Usung Inovasi Alat Baca Braille untuk Disabilitas Netra, 4 Mahasiswa Ini Berhasil Tembus 3 Besar Kompetisi Dunia

Empat mahasiswa ini kembangkan inovasi alat baca braille untuk penyandang disabilitas netra dan berhasil masuk tiga besar atau top 3 winner dalam ajang internasional Google.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Agu 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2023, 15:00 WIB
Usung Inovasi Alat Baca Braille untuk Disabilitas Netra, 4 Mahasiswa Ini Berhasil Tembus 3 Besar Kompetisi Dunia
Empat mahasiswa ini kembangkan inovasi alat baca braille untuk penyandang disabilitas netra dan berhasil masuk tiga besar atau top 3 winner dalam ajang internasional Google. Foto: Binus.

Liputan6.com, Jakarta Empat mahasiswa Universitas Bina Nusantara (BINUS) unjuk gigi di ajang Google Solution Challenge 2023 dan mengusung inovasi alat baca Braille.

Keempat mahasiswa itu adalah Philipus Adriel Tandra, Aric Hernando, Jason Jeremy Wijadi, dan Jason Christian Hailianto. Mereka mengembangkan inovasi alat bantu untuk penyandang disabilitas netra dan berhasil masuk tiga besar atau top 3 winner dalam ajang internasional tersebut.

Kompetisi ini memang menuntut para peserta untuk menciptakan sebuah inovasi yang bermanfaat bagi orang banyak. Ide pengembangan alat baca Braille sendiri dilatarbelakangi banyaknya penyandang tunanetra yang belum memiliki akses penuh pada bahan bacaan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI 2020, jumlah penyandang disabilitas netra sudah mencapai 5 persen dari total penduduk Indonesia. Namun, jumlah yang cukup banyak ini masih belum diimbangi dengan akses disabilitas yang mumpuni.

“Buktinya, masih jarang akses disabilitas yang terlihat di publik, termasuk bagi penyandang tunanetra,” kata empat mahasiswa yang menamai grupnya sebagai Wonder Reader dalam keterangan pers yang diterima Disabilitas Liputan6.com, dikutip Jumat (25/8/2023).

Wonder Reader menciptakan inovasi pemanfaatan teknologi yang dapat berguna bagi siswa penyandang disabilitas netra.

Mereka menggabungkan tiga fasilitas Google yang mencakup Google Cloud, Firebase, Flutter, and Google Text to Speech API.

Ketiga kombinasi ini menghasilkan karya inovatif yang selaras dengan dua poin utama SDG Goals, yaitu Quality Education (pendidikan berkualitas) dan Reduced Inequalities (meredam ketidaksetaraan).

Diuji Coba di Yayasan Mitra Netra

Usung Inovasi Alat Baca Braille untuk Disabilitas Netra, 4 Mahasiswa Ini Berhasil Tembus 3 Besar Kompetisi Dunia
Empat mahasiswa ini kembangkan inovasi alat baca braille untuk penyandang disabilitas netra dan berhasil masuk tiga besar atau top 3 winner dalam ajang internasional Google. Foto: Binus.

Karya inovatif ini diuji coba di Yayasan Mitra Netra, sebuah yayasan yang fokus pada isu disabilitas netra. Wonder Reader mendapat respons positif dari pengajar komputer di yayasan tersebut, Suryo Pramono.

Respons yang baik kian memantik semangat tim Wonder Reader untuk mengembangkan alat baca Braille yang akan berguna bagi banyak orang ini.

“GDSC (Google Developer Students Club) juga menghubungkan kami dengan organisasi-organisasi terkait yang memberikan kami inspirasi dan masukan untuk mengembangkan alat pembaca Braille ini.” ungkap Adriel, salah satu anggota Wonder Reader.

Apresiasi dari Berbagai Pihak

Usung Inovasi Alat Baca Braille untuk Disabilitas Netra, 4 Mahasiswa Ini Berhasil Tembus 3 Besar Kompetisi Dunia
Empat mahasiswa ini kembangkan inovasi alat baca braille untuk penyandang disabilitas netra dan berhasil masuk tiga besar atau top 3 winner dalam ajang internasional Google. Foto: Binus.

Berkat kiprahnya mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia, Wonder Reader mendapat apresiasi positif dari para juri, media, dan pihak kampus.

Selama kontes berlangsung, karya tim Wonder Reader Indonesia mendapatkan respons yang sangat positif dari para juri. Buktinya, mereka berhasil naik menjadi Global Top 3 Teams di antara 10 peserta terbaik lainnya.

Peserta lain berasal dari berbagai negara termasuk Bolivia, Nigeria, India, Singapura, Korea Selatan, Inggris, Kazakhstan, dan Amerika Serikat.

Seluruh peserta bukan hanya ahli dalam penggunaan teknologi, tapi juga memiliki kepedulian pada masalah di sekitar mereka. Dengan demikian, kontes ini bukan sekedar ajang perlombaan saja bagi mereka, tetapi juga turut menyumbang pencapaian untuk SDG Goals 2030.

Bukti Mahasiswa Indonesia Juga Mampu Bersaing di Tingkat Global

Usung Inovasi Alat Baca Braille untuk Disabilitas Netra, 4 Mahasiswa Ini Berhasil Tembus 3 Besar Kompetisi Dunia
Empat mahasiswa ini kembangkan inovasi alat baca braille untuk penyandang disabilitas netra dan berhasil masuk tiga besar atau top 3 winner dalam ajang internasional Google. Foto: Binus.

Selang beberapa jam setelah pengumuman Google Solutions Challenge diumumkan, Wonder Reader juga mendapatkan perhatian dari banyak media. Berita kemenangan ini mulai dimuat di media-media ternama.

Tak hanya mengharumkan nama bangsa, Wonder Reader juga turut membuat pihak BINUS International bangga memiliki mahasiswa cerdas dan inovatif yang mampu bersaing di kancah global dengan karyanya yang bermanfaat.

Pencapaian ini juga tak lepas dari peran Jude Joseph Lamug Martinez, dosen sekaligus Head of Program Computer Science BINUS International yang sering terlibat dalam GDSC bersama ke-4 mahasiswa tersebut.

Dengan demikian, Wonder Reader telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mempunyai potensi yang sama besarnya dengan negara lain dalam inovasi teknologi yang berdampak positif bagi masyarakat.

Keempat mahasiswa BINUS International ini bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk turut menyumbang prestasi-prestasi Global lain di masa depan.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya