Dapat Dicontoh, Ajang SCENE 2021 Dinilai Inklusif dan Ramah Disabilitas

Ajang SCENE 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dicap sebagai ajang yang inklusif dan ramah disabilitas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Sep 2021, 13:59 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2021, 13:00 WIB
Abdul Majid penyandang disabilitas netra
Abdul Majid penyandang disabilitas netra yang mengikuti ajang SCENE 2021. Foto: Dokumen Pribadi.

Liputan6.com, Jakarta Ajang SCENE 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dicap sebagai ajang yang inklusif dan ramah disabilitas.

Pasalnya, kompetisi pengembangan skenario film ini dapat diikuti oleh penyandang disabilitas netra tanpa kendala yang berarti.

Gelaran yang berakhir pada 2 september 2021 di Bogor ini diklaim inklusif oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahudin Uno. Hal ini dikonfirmasi oleh salah satu peserta penyandang disabilitas netra Abdul Majid.

“Gelaran SCENE berjalan inklusif, secara pribadi kita selalu berdiskusi dengan panitia dan para mentor terkait penyesuaian-penyesuaian dan model pembelajaran yang aksesibel agar dapat saya ikuti sebagai peserta dengan disabilitas netra,” kata Majid melalui keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021).

Ia menambahkan, semua materi disediakan dalam format MS Word, PDF dan Powerpoint yang sangat aksesibel dengan laptop bicara yang ia miliki.

“Progaram SCENE juga memberikan fasilitas pendamping atau pembisik untuk membantu mendeskripsikan format materi yang berbentuk video seperti cuplikan beberapa referensi film sebagai bahan untuk pengembangan skenario selama masa inkubasi.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rasa Syukur Majid

Majid sebagai Koordinator LIRA Disability Care (LDC) Sidoarjo bersyukur dan merasa beruntung dirinya dapat terpilih untuk mengikuti masa inkubasi dan networking forum sebagai puncak rangkaian acara SCENE 2021.

Ia mengatakan, untuk dapat mencapai tahapan ini dirinya mengeluarkan usaha cukup keras dalam persaingan dengan 80 peserta dari 4 kota yakni Surabaya, Bandung, Padang dan Makassar.

“Tujuan saya mengikuti acara ini adalah salah satu upaya untuk mengkampanyekan isu-isu inklusi sosial khususnya lewat industri kreatif film tanah air.”

“Usaha Kemenparekraf untuk menghadirkan program SCENE yang inklusif bagi penyandang disabilitas sangat perlu di apresiasi,” katanya.

 


Ekosistem Pariwisata Inklusif

Majid juga antusias menyampaikan creative challenge kepada Sandiaga Uno untuk dapat mencanangkan dan segera mewujudkan ekosistem pariwisata yang inklusif, aksesibel dan ramah bagi seluruh ragam penyandang disabilitas.

Menurutnya, hal ini sangat esensial seperti tercantum dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Dalam UU itu disebutkan bahwa setiap warga negara atau penyandang disabilitas mempunyai hak untuk mendapatkan fasilitasi di sektor kebudayaan dan pariwisata.

“Saya yakin Bang Sandi sangat paham dengan hal ini, untuk mewujudkannya hanya diperlukan good will dan political will dari leader yang paham apa yang dibutuhkan oleh rakyat.”

 Ia mencontohkan, salah satu creative challenge untuk mewujudkan ekosistem pariwisata inklusif adalah dengan membuat bioskop yang dapat diakses oleh seluruh ragam disabilitas.


Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya