Tips bagi Orangtua Bicara Tentang Pubertas dan Disabilitas

Disabilitas dan pubertas menjadi hal penting yang perlu dibicarakan. Orang tua memiliki peran dalam memberi pengertian tentang masa puber pada anak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Feb 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2020, 10:01 WIB
Diskusi pubertas pada remaja
Peran orang tua beri pengertian tentang pubertas pada remaja difabel. (Foto ilustrasi, Huffignton Post)

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas dan pubertas menjadi hal penting yang perlu dibicarakan oleh orangtua dan anak. Hal ini disampaikan disabilityhorizons.com, terutama bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

“Pubertas bisa menjadi sangat membingungkan bagi anak mana pun, tetapi khususnya anak difabel. Ketika tubuh mereka mulai berkembang, mereka akan memiliki sejuta pertanyaan,” tulis Disability Horizons.

Salah satu topik pubertas yang kerap memerlukan perhatian khusus adalah mengenai seks. Obrolan mengenai topik tersebut seringkali menimbulkan rasa canggung. Meski demikian, menjadi tugas orangtua untuk memberi edukasi yang tepat mengenai seks pada anak-anakna. 

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mengarahkan 'pembicaraan seks' tanpa membuatnya terasa canggung. Mulai dari bicara perlahan dengan metode berbeda, membiarkan mereka berbicara dengan orang lain, dan dorong terus pertanyaan.

Berbicara perlahan dengan metode berbeda

“Mungkin saja pembicaraan pertama Anda tidak akan berjalan tepat seperti yang direncanakan atau dipahami sepenuhnya, atau mereka tidak akan siap. Jangan biarkan itu membuat Anda kecil hati. Lepaskan pendekatan yang lalu dan bereksperimenlah dengan yang baru,” tulis Disability Horizons.

Orangtua dapat memecah konsep menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menggunakan berbagai metode yang berbeda untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.

Secara keseluruhan, orangtua bisa membuat pembicaraan tentang seks menjadi menyenangkan. Tetapi yang lebih penting adalah mencoba tenang, sabar, paham emosi dan turbulensi hormon yang terkait dengan pubertas.

Metode yang bekerja untuk satu keluarga mungkin tidak bekerja untuk yang lain. Lanjutkan mencoba pendekatan yang berbeda sampai menemukan yang paling menyenangkan dan dapat diterima oleh anak.

Pembicaraan soal seks tidak bisa dilakukan dengan unsur paksaan. Sebaliknya, mencari waktu yang tepat akan membuat anak lebih nyaman dan terbuka.

Mencari Sumber Lain dan Dorong Pertanyaan

Biarkan mereka berbicara dengan orang lain

Jika anak lebih suka berbicara dengan orang lain tentang perasaan seksual mereka, biarkan mereka melakukannya. Berbicara kepada seseorang yang paling mereka percayai tentang perasaan seksual dan perubahan tubuh akan membantu mereka berpindah ke tahap dewasa dengan mudah.

Izinkan mereka menggunakan sumber pihak ketiga untuk mendapatkan informasi, seperti konselor atau terapis keluarga yang dipercaya. Apa pun yang dieksplorasi misal di media daring harus dipantau.

Dorong terus pertanyaan

Pembicaraan tentang pubertas tidak bisa dilakukan hanya dalam satu sesi. Perlu pembicaraan lanjutan seiring bertambahnya usia anak.

Setelah diskusi awal, dorong anak untuk berbicara lebih dari sekali dan ajukan pertanyaan berikutnya. Tergantung pada seberapa mudah mereka memahami sesuatu. Bersiaplah untuk membicarakan topik yang sama beberapa kali sampai anak memahami konsepnya.

“Untuk beberapa anak dengan kelainan perkembangan, Anda membutuhkan penguatan dan pengingat akan perasaan seksual mereka.”

Ajukan pertanyaan kepada mereka setelah diskusi untuk memastikan mereka mengerti. Ingatkan mereka bahwa diskusi tidak harus berakhir ketika mereka berhenti berbicara. Diskusi bisa dilakukan kapan pun mereka siap dan ingin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya