Naik 102 Persen, Arus Masuk Mingguan ETF Bitcoin Capai Rp 49,7 Triliun

Data dari CoinShares menunjukkan ETF Bitcoin mengalami lonjakan arus masuk bersih, mencapai USD 3,12 miliar atau setara Rp 49,7 triliun

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Nov 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2024, 12:00 WIB
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Data dari CoinShares menunjukkan ETF Bitcoin mengalami lonjakan arus masuk bersih, mencapai USD 3,12 miliar atau setara Rp 49,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.943 per dolar AS) antara 18 dan 22 November.

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (27/11/2024), Hal ini menandai peningkatan 102 persen dibandingkan dengan USD 1,67 miliar dari minggu sebelumnya dan memperpanjang rentetan arus masuk positif menjadi tujuh minggu.

ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini, menandakan meningkatnya minat investor kripto.

iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock memimpin pasar dengan aset bersih USD 48,95 miliar dan arus masuk kumulatif USD 31,33 miliar per 22 November. Sebaliknya, ETF Grayscale Bitcoin Trust memiliki aset USD 21,61 miliar tetapi telah menghadapi arus keluar yang melebihi USD 20 miliar.

Arus Masuk Investasi

Arus masuk tahun ini untuk semua produk investasi aset digital telah mencapai USD 37 miliar, jauh melampaui arus masuk tahun pertama ETF emas, yang berjumlah USD 309 juta.

Secara global, pasar aset digital di Jerman, Swedia, dan Swiss mencatat arus keluar masing-masing sebesar USD 40 juta, USD 84 juta, dan USD 17 juta. Sebaliknya, Australia, Kanada, dan Hong Kong menunjukkan optimisme, dengan arus masuk gabungan sebesar USD 70 juta. 

Selain itu, USD 10 juta mengalir ke produk Bitcoin jangka pendek, yang menunjukkan beberapa investor melakukan lindung nilai terhadap potensi penurunan harga.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Gagal Capai USD 100.000, Harga Bitcoin Anjlok ke Level USD 91.000

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Bitcoin membukukan penurunan terpanjangnya dalam periode sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum AS, setelah gagal mencapai USD 100.000 atau setara Rp 1,59 miliar (asumsi kurs Rp 15.943 per dolar AS) yang mendinginkan semangat spekulatif yang dipicu oleh presiden terpilih tersebut yang mendukung kripto.

Penurunan empat hari berturut-turut telah memangkas sekitar 9 persen dari aset digital Bitcoin, yang diperdagangkan pada harga USD 91.100. Pasar kripto yang lebih luas telah kehilangan sebagian dari kenaikan USD 1 triliunnya sejak Hari Pemilihan Presiden AS pada 5 November.

Penulis buletin Crypto Is Macro Now, Noelle Acheson mengatakan kesulitan Bitcoin dalam mencoba menembus USD 100.000 untuk pertama kalinya dapat meyakinkan para pedagang puncaknya sudah terjadi.

“Keuntungan harus segera dikunci, berlalu begitu saja," kata Acheson dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (27/11/2024).

Mata uang kripto juga menghadapi gelombang penghindaran risiko pada Selasa pagi setelah Trump mengguncang pasar dengan bersumpah mengenakan tarif tambahan pada Tiongkok serta negara tetangga AS, Kanada dan Meksiko.

Saham terkait kripto yang sedang naik daun seperti MicroStrategy juga menurun. Proksi Bitcoin merosot sekitar 13 persen, meskipun masih naik lebih dari 400 persen tahun ini. Coinbase, bursa kripto AS terbesar, turun sekitar 6 persen.

Trump telah berjanji untuk menjadikan AS sebagai rumah global bagi kripto dengan mendorong regulasi yang mendukung serta persediaan Bitcoin nasional. Masih ada pertanyaan tentang seberapa cepat ia dapat membuat perubahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya