Bentuk Cinta Ayah pada Anaknya yang Cerebral Palsy Berbuah Inovasi pada Kursi Roda

Cinta seorang ayah untuk putrinya yang celebral palsy menghasilkan inovasi untuk penyandang disabilitas yang telah lama tertunda.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 23 Jun 2020, 20:52 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 20:04 WIB
Ilustrasi kursi roda.
Ilustrasi kursi roda. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta Cinta seorang ayah untuk putrinya yang celebral palsy menghasilkan inovasi untuk penyandang disabilitas yang telah lama tertunda.

Barry Dean, seorang penulis yang mendapat nominasi Grammy, mengungkapkan keresahannya terhadap kurangnya fitur keselamatan di kursi roda.

Keresahannya ini timbul sejak mendengar ibu temannya sendiri terluka dan mengalami patah tulang akibat terjungkir dari kursi rodanya saat melewati tanjakan. Pasalnya, ia memiliki seorang putri berusia 19 tahun bernama Katherine yang menderita cerebral palsy dan duduk di kursi roda sepanjang hidupnya.

"Putriku memiliki fusi spinal (teknik operasi tulang punggung untuk menggabungkan dua ruas tulang atau lebih), itu artinya dia memiliki dua setengah lusin sekrup. Aku khawatir jika ia terjatuh, traumanya akan kembali parah" kata Barry kepada USA Today.

Oleh karena itu, ia bersama saudaranya, Jered, beserta tim insinyur menciptakan LUCI.

 

Lagu favorit Katherine

Ilustrasi Fobia dan Kursi Roda (iStockphoto)
Firsta Mungkin Dulu Pernah Punya Pengalaman Buruk dengan Kursi Roda, yang Membuat Dia Jadi Fobia, tapi Firsta Tidak Menyadari Hal Tersebut (Ilustrasi/iStockphoto)

Nama LUCI diberikan sesuai lagu Beatles favorit Katherine, Lucy In The Sky With Diamonds. LUCI merupakan platform perangkat keras dan lunak berteknologi tinggi yang dipasang di kursi roda listrik untuk memberikan stabilitas, keamanan dan konektivitas dengan penggunanya.

"Katherine Dean sangat menyukai kebebasan dan berkeliling dengan kursi rodanya. Kami hanya berharap dia harus bisa melakukannya dengan aman," kata Barry kepada USA Today.

Padahal kursi roda Katherine seharga sekitar 1,2 juta rupiah dan beratnya sekitar 140 kilogram. Namun fitur keselamatannya hanya sabuk pengaman saja. Jadi jika tersandung masih bisa menyebakannya terguling saat berkendara di trotoar yang cukup tinggi.

LUCI ini dipasang di antara roda dan kursi di belakang kursi roda. Teknologi pintar memetakan lingkungan di sekitar kursi roda sehingga dapat bernavigasi di antara rintangan yang menghindari tabrakan, benturan, atau kemungkinan terjungkal.

Portal MyLUCI memungkinkan pengguna untuk melihat data mereka dan mengatur peringatan, jadi Barry bisa tahu jika kursi roda Katherine kehabisan baterai atau terjungkal ditambah dapat melacak lokasinya. LUCI juga bekerja sama dengan Google dan Alexa.

Pada tahun 2003, terdapat lebih dari 100.000 cedera terkait kursi roda di AS dirawat dalam keadaan darurat, menurut data dari National Electronic Injury Surveillance System.

Selain itu, sebuah studi 2011 menemukan bahwa 87% pengguna kursi roda yang berpartisipasi melaporkan setidaknya satu terbalik atau jatuh dalam tiga tahun terakhir (sejak sebelum mereka diwawancarai).

Sebuah inovasi yang dilahirkan dari rasa cinta seorang ayah terhadap putrinya ini membuat kehidupan para pengguna kursi roda merasa lebih aman dan stabil untuk beraktivitas dan tetap terhubung dengan orang-orang yang mereka sayangi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya