Hari Disabilitas Internasional di Depan Mata, Ini Harapan Komunitas ABK di Sumatera Barat

Ketua komunitas disabilitas D STARS Indonesia yang berbasis di Sumatera Barat, Emsyarfi menyampaikan harapannya jelang Hari Disabilitas Internasional 2021.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Des 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2021, 13:00 WIB
Adit, putra Emsyarfi yang menyandang down syndrome.
Adit, putra Emsyarfi Ketua D STARS Indonesia yang menyandang down syndrome. Foto: dokumen pribadi.

Liputan6.com, Jakarta Ketua komunitas disabilitas D STARS Indonesia yang berbasis di Sumatera Barat, Emsyarfi menyampaikan harapannya jelang Hari Disabilitas Internasional 2021.

“Harapan saya dan semua ibu anak berkebutuhan khusus (ABK) juga semua penyandang difabel di Indonesia, tidak ada lagi diskriminasi untuk penyandang difabel,” katanya kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, ditulis Kamis (2/12/2021).

Selain itu, ia juga menyebutkan 3 harapan lain yakni:

-T ersedianya lapangan pekerjaan yang memadai sesuai kekuatan dan kemampuan fisik maupun intelektual masing-masing difabel. “Biar orang awam tidak berpikiran bahwa difabel itu tukang minta atau akan memberatkan mereka.”

- Ada akses jalan dan kendaraan umum yang memadai untuk penyandang difabel di Indonesia.

- Ada fasilitas toilet difabel yang layak dan bersih untuk penyandang difabel di rumah ibadah, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya.

Penerapan Nilai Inklusi di Indonesia

Ibu dari anak penyandang down syndrome ini juga memberi tanggapan soal penerapan nilai inklusi di Indonesia.

Menurutnya, selama ini penerapan nilai inklusif terkesan maju-maju mundur. Sesuai mood pengelolanya.

“Masyarakat dan pengambil keputusan juga terlihat masih setengah hati dalam bertindak. Apakah karena ketersediaan pendanaan atau kondisi pandemi yang membuat masalah jadi serba sulit begini?”

Masalah yang Perlu Diperhatikan

Selain penerapan nilai inklusi yang belum maksimal, masalah lain yang perlu diperhatikan menurut Emsyarfi adalah ketersediaan lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan dan fasilitas tempat wisata yang rata-rata belum ramah difabel.

“Berharap kelak ada Lapangan pekerjaan di semua lini untuk difabel, layanan kesehatan gratis untuk difabel dan fasilitas wisata yang memadai untuk para difabel.”

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, ia menyarankan beberapa solusi sebagai berikut:

- Pemerintah punya banyak dana sosial sebenarnya yang bisa diberikan sebagai bantuan lepas atau bantuan modal kerja.

- Tempat ibadah yang membagi bantuan sebaiknya juga memfasilitasi bantuan khusus difabel yang tidak mampu.

- Para swasta besar sebaiknya juga punya program beasiswa untuk difabel tidak mampu yang ingin belajar atau ikut kursus ketrampilan agar bisa bekerja dan menafkahi diri mereka sendiri.

“Banyak solusi yang bisa ditawarkan dan dilakukan berbagai pihak agar para penyandang difabel ini bisa ikut merasakan indahnya hidup setara dan merdeka tak berbatas seperti yang mereka rasakan selama ini,” tutupnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya