Pentingnya Menanamkan Pendidikan Inklusi untuk Anak

Pengenalan tentang disabilitas perlu dilakukan pada anak sejak dini. Dengan demikian, mereka akan tumbuh dengan nilai inklusi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Nov 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Anak
Ajari anak tentang disabilitas sejak dini untuk lebih bijak berperilaku inklusif di usia dewasa nanti. (Foto: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Mengenalkan anak tentang disabilitas perlu dilakukan sejak dini. Dengan demikian, mereka akan tumbuh dengan nilai inklusi

“Penting bagi anak untuk mengetahui dan mempraktikkan inklusi. Jadi, jika mereka memiliki teman atau kerabat dengan disabilitas, anak harus tahu bagaimana berinteraksi dengan mereka,” tulis newzhook.com.

Pengajaran dapat dilakukan secara tatap muka mulai dari saling menghormati dan menegaskan bahwa tidak ada yang sempurna. Diikuti dengan masalah empati dan etika pada orang yang menggunakan alat bantu.

Saling menghormati

Seema Lal, Pendiri Together We Can, sebuah kelompok dukungan orang tua dari Kerala India berpendapat sebagian besar masyarakat masih tidak mengetahui tentang disabilitas. Bahkan, istilah cacat masih digunakan untuk penyandang disabilitas.

Jika orang tua menggunakan istilah seperti itu, anak juga akan mengikuti, tambahnya. Anak-anak adalah pembelajar yang cepat. Kecacatan tidak boleh digunakan untuk menggambarkan seseorang.

“Ajari anak Anda untuk menggunakan istilah yang baik.”

Simak Video Berikut Ini:

Tidak Ada yang Sempurna

Ilustrasi kursi roda.
Ilustrasi kursi roda. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Orang tua dapat menanamkan pada anak bahwa disabilitas bukanlah kelemahan seseorang. Mereka jauh lebih dari itu.

“Misalnya, Anda dapat mengetahui bagaimana teman anak Anda yang autisme unggul dalam membuat kerajinan tangan.”

Membuat anak paham bahwa tidak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.

Masalah empati  

Jelaskan pada anak, orang dengan disabilitas tidak membutuhkan simpati atau rasa kasihan. Sebagian besar dari mereka dapat hidup mandiri dan tahu bagaimana melakukan sesuatu sendiri.

“Penting untuk mengajari anak Anda bagaimana berempati dengan difabel. Bicara tentang kesamaan dan bagaimana mereka dapat melakukan hal-hal bersama secara inklusi,” kata Seema.

Etika pada pengguna alat bantu

Alat bantu bagi penyandang difabel sangat penting bagi mereka. Entah itu tongkat, kursi roda, atau yang lainnya. Ajarkan etika yang baik pada anak bahwa mereka harus menghormati perangkat tersebut.

“Anak harus mengetahui bahwa perangkat ada di sana untuk membantu orang cacat.”

Shiny Vinson, Kepala Sekolah, Navajeevan Special School India, menyoroti pentingnya mengajar anak untuk menghormati saudara kandungnya yang difabel agar diperlakukan sama.

“Anak difabel harus selalu diikutsertakan dalam segala hal di rumah. Penting untuk tidak menunjukkan simpati kepada mereka. Bicaralah dengan anak Anda yang non-difabel tentang pentingnya inklusi. Dengan begitu, mereka dapat hidup bersama dan saling membantu,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya