Liputan6.com, Jakarta - Seorang karyawan Twitter penyandang disabilitas yang mencoba untuk menanyakan kejelasan apakah dia telah dipecat, mendapat ejekan dari Chief Executive Twitter, Elon Musk.
Musk merespons secara terbuka dan meremehkan kondisi pekerja tersebut —yang merupakan penyandang disabilitas— sebelum akhirnya minta maaf keesokan harinya.
Baca Juga
Pekerja itu merupakan Halli Thorleifsson, Direktur Senior Ueno, perusahaan desain digital yang berspesialisasi dalam merancang produk dan merek. Ueno dibeli oleh Twitter pada 2021.
Advertisement
Thorleifsson men-tweet kepada Musk pada Senin (6/3) bahwa aksesnya ke komputer kerja telah dicabut. Ia mengaku tidak mendapat jawaban dari pihak HRD apakah dia masih bekerja di perusahaan tersebut atau tidak, melansir dari Strait Times pada (3/10).
Musk menjawab pertanyaan itu secara publik di Twitter. Musk bertanya pekerjaan seperti apa yang dilakukan Thorleifsson dan apa nilainya, lalu mengirimkan meme dan emoji yang mengejek tweet Thorleifsson.
Thorleifsson kemudian mengatakan bahwa pihak HRD menghubunginya dan mengonfirmasi bahwa dia bukan lagi karyawan Twitter.
Melalui tweet terpisah, Elon Musk kemudian membahas mengenai disabilitas Thorleifsson dengan pihak ketiga secara publik.
“Kenyataannya adalah orang ini (yang secara mandiri memang kaya) tidak benar-benar bekerja, mengklaim bahwa disabilitas yang ia miliki menyulitkannya dalam mengetik, tetapi secara bersamaan men-tweet,”
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya menghormati itu,” tulis Musk.
Musk juga mengatakan bahwa Thorleifsson men-tweet kepada dia hanya untuk mendapatkan uang yang banyak.
Undang-undang Penyandang Disabilitas Amerika atau The Americans with Disabilities Act (ADA) mengamanatkan agar pemberi kerja merahasiakan status disabilitas karyawan mereka.
ADA juga menawarkan perlindungan tertentu kepada pekerja penyandang disabilitas, dan melarang diskriminasi, seperti keputusan dalam mempekerjakan atau memecat, yang didasarkan pada disabilitas.
Penjelasan Thorleifsson
Thorleifsson merinci keterbatasan distrofi ototnya dengan followersnya. Dia mengungkapkan bahwa ia dapat menulis utas di Twitter melalui ponselnya, karena memungkinkan dia mengetik dengan satu jari.
Ia menambahkan, keterbatasan yang ia miliki bukanlah masalah besar di Twitter sebelum dipimpin oleh Musk.
“Saya adalah direktur senior dan tugas saya adalah membantu tim untuk bergerak maju, memberi mereka panduan strategis dan taktik,” katanya.
“Tapi seperti yang saya katakan kepada HRD (saya berasumsi bahwa itu adalah informasi kesehatan rahasia yang Anda sebarkan) saya tidak bisa bekerja sebagai desainer langsung karena alasan yang telah dijelaskan di atas.”
Advertisement
Pembelaan Musk
Pada Selasa (7/3), Musk mengaku bahwa dia telah mengobrol dengan Thorleifsson melalui panggilan video. Ia ingin meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.
Dia menambahkan, ia sedang mempertimbangkan Thorleifsson untuk tetap bekerja di Twitter.
"Saya ingin meminta maaf kepada Halli atas kesalahpahaman saya tentang situasinya. Itu didasarkan pada hal-hal yang saya diberitahu tidak benar, atau dalam beberapa kasus, benar, tetapi tidak berarti," tulis Musk pada Selasa (3/7).
"Dia (Halli) sedang dipertimbangkan untuk tetap bekerja di Twitter."
Sebagaimana ditulis Strait Times, pada Februari lalu, Musk dikabarkan memecat 200 karyawan Twitter lainnya.
Bukan Kontroversi Pertama Musk
Ini bukan pertama kali Musk secara terbuka mengolok-olok karyawan di Twitter, perusahaan yang dibelinya seharga $44 miliar pada akhir 2022, melansir CNN Business (10/3).
Sebelumnya, Musk pernah berseteru dengan mantan eksekutif Twitter, memecat karyawan yang mengkritiknya.
Dalam kasus yang sama, Musk mengatakan bahwa tweet yang ditulis oleh sang mantan karyawan tentang Musk itu merupakan akibat dari Tourette Syndrome yang mantan karyawan itu miliki.
Tak hanya itu, pada Juli 2018, Musk mengejek seorang penjelajah gua Inggris, Vernon Unsworth.
Musk menyebut Unsworth yang membantu menyelamatkan tim sepak bola Thailand yang terjebak itu sebagai "pria pedo".
Unsworth kemudian menggugat Musk atas dasar pencemaran nama baik, tetapi gagal.
Advertisement