Liputan6.com, Jakarta - Paralimpiade Paris segera dihelat pada 28 Agustus hingga 8 September 2024. Dalam gelaran pesta olahraga disabilitas ini, Indonesia memiliki target raihan medali tersendiri.
Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Reda Manthovani mengatakan, secara realistis Kontingen Indonesia menargetkan meraih 1 medali emas, 2 perak dan 3 perunggu.
Baca Juga
"Secara realistis kita menargetkan capaian medali Indonesia pada Paralimpiade 2024 Paris berupa, 1 emas, 2 perak dan 3 perunggu," kata Reda Manthovani saat melaporkan kesiapan atlet kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo di Paralympic Training Center, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis, 15 Agustus 2024.
Advertisement
Reda merasa optimis target yang telah dicanangkan akan tercapai dengan persiapan matang dan serius dari atlet dan stakeholder terkait lainnya.
"Kami meyakini bahwa target ini akan tercapai melalui upaya dan persiapan yang matang dan serius yang telah dilakukan oleh seluruh olahragawan kita, ofisial dan pihak terkait lainnya," ujarnya mengutip laman Kemenpora, Selasa (20/8/2024).
"Kami menyatakan bahwa seluruh atlet yang akan berpartisipasi dalam Paralimpiade 2024 Paris telah siap secara fisik dan mental serta telah mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh," imbuhnya.
Sebelumnya, atlet paralimpiade Indonesia telah menjalankan pelatnas di Kota Solo dari Bulan November 2023 hingga Agustus 2024. Sebanyak 35 atlet telah lolos kualifikasi Paralimpiade 2024 Paris.
"Kenaikan 12 atlet menjadi 35 atlet dibandingkan dengan 4 tahun lalu ini sangat luar biasa. Saya berharap dan kita doakan apa yang telah dilakukan NPC Indonesia dan Kemenpora mulai dari pembinaan, talent scouting ada peningkatan dan pemerataan yang signifikan, jadi semoga potensi medalinya bisa lebih besar lagi," ujar Dito.
Atlet Blind Judo Asal Garut Siap Wakili Indonesia di Paris
Salah satu atlet yang akan berlaga di Paralimpiade 2024 Paris adalah Junaedi. Penyandang disabilitas netra asal Garut, Jawa Barat, itu akan memperjuangkan medali di cabang olahraga (cabor) blind judo.
"Rasanya sangat luar biasa. Karena semua atlet pasti menginginkan yang terbaik apalagi paralimpiade ini even tertinggi dunia untuk kita," kata Junaedi mengutip keterangan pers.
Meski pelatih tak memberi target tertentu padanya, tapi pemuda Sunda itu memiliki keinginan pribadi untuk sumbangkan medali untuk Merah Putih
"Target pribadi saya yaitu saya ingin memberikan medali emas untuk Indonesia tapi dari pelatih nggak ada target, hanya pesannya untuk tampil yang terbaik aja," paparnya.
Advertisement
Sempat Raih Medali Emas di ASEAN Para Games 2022
Sebelum melenggang ke Paris, Junaedi dikenal sebagai atlet judo tunanetra (blind judo) dan meraih emas di ASEAN Para Games 2022.
Menurutnya, semua capaian ini tak lepas dari jasa orangtuanya yang selalu memberi dukungan. Junaedi berkisah, dirinya lahir di keluarga menengah ke bawah. Dia adalah putra dari pasangan Odin dan Etin, yang berprofesi sebagai pengembala kambing dan petani.
"Orangtua saya petani, penggembala, dulu waktu kecil (SD) saya bantu orangtua gembala kambing dan bertani,” kenang Junaedi.
Kenal Bela Diri Sejak SMP
Junaedi pun mengungkap, dirinya mulai menyukai seni bela diri sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
“Di SMP saya kenal bela diri dan hobi saya mulai tersalurkan saat di Bandung," ucapnya.
Pemuda kelahiran 15 Februari 1996 ini pun menegaskan bahwa disabilitas netra yang disandang tak menyurutkan niatnya membahagiakan orangtua dan keluarganya. Junaedi pun terjun ke dunia bela diri diawali dengan silat. Selanjutnya, ia menekuni hobi lain yakni di blind judo. Hobi ini pun didukung penuh oleh orangtua.
"Orangtua ya khususnya, sangat memberi support dan dukungan sangat luar biasa. Saya dari kecil memang hobinya beladiri. Saya pernah ikut pencak silat dan ikut klub di Bandung, tapi dari pelatih nawarin untuk ikut blind judo di tahun 2014," ujarnya.
Advertisement