Liputan6.com, Jakarta - Wanita disabilitas tanpa kaki berhasil memecahkan rekor pertama dalam hidupnya. Mandy Horvath, berhasil mendaki puncak Patung Liberty hanya dengan tangannya saja.
Mandy menjadi disabilitas karena kehilangan kedua kakinya mulai dari lutut hingga ke bagian bawah akibat tersambar kereta api pengangkut batu bara di dekat sebuah bar yang berada di Steele City, Nebraska, Amerika Serikat.
Dilansir dari www.dailymail.co.uk, Rabu (11/12/2019), Mandy berusaha bangkit dari kejadian pahit yang dialaminya dan tak menjadikan pengalaman itu membuatnya terpuruk. Bahkan, Mandy mampu melakukan aksi nekad yang belum tentu orang lain bisa lakukan.
Advertisement
Pada 28 September 2019, meski dengan kaki yang tak lagi sempurna, wanita berusia 26 tahun ini memberanikan diri untuk menaiki puncak monumen kebanggan orang Amerika Serikat yaitu patung Liberty hanya dengan menggunakan kedua tangannya.
Dengan kedua tangannya, Mandy menarik tubuhnya ke atas Patung Liberty. Setidaknya ada total 250 langkah untuk Mandy mencapai puncak Patung Liberty.
Hebatnya, Mandy hanya memerlukan waktu tujuh menit untuk bisa sampai di puncak Patung Liberty tersebut. Momen itu pun tak luput dari rekaman kamera.
"Saya telah memanjat dua gunung sejak kehilangan kaki saya, tetapi pendakian ini adalah sesuatu yang istimewa. Menjadi orang Amerika, sungguh menakjubkan bisa memanjat monumen besar dalam budaya kita yang diakui di seluruh dunia. Saya belum pernah melihat Lady Liberty sebelumnya, tetapi itu selalu sesuatu yang ingin saya lakukan, jadi saya tidak akan membiarkan ketidakmampuan saya menghentikan saya," ujar Mandy.
Mandy ingin membuktikan, segala sesuatu itu benar-benar mungkin terjadi hanya dengan memikirkannya dan kemudian melakukannya.
Meski menjadi disabilitas tanpa kaki, Mandy bangga bisa melihat pemandangan dari atas patung Liberty saat matahari terbit. Dan itu menurutnya momen tak terlupakan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kehilangan 2 Kaki
Mandy menceritakan pengalaman pahit yang membuatnya kehilangan kedua kakinya. Pada Juli 2014 lalu, wanita berusia 26 tahun ini keluar pada malam hari dengan beberapa temannya.
Saat itu, Mandy yakin dirinya hanya minum dua botol bir. Namun, nasib malang menimpanya. Ketika terbangun, ia sudah berada di dalam ambulans dan terheran ternyata dirinya ditabrak kereta ratusan meter dari bar.
Mandy berfikir seseorang telah memasukkan sesuatu ke dalam minumannya dan kemudian meninggalkannya untuk mati di tengah rel kereta.
"Saya mengalami malam yang menyenangkan sampai ini (kecelakaan kereta) terjadi. Saya ingat mengambil minuman terakhir saya, kemudian keluar untuk merokok," kata Mandy.
"Saat berikutnya saya bangun, saya berada di dalam ambulans dan diberi tahu bahwa kaki saya dicabut setelah saya ditabrak kereta api. Saya harus tinggal di rumah sakit selama berbulan-bulan untuk menjalani operasi pada apa yang tersisa dari kaki saya," sambung dia.
Ketika masih berada di rumah sakit, Mandy bertekad kejadian kecelakaan kereta tersebut tidak akan menghancurkannya. Ia pun fokus untuk bangkit dan bisa berjalan lagi agar bisa kembali aktif.
Sejak itu, Mandy bekerja keras untuk membuktikan bahwa kecelakaan tidak akan menghentikannya untuk hidup bebas dan aktif, menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan prestasi luar biasa, termasuk puncaknya dari Pikes Peak setinggi 14.000 kaki pada Juni 2018.
Dia kemudian mengulangi pencapaian itu pada 2019 ini, setelah menaiki lebih dari 2.700 langkah jalur pendakian Manitou Incline.
Advertisement
Sempat Ingin Bunuh Diri
Masa pemulihan Mandy bukanlah tanpa perjuangan. Pada Agustus 2018, dia menjadi perbincangan dalam berita usai ditangkap karena diduga mengemudi dalam keadaan mabuk dan menyerang seorang petugas kesehatan atau paramedis.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya Mei 2019, dalam sebuah wawancara dengan KOAA, Mandy mengungkapkan dirinya diam-diam berjuang melawan kecanduan alkohol selama bertahun-tahun. Dia bahkan mengakui saat tampil di televisi, seringkali berada di bawah pengaruh alkhohol.
Mandy pun teringat malam ketika dirinya ditangkap. Saat itu, ia mencoba bunuh diri dengan memukulkan kepala di trotoar.
"Aku mulai memukul kepalaku di trotoar. Kalau bukan karena EMT yang mencoba menghentikan saya dari mencoba melukai diri sendiri dalam psikosis yang disebabkan oleh alkohol, saya tidak akan berada di sini," kata Mandy.
Dari situ, Mandy pun mulai menyadari perbuatannya. Ia pun kemudian berusaha berjuang melawan kecanduannya terhadap alkohol.
"Aku tidak bisa berhenti minum walaupun aku mau. Saya akan bangun dan tangan saya akan gemetaran dengan keras. Kepalaku akan berdebar. Saya akan muntah," cerita Mandy.
Demi menghilangkan kecanduan alkohol, Mandy pun melakukan rehabilitasi rawat inap. Dia mulai sadar dan memiliki komitmen untuk merubah gaya hidupnya menjadi disabilitas yang mampu menghasilkan prestasi.
"Meskipun mendaki Lady Liberty dalam skala lebih kecil dari pegunungan, itu adalah sesuatu yang sangat dikenal di seluruh dunia. Sehingga mudah-mudahan akan membantu meningkatkan banyak kesadaran untuk Cars4Heroes yang memberi saya setelah kejadian saya. Bersamaan dengan ini, saya berharap bahwa video dari tantangan saya membantu menginspirasi orang lain untuk bangkit dan melakukan sesuatu," tutup Maudy.
(Annisa Suryanie)