Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kondisi disabilitas acap kali tidak dianggap sebagai masalah kesehatan.
Oleh karena itu, tidak ada tindakan yang diambil terhadap inklusi disabilitas di sektor kesehatan. Inklusi disabilitas juga sering diabaikan dalam strategi disabilitas nasional dan rencana aksi untuk mengimplementasikan dan memantau Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD).
Baca Juga
“Standar kesehatan dan kesejahteraan tinggi untuk semua hanya akan mungkin dicapai jika pemerintah memahami perlunya perubahan paradigma. Serta, mengakui bahwa tujuan kesehatan global hanya dapat dicapai ketika inklusi disabilitas merupakan bagian dari prioritas sektor kesehatan,” mengutip who.int, Sabtu (1/1/2022).
Advertisement
Sektor kesehatan yang inklusif ditandai dengan:
-Cakupan kesehatan universal tanpa kesulitan keuangan.
-Perlindungan selama keadaan darurat kesehatan.
-Akses ke intervensi kesehatan masyarakat lintas sektor, seperti air, sanitasi dan layanan kebersihan.
Simak Video Berikut Ini
Tantangan Akses Kesehatan Penyandang Disabilitas
Inklusi disabilitas sangat penting untuk mencapai cakupan kesehatan universal tanpa kesulitan keuangan, karena penyandang disabilitas memiliki tantangan sebagai berikut:
-Tiga kali lebih mungkin untuk ditolak perawatan kesehatannya.
-Empat kali lebih mungkin untuk diperlakukan dengan buruk di sistem perawatan kesehatan.
-Lebih mungkin (50 persen) untuk memiliki beban biaya tinggi akibat penyakit katastropik.
Inklusi disabilitas juga sangat penting untuk mencapai perlindungan yang lebih baik dari keadaan darurat kesehatan seperti pandemi COVID-19.
Peningkatan risiko infeksi dan hambatan dalam mengakses layanan kesehatan dapat membuat penyandang disabilitas lebih berisiko terinfeksi corona.
Advertisement
Bagi Disabilitas Usia Anak
Inklusi disabilitas sangat penting untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik, karena penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat yang 4 sampai 10 kali lebih mungkin mengalami kekerasan.
Mereka juga memiliki risiko cedera nonfatal yang lebih tinggi dari kecelakaan lalu lintas jalan.
Tak hanya pada usia dewasa, penyandang disabilitas usia anak juga memiliki tantangan tersendiri. Mereka tiga kali lebih mungkin mengalami pelecehan seksual dan dua kali lebih mungkin mengalami malnutrisi.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement