Liputan6.com, Jakarta Dignity Kitchen bukanlah restoran hidangan Singapura biasa. Hampir semua pengelola dan pekerja di restoran yang terletak di Mong Kok, Hong Kong tersebut adalah orang-orang dengan disabilitas baik fisik dan mental.
Pendiri restoran tersebut, Koh Seng Choon mengatakan bahwa tempat usahanya melatih karyawan penyandang disabilitas untuk menyiapkan makanan, memasak, serta melayani pelanggan.
Baca Juga
"Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan. Jika kita bisa memberi mereka pekerjaan, mereka akan keluar dari lingkaran kemiskinan," kata pria 61 tahun itu seperti dilansir dari CNA pada Jumat (23/4/2021).
Advertisement
Dignity Kitchen sendiri memiliki tujuan besar, agar karyawan mereka nantinya bisa mendapatkan pekerjaan lain di sektor makanan dan minuman di luar tempat itu, sehingga nantinya mampu melatih orang-orang dengan disabilitas yang baru.
Konsep tersebut awalnya dimulai Koh di Singapura, tempat asalnya. Namun, pemerintah Mong Kok mengundangnya untuk membuka cabang restoran serupa di Hong Kong.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tak Hanya Membekali Keterampilan
Restoran itu sendiri memiliki dapur yang luas dan mengikuti model pujasera di Singapura. Kios minuman dioperasikan oleh karyawan tuli dan diagram yang dipajang di tempat itu mendorong pelanggan untuk mempelajari bahasa isyarat sederhana.
Seorang karyawan dengan disabilitas visual bernama Ming Chung, bekerja menggunakan teknologi untuk mengubah suara ke teks untuk berkoordinasi dengan organisasi lain dan menangani surel dan telepon. Ia sendiri adalah asisten administrasi.
"Direktur (Koh) mengatakan kepada saya bahwa dia tidak peduli dengan kecacatan kami, dia hanya fokus pada kemampuan kami," katanya.
Selain itu Carol Wong, yang memiliki disabilitas intelektual, telah memiliki keterampilan untuk memotong makanan hingga akhirnya dia siap dialihkan ke pekerjaan yang terkait menyiapkan makanan di industri.
"Awalnya saya takut, tapi sejak saya mulai bekerja di restoran ini, saya menjadi tidak takut memotong makanan," kata Wong.
Koh mengatakan bahwa pelatihan yang didapatkan para penyandang disabilitas ini tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan yang berguna, namun juga untuk membantu mereka mendapatkan kepercayaan diri dan martabat yang mungkin kurang mereka miliki.
Advertisement