Liputan6.com, Jakarta Penyandang hidrosefalus dari Indramayu, Jawa Barat, Ziban kini mulai kembali tersenyum dan dapat merespons orang-orang yang mengajaknya interaksi.
Bocah umur tujuh tahun ini menyandang hidrosefalus sejak lahir. Namun, pengobatannya tidak bisa dijalankan dengan baik lantaran terbentur biaya rumah sakit.
Baca Juga
Ziban berasal dari keluarga tidak mampu. Kebutuhan sehari-hari tergantung pada penghasilan ayahnya, Ade Iwan. Pria 32 tahun ini merupakan buruh harian lepas dengan penghasilan tidak menentu.
Advertisement
Beruntung, tiga tahun lalu bocah ini mendapat tindakan operasi di RSUD Gunung Jati Cirebon atas prakarsa komunitas sosial. Pasca operasi, Ziban diharuskan kontrol rutin dan menjalani terapi. Namun, lagi-lagi lantaran terkendala biaya, terapi tidak dilanjutkan.
Mendapat Perhatian Kemensos
Di awal 2023 informasi tentang kondisi Ziban sampai ke pihak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemensos RI) atas bantuan media.
Pada Maret, Sentra Phalamarta di Sukabumi telah diinstruksikan Kemensos untuk membantu penanganan Ziban di RSUD Indramayu. Saat ini, proses perawatan Ziban masih dalam pengawasan Sentra tersebut.
Belum lama ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini pun mengunjungi Ziban untuk melihat kondisinya.
Ada gelak tawa di wajah Ziban saat Tri Rismaharini menyapanya dan memainkan sebuah robot mainan di hadapannya.
Menunjukkan Perkembangan Baik
Dalam dekapan sang ibu, Dayyinah (27), Ziban sudah menunjukkan perkembangan yang baik.
“Eh, ketawa. Ayo, coba dipegang, Ziban,” kata Risma kepada Ziban mengutip keterangan resmi, Minggu (2/7/2023).
Risma terus mengajak Ziban berinteraksi. Sembari menghibur Ziban, sesekali ia berbincang dengan ibunya.
“Dia udah mulai terangsang ini, Bu. Saya beri mainan, dia ketawa. Saya ajak ngomong, dia respons. Diajak interaksi terus ya, di rumah,” kata Mensos berpesan pada Dayyinah.
Advertisement
Bantu Ziban Terapi Rutin
Selain menyarankan agar intens mengajak sang anak berinteraksi, Risma juga meminta jajarannya agar membantu orangtua Ziban membawanya terapi rutin.
“Tolong, ini dibantu dibawa ke fisioterapi ya, biar rutin terapi. Masih kecil ini, harusnya masih bisa diterapi,” kata Risma kepada jajarannya.
Untuk membantu menunjang biaya pengobatan dan kebutuhan selama perawatan Ziban, Risma menggandeng kitabisa.com.
Menurutnya, kebutuhan saat mengupayakan kesembuhan pada pasien penyakit berat sangat besar sehingga tidak cukup hanya dengan BPJS.
“Tidak bisa hanya di-support dari BPJS saja. Karena itu, Kemensos bekerja sama dengan kitabisa untuk membantu meringankan beban para orangtua ini untuk pengobatan anak-anak mereka,” ujarnya.
Kolaborasi Menggalang Dana
Risma menyebut Kemensos dan kitabisa memiliki andil masing-masing dalam pemberian bantuan.
“Teman-teman kitabisa bantu donasinya. Kami di Kemensos memberikan kebutuhan makanan, vitamin dan kebutuhan dasar lainnya, kebutuhan mereka di luar pengobatan untuk supporting,” ucapnya.
Kepada Ziban, Mensos menyerahkan donasi kitabisa.com senilai Rp70.154.161 dan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) senilai Rp16.500.000 yang dikelola Sentra Phalamarta di Sukabumi.
Orangtuanya juga diberi modal kewirausahaan berupa 2 ekor kambing ternak dan jualan warung kopi.
Selain Ziban, ketiga anak dengan penyakit berat dari daerah lainnya juga mendapat bantuan di lokasi yang sama. Kharunia Mutiara Ainisa menerima donasi kitabisa.com senilai Rp54.125.530 dan bantuan ATENSI senilai Rp39.200.000 yang dikelola Sentra Terpadu Pangudi Luhur di Bekasi. Gadis 3 tahun asal Batam itu mengalami kanker mata stadium 3.
Selain itu, Hilya Nauril Fatihah (3), pasien tumor mata asal Bogor, menerima donasi kitabisa.com senilai Rp149.449.111 dan bantuan ATENSI senilai Rp48.032.439 yang dikelola Sentra Galih Pakuan di Bogor.
Sedangkan, Al Qori Ramadhan (1), pasien anensefali atau tengkorak kepala kurang lengkap asal Kalimantan Barat, menerima donasi kitabisa.com senilai Rp55.327.267 dan bantuan ATENSI senilai Rp22.500.000 yang dikelola Sentra Antasena di Magelang.
Advertisement