Motor Penuh Bunga untuk Istri dengan Cerebral Palsy

Memiliki suami dan anak yang menyayangi sepenuh hati adalah harapan setiap perempuan. Tak terkecuali perempuan penyandang disabilitas asal Korea Selatan yang menyandang cerebral palsy sejak llahir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Feb 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2020, 17:00 WIB
[Fimela] Bunga
Bunga | unsplash.com/@amyshamblen

Liputan6.com, Jakarta Memiliki suami dan anak yang menyayangi sepenuh hati adalah harapan setiap perempuan. Tak terkecuali perempuan penyandang disabilitas asal Korea Selatan yang menyandang cerebral palsy sejak llahir.

Seperti tampak, dalam tayangan SBS What On Earth, perempuan tua dengan kaki bengkok ini tak mampu berjalan jauh. Bahkan, bicara pun sulit baginya. Namun, karena keterbatasannya, ia kemudian bertemu dengan seorang lelaki yang kini menjadi suaminya.

“Kala itu, saya sedang berjalan. Tiba-tiba saya melihat seorang perempuan terjatuh di atas tanah. Segera aku menolongnya,” ujar sang suami.

Sejak saat itu, hubungan mereka berlanjut.

Disabilitas tak mampu menghalangi perasaan sang suami. Sampai akhirnya mereka menikah, walau banyak pihak yang tidak menyetujui hubungan mereka.


Rintangan Sebelum Memiliki Buah Hati

20160311-Ilustrasi Bayi-istock
Ilustrasi Bayi (iStockphoto)

Pasangan ini membuktikan bahwa mereka mampu hidup bahagia bersama. Namun, rintangan lain datang ketika pihak rumah sakit memberitahukan mereka agar sebaiknya tidak memiliki keturunan.

Alasannya, mereka memiliki potensi tinggi untuk memiliki anak dengan kondisi yang sama dengan sang ibu. Sekali lagi, mereka tak ingin menyerah. Keduanya berusaha memiliki anak.

Sang istri mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Setelah itu, akhirnya mereka berhasil memiliki seorang anak perempuan yang cantik.

Hal yang paling ditakuti ketika sang putri bertumbuh dewasa adalah pikiran bahwa putrinya akan malu memiliki seorang ibu dengan disabilitas.

 "Ibu berterima kasih padaku karena aku memperlakukan dia layaknya seorang ibu. Dia bilang anak-anak lain akan malu padanya, tapi aku tidak bersikap seperti itu jadi dia menghargai itu,” ujar sang putri.

Anak satu-satunya itu tumbuh dengan baik. Kini ia telah menikah dan harus meninggalkan rumah. Sang ibu sedih, merasakan sebuah kekosongan di rumah.

Untuk mengatasi hal ini, sang suami membuat hiasan bunga di sepeda motornya. Pria tua yang masih romantis ini mengajak sang istri berjalan-jalan menggunakan motor penuh bunga. Dengan demikian, sang suami berhasil mengembalikan tawa istrinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya