA-50).

oleh Tira Santia diperbarui 19 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta Tercatat pada Jumat (17/5) pukul 12:00 WIB, Bitcoin (BTC) bergerak di angka USD 65.600, bertengger tepat di atas moving average 50-hari (MA-50).

"Kondisi ini menunjukkan bahwa Bitcoin berada dalam posisi kuat untuk melanjutkan tren kenaikannya," kata Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur.

Menurutnya, jika Bitcoin mampu bertahan di atas USD65.000 atau MA-50, ada potensi untuk melanjutkan kenaikan hingga sekitar USD69.000. Namun, jika BTC gagal bertahan di atas MA-50, ada kemungkinan harga akan melemah ke USD62.500.

Oleh karena itu, data aliran pasar ETF BTC spot AS dan obrolan Anggota FOMC perlu dipertimbangka. Disisi lain, indikator teknis juga menunjukkan sinyal positif. Indikator Stochastic sedang naik menujuarea overbought, menandakan tekanan beli yang tinggi.

Analisa Indikator Lainnya

Selain itu, histogram MACD menunjukkan momentum bullish, memperkuat prospek kenaikan lebih lanjut. Adapun level support terdekat berada di USS 64.000, sementara resistance utama berada diD69.000.

"Trader dan investor disarankan untuk memantau level-level kunci harga Bitcoin ini sebagai panduan dalam mengambil keputusan perdagangan," ujarnya.

Sebelumnya, harga Bitcoin melonjak hampir 8% dalam waktu 24 jam. Reli pasar kripto mengikuti lonjakan harga Bitcoin sejak kemarin. Lonjakan harga ini mengikuti data inflasi AS terbaru, yang mungkin telah meredakan beberapa kekhawatiran investor mengenai potensilangkah The Fed dalam kebijakan suku bunganya.

"Mari kita lihat sekilas kemungkinan alasan yang memicu reli baru-baru ini di pasar kripto. Data CPI AS terbaru menunjukkan bahwa inflasi mereda pada bulan April, memberikan kelegaan bagi investor pasar kripto," jelasnya.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja, CPI AS naik 0,3% di bulan April, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,4%. Pada saat yang sama, CPI Inti dari tahun ke tahun naik 3,6%, sejalan dengan perkiraan WallStreet dan lebih rendah dari 3,8% yang tercatat pada bulan sebelumnya. Data inflasi yang menurun ini, meskipun masih berada di atas kisaran target The Fed sebesar 2%, tetap memperkuat kepercayaan investor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data Ekonomi AS

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Sementara itu, data PPI AS awal pekan ini telah memicu kekhawatiran atas sikap The Fed AS yang lebih hawkish. Namun, meskipun data PPI AS lebih panas dari perkiraan, data inflasi terbaru tampaknya mengabaikan kekhawatiran para pelaku pasar, sebagaimana dibuktikan oleh reli baru-baru ini di pasar kripto.

Aliran masuk ETF Bitcoin juga mendukung optimisme pasar kripto. Data terbaru dari Farside Investors menunjukkan bahwa ETF Bitcoin Spot AS mencatat arus masuk sebesar USD303 juta pada hari Rabu (15/5).

Lanjutnya, GBTC Grayscale mencatat arus masuk sebesar USD27 juta, pertama kalinya sejak mencatat arus masuk sebesar USD3,9 juta pada tanggal 6 Mei.

"Perlu dicatat bahwa ETF Bitcoin AS telah mencatat arus masuk sekitar USD470 juta dalam tiga hari pertama di minggu ini, mencerminkan kembalinya momentum instrumen investasi. Hal ini juga menunjukkanbahwa pelaku pasar mengalihkan fokus mereka ke ruang aset digital," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya