Kenali Ciri-Ciri dan Cara Mendeteksi Dini Autisme pada Anak, 2 Gejala Umum Saja Perlu Diwaspadai

Kenali ciri-ciri autisme pada anak sejak dini, pentingnya deteksi dini, dan berbagai terapi pengobatan untuk membantu tumbuh kembang anak dengan autisme.

oleh Tim Disabilitas Diperbarui 13 Mar 2025, 14:47 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 14:43 WIB
autisme
Ilustrasi autisme. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Autisme, atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA), adalah kondisi perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan berperilaku. Kondisi ini umumnya muncul sebelum usia 3 tahun, meskipun beberapa gejala mungkin terlihat sejak lahir. Penyebab pasti autisme belum diketahui sepenuhnya, tetapi penelitian menunjukkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan penting.

Gejala autisme sangat bervariasi, sehingga deteksi dini sangat penting. Beberapa gejala umum meliputi gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan perilaku, minat, serta aktivitas yang terbatas dan berulang. Penanganan autisme melibatkan berbagai terapi untuk membantu anak mengembangkan keterampilan dan mengelola gejala.

Deteksi dini dan intervensi yang tepat sangat krusial untuk membantu anak dengan autisme mencapai potensi maksimalnya. Gejala autisme secara umum ada dua. "Satu, gangguan interaksi dan gangguan komunikasi untuk kebutuhan sosialnya. Yang kedua, anak ini melakukan perilaku yang itu-itu saja, tidak berubah dan diulang dalam waktu yang tidak wajar," kata Profesor Hardiono D. Pusponegoro, dokter spesialis anak konsultan neurologi, menjelaskan gejala umum autisme dalam Webinar Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT) Seri 11 bersama BKKBN. Gejala ini bisa terlihat sejak usia dini, bahkan di bawah 1 tahun, atau sebelum usia tiga tahun, namun pada kasus ringan mungkin baru terlihat di usia lebih tua. 

Promosi 1

Ciri-Ciri Autisme pada Anak

Anak dengan autisme sering menunjukkan gangguan interaksi sosial, seperti kesulitan membentuk dan mempertahankan hubungan, kurangnya kontak mata, dan kesulitan memahami isyarat sosial. Mereka mungkin lebih memilih bermain sendiri daripada berinteraksi dengan teman sebaya. Selain itu, anak dengan autisme juga dapat mengalami gangguan komunikasi, seperti keterlambatan bicara, kesulitan memulai percakapan, dan penggunaan bahasa yang berulang.

Perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas dan berulang (RRB) juga merupakan ciri khas autisme. Contohnya, mengayunkan tubuh, menepuk tangan berulang kali, atau terpaku pada satu hal tertentu. Anak dengan autisme juga bisa menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap rangsangan sensoris seperti suara atau cahaya. 

Hardiono menambahkan, seorang anak bisa dicurigai menyandang autisme jika terdapat dua dari beberapa gejala berikut:

  • Cara bicara tak biasa atau enggan bicara.
  • Gerakan atau penggunaan obyek yang repetitive atau berulang-ulang.
  • Keterikatan terhadap rutinitas.Kesulitan dalam menerima perubahan.
  • Minat terbatas dengan intensitas atau fokus abnormal.
  • Hiper atau hipo reaktif terhadap input sensoris atau minat abnormal terhadap aspek sensoris dari lingkungan (Sensory Processing Disorder).

Terapi Pengobatan Anak Autisme

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan autisme, tetapi berbagai terapi dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan dan mengelola gejala. Terapi perilaku (ABA) merupakan salah satu terapi yang umum digunakan, berfokus pada modifikasi perilaku untuk meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi, serta mengurangi perilaku yang mengganggu.

Terapi wicara dan bahasa membantu meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal. Terapi okupasi membantu meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar, serta kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Terapi sensori integrasi membantu anak memproses dan merespons rangsangan sensoris dengan lebih efektif.

Terapi lain yang dapat diberikan meliputi terapi bermain, terapi fisik, dan dukungan psikologis. Penting untuk diingat bahwa pendekatan terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak, dan melibatkan kolaborasi antara orang tua, terapis, dan profesional kesehatan lainnya.

Merawat Anak Autisme: Tips dan Dukungan

Merawat anak dengan autisme membutuhkan kesabaran, pemahaman, dan konsistensi. Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi anak, dengan rutinitas yang konsisten dan prediksibel untuk meminimalkan kecemasan.

Komunikasi yang efektif sangat penting. Belajar memahami cara berkomunikasi anak, dan merespons kebutuhan mereka dengan tepat, akan membantu membangun hubungan yang kuat. Berikan pujian dan penghargaan atas usaha dan kemajuan anak, untuk memotivasi mereka.

Bergabung dengan kelompok dukungan orang tua anak autisme dapat memberikan dukungan emosional dan praktis. Berbagi pengalaman dan informasi dengan orang tua lain dapat membantu mengatasi tantangan dalam merawat anak dengan autisme. Ingatlah bahwa setiap anak unik, dan pendekatan perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Skrining dan Deteksi Dini Autisme

Skrining autisme dapat dilakukan sejak usia 1 tahun, meskipun gejala mungkin baru terlihat jelas di usia 2-3 tahun. Skrining ini bukan diagnosis, melainkan untuk mendeteksi kecurigaan adanya autisme. "Skrining ini bukan diagnosis ya, hanya menentukan bahwa ada kecurigaan terhadap autisme," jelas Profesor Hardiono.

Salah satu cara skrining adalah dengan menggunakan kuesioner Early Screening of Autistic Trait (ESAT) yang tersedia secara online. Hasil skrining ini dapat membantu orang tua untuk lebih waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis jika ditemukan gejala mencurigakan. Deteksi dini sangat penting karena intervensi dini dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan anak.

Setelah skrining, assessment transdisiplin biasanya dilakukan di klinik, melibatkan orang tua, dokter, psikolog, dan berbagai terapis. Hal ini untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kondisi anak dan merencanakan intervensi yang tepat. Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, anak dengan autisme dapat mencapai potensi penuh mereka.

Perbedaan Autisme dan Down Syndrome

Penting untuk membedakan autisme dan Down Syndrome. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang tidak terkait dengan kelainan kromosom, sedangkan Down Syndrome disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Kedua kondisi ini memiliki gejala dan penanganan yang berbeda.

Autisme ditandai dengan gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang berulang, sementara Down Syndrome ditandai dengan keterlambatan perkembangan, ciri fisik tertentu, dan potensi masalah kesehatan lainnya. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan perawatan dan dukungan yang tepat.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan anak Anda, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan evaluasi dan diagnosis yang tepat. Jangan ragu untuk mencari informasi dan dukungan dari berbagai sumber, termasuk kelompok dukungan orang tua dan organisasi terkait autisme.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya