Ini yang Bisa Dilakukan Ketika Anak Didiagnosis Disabilitas

ketika Anda mengetahui anak Anda difabel, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 02 Apr 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi menutupi disabilitas
Ilustrasi menutupi disabilitas Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Bagi beberapa orang tua mungkin merasa kesulitan jika mendengar kabar bahwa anak memiliki disabilitas. Orang tua bisa mengembangkan berbagai emosi setelahnya, mulai dari kesedihan hingga ketidakpercayaan, serta kebingungan dan ketakutan. Banyak orang tua memiliki pemikiran skenario terburuk dan bahkan menyangkal bahwa anak mereka memiliki disabilitas.

Perasaan yang timbul tersebut adalah reaksi yang valid ketika mendengar kabar yang tidak disangka-sangka

Sehingga tidak hanya penyandang disabilitas itu sendiri yang membutuhkan persiapan, melainkan juga setiap orang tua perlu mengetahui fakta tentang disabilitas dari jauh hari agar siap menghadapi kabar tentang disabilitas yang diidap anaknya.

Maka dari, itu, Kinera Foundation baru-baru ini menuliskan artikel tentang apa saja yang perlu para orang tua ketahui ketika mendapati anak mereka didiagnosis disabilitas.

Kinera Foundation adalah organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan kebutuhan perawatan kesehatan khusus, dan keluarga mereka, sepanjang masa dengan menyediakan kelompok jaringan orang tua, seminar pendidikan dan lokakarya pelatihan, kegiatan dan acara sosial, akses ke terapi dan perawatan, sambil terus mendukung program inklusif dan komunitas.

Dilansir dari myeasternshoremd, ketika Anda mengetahui anak Anda difabel, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

1. Menyesuaikan diri dengan diagnosis anak

Saat orang tua menavigasi emosi awal mereka dari menerima berita tentang diagnosis anak mereka, penting untuk memberikan waktu untuk menyesuaikan diri dengan diagnosis baru (dan dalam banyak hal kehidupan baru bagi anak dan anggota keluarga mereka). Penolakan memang merupakan reaksi alami pada awalnya, namun penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mereka perlu mentransisikan energi mereka untuk fokus pada apa yang akan membantu anak mereka.

Kinera Foundation mencontohkan bahwa sebelum anak Anda didiagnosis autisme atau disabilitas lainnya, Anda dan suami/istri pasti sudah merasakan ada yang berbeda tentang perkembangan anak Anda dan itu bukan hanya fase yang ia alami.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Ajukan pertanyaan dan cari informasi

Saat masih bersekolah, kita didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Sekarang saatnya untuk menerapkan saran bagus tersebut untuk anak Anda. Pengetahuan yang luas akan membantu Anda memahami diagnosis anak Anda dan mempelajari apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda mengatasi disabilitasnya serta untuk mendukung perkembangan anak. Meskipun akan terlihat berbeda dalam aspek perkembangan daripada anak seusianya.

3. Cari tahu tentang terapi dan layanan yang sekiranya dibutuhkan anak Anda

Jika anak Anda telah didiagnosis, dan berusia kurang dari 3 tahun, tanyakan tentang layanan dan program intervensi dini di daerah Anda. Mengapa layanan intervensi dini? Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin dini seorang anak penyandang disabilitas menerima terapi dan intervensi yang bermanfaat menghasilkan dampak yang lebih besar bagi anak untuk mengatasi tantangan dan membuat kemajuan.

Tapi, ingatlah bahwa jika anak Anda lebih dari 3 tahun, itu belum terlambat. Tanyakan kepada dokter anak atau spesialis Anda tentang program atau layanan yang tersedia untuk anak usia sekolah, 3 tahun ke atas.

Terapi dan layanan yang dapat membantu anak Anda meliputi: terapi okupasi, fisik dan/atau bahasa wicara, terapi perilaku, keterampilan sosial, dan jenis layanan lain berdasarkan kebutuhan anak Anda. Selain itu, peralatan dan produk adaptif khusus untuk disabilitas anak Anda dapat digunakan untuk meningkatkan akses, termasuk perangkat teknologi bantu, pakaian adaptif, dan kursi bermotor.

4. Disabilitas bukan berarti ketidakmampuan

Didiagnosis disabilitas bukan berarti anak Anda tidak memiliki kemampuan, melainkan kemampuan mereka hanya berbeda. Memang benar bahwa memiliki disabilitas menghadirkan tantangan, tetapi bukan berarti anak Anda tidak akan mencapai atau berhasil dan memiliki kehidupan yang bermakna.

5. Anda adalah penolong terbaik bagi anak Anda

Anda yang paling mengenal anak Anda dan Anda adalah klub penggemar terbesar anak Anda. Jadi sebagai orang tua, yakini kalau Anda memiliki potensi besar, karena Anda juga penasihat terbaik anak Anda. Setiap hal yang Anda pelajari tentang disabilitas anak Anda termasuk kebutuhan khususnya, disertai cinta dan dukungan, akan menjadi kombinasi paling kuat untuk membantu anak Anda mencapai tujuan dan menjadi sukses. Serta ingatlah bahwa setiap anak adalah individu yang unik, jadi kisah sukses setiap anak juga unik. Jadi jangan terlalu dini memaksakan kehendak bawa anak harus lulus sekolah dengan ragam penghargaan. Jangan menyerah, justru berikan anak pelatihan dan penuhi semua kebutuhan anak.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya