Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar vaksinasi COVID-19 inklusif bagi kelompok rentan seperti kaum disabilitas di sejumlah kabupaten di provinsi itu.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dr Arman Bausat di Makassar, menyatakan pihaknya telah menyusun panduan penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 yang inklusif bersama sejumlah organisasi penyandang disabilitas dan tengah mengimplementasikan model tersebut, dimana para tenaga kesehatan juga belajar banyak mengenai etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Baca Juga
“Pemahaman baru bagi tenaga kesehatan tentang etika berinteraksi dengan kelompok penyandang disabilitas dan lansia ini, sama pentingnya dengan pencapaian target jumlah penerima vaksin seperti yang selama ini difokuskan dalam layanan vaksinasi regular,” ungkapnya, dikutip Antara.
Advertisement
Oleh karena itu, kata dia, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan akan segera menebarkan pesan pembelajaran ini kepada seluruh kantor dinas di seluruh kabupaten/kota.
Dokter Arman juga menyampaikan keterlibatan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) dan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Hasanuddin sebagai salah satu motor penggerak dan implementer vaksinasi inklusif di Kabupaten Maros perlu diperluas untuk mencakup daerah lain di Sulawesi Selatan.
"Apa yang dilakukan oleh tim ini sangat efektif berkontribusi dalam meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19," ujarnya.
Untuk menggelar vaksinasi inklusif itu, Dinas Kesehatan Sulsel didukung oleh Pemerintah Australia melalui Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) serta berbagai pihak lainnya yang terlibat dalam vaksinasi inklusif di lima kabupaten di Sulsel untuk menemukan pola yang tepat bagi disabilitas, memberikan rasa aman dan nyaman.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
5 kabupaten pelaksanaan vaksinasi inklusif
Koordinator AIHSP untuk wilayah Sulsel Agung Putu Joni Wahyuda mengemukakan bahwa pihaknya telah menggagas vaksinasi inklusif pada lima kabupaten untuk menemukan pola atau metode khususnya pada pelayanan vaksinasi COVID-19.
"Pola yang kita maksud adalah bagaimana vaksinasi tersebut dikembangkan di lapangan, khususnya di tingkat Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk mendorong disabilitas ini berminat untuk mengikuti vaksinasi," ujarnya.
Adapun lima kabupaten sebagai lokus pelaksanaan vaksinasi inklusif yakni Kabupaten Maros, Pinrang, Enrekang, Bone dan Gowa.
Advertisement
Setiap kabupaten punya cara sendiri
Pada pelaksanaannya, setiap kabupaten memiliki cara tersendiri dalam mengoptimalkan seluruh elemen maupun media guna menyukseskan vaksinasi inklusif tersebut.
"Seperti menggunakan radio, media umum, keagamaan di masjid misalnya, itu adalah cara yang mereka gunakan sesuai kondisi," katanya.
Selanjutnya, setelah ditemukan pola vaksinasi bagi kelompok rentan, maka akan dilakukan edukasi dan sosialisasi ke seluruh kabupaten di Sulsel pada 4 dan 5 Agustus mendatang, kemudian 8-9 Agustus 2022.
Vaksinasi inklusif juga dilakukan di beberapa kota di Jawa, Bali dan NTT
Selain Sulsel, hal serupa juga dilakukan di Bali, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.
Kolaborasi lintas pihak tersebut menjadi warna utama penyelenggaraan seri vaksinasi inklusif.
Selain melibatkan Departemen IKK/IKM, kolaborasi lainnya dengan Universitas Hasanuddin yakni pengerahan tenaga mahasiswa-mahasiswi yang sedang menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lokasi vaksinasi.
Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof Adi Maulana menyebut dukungan dan layanan terhadap penyandang disabilitas dapat menjadi tema potensial program KKN para mahasiwa/mahasiswi Universitas Hasanuddin, juga membuka kesempatan bagi pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Peduli Penyandang Disabilitas di masa mendatang.
Advertisement